Zakat fitrah dan kebaikan untuk saling berbagi

Ada 5 Keutamaan Membayar Zakat - Apahabar.com

Konsep Zakat yang seharusnya di lakukan dan di anut oleh umat Islam di dalam keseharian mereka.    

   Sampailah kita sekali lagi di bulan suci ramadhan yang penuh berkah yang di yakini oleh orang muslim sejatinya. Puasa adalah hal yang sudah di tunggu-tunggu oleh semua warga muslim yang ada di dunia di tiap tahunnya. Mereka menjalankannya dengan penuh niat yang ada dari dalam diri mereka masing-masing. Puasa memang harus di pupuk dan di ajarkan agar maknanya tidak luntur begitu saja. Kita yang menjalankan puasa ada baiknya tidak saja asal di dalam menjalankannya. Akan tetapi tersimpan makna terbersit yang ada di dalam makna puasa kita masing-masing. Puasa itu akan berbeda maknanya jika kita paham makna dan tujuan yang ada sedang kita jalankan. Sebagai contoh jika kita mempunyai tujuan di dalam selipan doa di setiap sholat lima waktu yang kita jalankan di setiap harinya. Tujuannya untuk orang tua yang sedang dalam pengobatan misalnya, anak kita yang sedang menempuh pendidikannya di negara orang lain, krisis corona ini yang mana kurang membuat kita bisa beraktifitas dengan baik hal itu akan membuat kita lebih fokus di saat kita menjalankan puasa kita sendiri. Apalagi jika saya boleh sedikit menambahkan di saat kita berpuasa hal yang tersulit yang harus kita kendalikan adalah hawa nafsu kita masing-masing. Karena tentunya di saat kita menahan hawa lapar dan haus di aktifitas kita, lalu kita juga harus menahan emosi dan hawa nafsu kita masing-masing. Semoga kita yang menjalankan ibadah puasa ini tidaklah asal di saat menjalankannya tetapi lebih mempunyai tujuan doa-doa yang Tuhan belum berkehendak untuk mengabulkan doa-doa terbaik kita kepada sang khalik. Lalu, masih adakah makna terbaik lainnya selain berpuasa yang kita jalankan seperti biasanya di bulan ramadhan ini? Ternyata ada makna terbauk yang ada yang seringnya kita hanya pandang sebelah mata. Tetapi hal ini justru yang terpenting sembari kita menjalankan ibadah puasa. Kita telusuri apa yang menjadi tanggung jawab untuk berbagi selagi kita berpuasa.       

    Saya belajar banyak dari moral lesson yang ingin di bagikan atau di sampaikan di dalam tujuan berzakat ini sendiri. Mungkin di dalam pikiran kita sendiri selagi kita masih ada di dunia ini sudah sepantasnya kita untuk dapat mengumpulkan harta yang kita miliki sebanyak-banyaknya. Di kumpulkan tentunya tidak mengapa bagus-bagus saja apalagi kalau kita menyisihkannya untuk di tabung di masa depan atau hari tua kita masing-masing nantinya di saat kita sudah tidak dapat bekerja secara produktif lagi. Kalau kita mencoba berpikir secara logis dan panjang tentang harta kurang lebih implikasinya akan seperti ini. Harta yang ada di dunia ini hanyalah sebagai titipan kita sendiri selama kita masih menginjakkan kaki kita di dunia ini. Nah, kalau di sampaikan harta yang ada di dunia ini hanya sebagai titipan Allah kita saja. Sewajarnya langkah yang harus kita lakukan adalah kita berusaha dengan untuk tidak menjadi kikir dalam satu pihak saja. Akan tetapi ajaran islam di sini menekankan bahwa harta yang hanya sebagai titipan dari Tuhan semesta sudah sewajarnya untuk dapat diolah lagi. Zakat di sini tujuan lebih lanjut adalah bentuk dari ibadah kita masing-masing tentunya. Selain untuk membersihkan hati kita masing-masing untuk lebih bersedekah. Zakat adalah salah satu bentuk sosial yang tentunya tujuannya agar mampu untuk menjadikan solusi permasalahan dari umat yang ada di sektor ekonomi. Selain sebagai solusi di dalam memecahkan masalah ekonomi juga di harapkan mencegah bencana yang datang di dalam manusia itu sendiri. Bagaimana dan apa y

       Kalau mau di runut lebih lanjut lagi tanpa mengecilkan nyali penganut agama muslim yang lainnya, belum tentu semua dari mereka menjalankan ber-zakat ini dengan rutin dan penuh kesungguhan hati. Bisa saja mereka di bubuhi nasehat sehari-harinya dari orang tua mereka masing-masing untuk melakukan zakat, tetapi kalau dari dalam diri mereka belum ada kesadaran tidak akan terpenuhi juga. Bisa saja minimnya pemahaman tentang ber-zakat ini sendiri. Pemikiran saya simple saja kalau kita mau di berkati di dalam finansial mereka, akan tetapi jika mereka tidak memberkati yang perlu di berkati ya berkatnya bisa saja mandeg di tempat. Masih banyak pihak lainnya yang kita tidak lihat dengan kasat mata orang yang perlu untuk kita berkati. Hukumnya saling memberkati sampai sekarang masih belum berubah dari zaman nenek moyang kita sampai ke generasinya yang ke sekian. Harta ini hanyalah titipan dari ilahi yang kurang kita kelola sedemikian rupa sampai kesudahannya dan sifat dari harta itu tidak abadi tentunya. Kita sebagai manusia di serahi tugas mulia yang harus kita emban. Alangkah indahnya jika kita bisa saling berbagi dengan pihak-pihak yang lebih membutuhkan daripada kita yang sekiranya harta kita sudah tercukupkan di dalam keseharian kita dari segi material pangan dan papan. Mari terus ber-zakat fitri, supaya raga dan jiwa akan terpebuhi damai di dalam dan di luar. Karena itulah makna sesungguhnya dari ber-zakat fitri. 


  
 Kalau kita mempunyai harta yang cukup banyak atau berlimpah yang mana menjadi harapan utama dari harta yang kita miliki. Kita akan merasakan sepertinya di saat kita mengeluarkan hak dari harta itu sendiri merasakan adanya keterpaksaan. Zakat atau biasanya disebutnya sebagai shadaqah ini merupakan bagian terpenting dari hak harta seorang warga muslim. Istilahnya kurang lebih seperti ini, di kala kita mengeluarkan kewajiban memberikan zakatnya, maka secara tidak langsung harta kita sedang di proses untuk dapat terus berkembang. Harta kita sedang di bersihkan dan pemiliknya menjadi passive income terhadap kondisi ekonomi yang sekarang ini sedang kurang baik atau sedang terpuruk. Kontradiksinya adalah dengan melakukan zakat, mau tidak mau kita sedang di proses melalui recovery dan penataan ulang kembali  dari kondisi kesejahteraan umat Islam yang sedang tertinggal jauh dari umat agama yang lainnya
       

      Jadi intinya adalah jangan sampai kita menunggu diri kita berlimpah atau mempunyai harta yang cukup banyak lalu kita baru memberikan zakat. Tetapi mindset itu haruslah dapat di rubah terlebih dahulu. Tetapi lebih kepada keluarkan berkat atau zakat yang kita miliki terlebih dahulu di saat kita dapat memenuhi syarat dan ketentuan. Teruslah berbagi satu dengan yang lainnya yang mana Allah sudah mentakdirkan kita untuk saling berbagi. Manusia yang peduli terhadap sesama atau saudaranya sendiri. Berzakatlah sesegera mungkin maka kita akan layak menjadi manusia yang pemurah dan saling berbagi satu dengan yang lainnya. karena dengan berzakat atau berbagi apa yang kita punyai maka kita akan di beri label menjadi manusia yang pemurah dan kelak kita akan mendapatkan bagian kita tersendiri dari kebaikan yang kita telah lakukan selama ini.   

       K

     Siapapun dari kita sendiri, tentunya berharap bahwa harta yang kita miliki sekarang yang belum tentu orang lain memilikinya ada dua hal yang menjadi sandarannya. Yang mana menjadi berkah dan berlimpah. Dua hal utama ini menjadi penting untuk di perhatikan ke depannya yang mana tujuannya agar nilai kebermanfaatan harta kita sendiri dapat menjadi daya magnet yang kuat di dalam menyelesaikan berbagai konflik atau masalah kondisi sosial yang sedang terjadi di dalam masyarakat. Masih terlalu banyak orang atau warga di belahan dunia yang lainnya yang bisa jadi tidak seberuntung diri kita sekarang ini. Yang tertindas dari masalah peperangan konflik di dalam negerinya sendiri. Yang mengalami masalah kemiskinan yang mengakibatkan diri mereka terbatasnya asupan sehari-hari dari makanan yang seharusnya di asup. Hal-hal ini yang menjadi pemerhati kita semuanya tentunya untuk mau menjadikan diri kita untuk tidak memikirkan diri kita sendiri ke depannya di dalam hal berbagi. Mungkin tidak mudah awalnya bagi kita untuk dapat berbagi satu dengan yang lainnya pada awalnya. Akan tetapi setelah kita mulai untuk melakukannya sedikit demi sedikit untuk berbagi, kebiasaan ini malah akan terbawa dengan sendirinya. Hal berbagi itu tidak terbatas dengan adanya kita memberi harta yang kita punyai akan tetapi bisa jadi dari hal-hal orang yang membutuhkan pertolongan kita di kala susah di dalam masalah mereka sendiri misalnya. Kita hadir dan bisa menjadi pendengar yang setia untuk dirinya. Hal itu pun menurut saya sudah merupakan berzakat atau berbagi bagi orang lain. jadi dengan kata lain berzakat ini memang datangnya dari orang muslim adanya, akan tetapi di ke depannya zakat yang kita berikan tidaklah terbatas kepada warga muslim juga. Di saat kita berbagi atau memberikan zakat yang ada di dalam pemikiran kita haruslah kita terapkan bahwa kita memberikan dengan tulus dan tanpa pamrih dan dengan belas kasihan terhadap orang yang sedang terhimpit atau yang memerlukan pertolongan. Bisa saja yang kita tolong itu orang yang tidak mampu bekerja karena ketidakmampuan indra nya yang terbatas, bisa saja mereka yang di kategorikan tinggal di dalam sebuah panti asuhan yatim piatu atau yang jompo pun. Atau orang-orang korban dari gempa bumi yang melanda, kecelakaan , peperangan , sakit penyakit, peperangan dan lain sebagainya. Ini yang menjadi pemerhati khsususnya bagi kita yang sedang di ajarkan caranya berzakat sebagai pemula. Teruslah melakukan kebaikan bukan karena kita ingin di pandang atau di lihat orang-orang sekitar kita akan tetapi kita melakukannya dengan penuh ketulusan dan tanpa pamrih yang ada. Semoga mata hati dan pikiran , amal baik dan nurani kita selalu di perbaharui hari lepas hari.



   

Comments