Secangkir " cerdas finansial" milik kita bersama.


Mulailah Tahun Baru dengan Cerdas Finansial, 4 Tips Ini Bisa Kamu ...

      Hari gini, bagaimana dengan kecerdasan finansial yang kita miliki saat ini? Sudah cukup mumpuni untuk kita bagikan untuk diri kita sendiri atau ke keluarga kita? Kita sendiri yang tentunya paham sepenuhnya untuk jawaban itu. Balik lagi dengan kalimat itu, apakah pekerjaan kita ini sudah dapat di kategorikan dengan pekerjaan yang dapat menyokong finansial kita masing-masing atau malah yang sebaliknya. Perlu kita renungkan itu baik-baik tentunya. Kalau sampai pekerjaan yang kita lakukan itu belum dapat menyokong finansial kita, meskipun sudah coba kita lakukan dengan sepenuh hati. Apakah pekerjaan itu mungkin kurang cocok untuk kita , tidak cocok untuk kita lakukan. Sebaiknya jangan paksakan sepihak  yang ada hasilnya nanti tidak dapat maksimal dan malah menghambat pekerjaan dan daya kerja kita seterusnya. Pekerjaan juga harus seimbang . Di dalam membahas soal pekerjaan yang kita kerjakan ada 5 hal di dalam level kecerdasan fianansial yang mana bisa membantu di dalam menunjang pekerjaan kita. Coba kita tengok dan telusuri siapa tau ada yang  kurang di dalam kita pekerjaan yang kita lakukan sampai dengan saat ini. 
      
  
  Nah, setelah kitatelusuri level-level apakah yang sekiranya dapat menyokong di dalam pekerjaan kita sehari-harinya. Coba kita kupas satu per satu semoga nantinya akan membawa kita semakin paham sampai di mana level kecerdasan finansial kita saat ini. Ayo, apa yang terpikirkan di dalam benak kita masing-masing jika kita mendengar tantang level yang satu ini? Habiskan uang? Wah ini gue banget atau yang sebaliknya oh masih aman saya masih ada tabungan kok, ya meski tidak banyak-banyak sih yang penting ada tabungan saya. Ok, untuk level yang satu ini sepertinya kita tidak perlu untuk bahas terlalu dalam,  yang ada nanti kita akan stuck di sini saja. Mungkin yang di lakukan di dalam level ini adalah mereka yang baru saja join atau masuk di dalam sebuah perusahaan di tempat mereka bekerja. Mereka masih dalam suasana senang gembira untuk menerima gaji mereka di awal-awal. Untuk tahapan pikiran mereka bisa di kategorikan happy-happy dan belum paham sepenuhnya harus di apakan gaji yang mereka terima setelah rekening mereka bertambah digitnya.  Pahami saja tahapan mereka di saat itu, yang pasti ke depannya mereka akan naik level tentunya. 
     
     Yang kedua sepertinya kita yang sudah cukup makan asin garam di dalam perusahaan dan menurut pendapat saya mungkin agak di tekan oleh perusahaan mereka yang ada gaji mereka juga tidak utuh-utuh amat yang mereka terima. Yang ada , mereka mau tidak mau harus bisa sedikit banyak menyisihkan gaji yang mereka dapatkan dari jerih lelah keringat mereka sendiri. Ya mau tidak mau mereka tidak bisa lagi asal menghabiskan sekaligus gaji yang mereka dapatkan di tiap bulannya. Mereka harus bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan sesaat yang ada. Misalnya saya ambil conto dari keinginan mereka untuk nonton bioskop beserta dengan camilan dan tetek bengek lainnya mereka harus bisa cut itu. Karena tentunya masih ada kebutuhan lainnya yang lebih berat tatanannya di banding dengan menonton bioskop untuk memuaskan hawa nafsu mereka sesaat. Ya kalau status mereka  masih single, hal itu mungkin masih bisa di siasati untuk puasa menonton di  bioskop , makan di restaurant di ganti dengan menonton di laptop atau gadget mereka masing-masing. Kalau yang sudah berpasangan bisa lah di ganti dengan hal lainnya yang lebih efisiena mendownload film favorit kalian di laptop  gadget , tinggal beli cemilan di toserba favorit kalian mau di indo maret atau di alfa maret. Yang satu ini sudah beres tahapannya ya mudah-mudahan untuk mencapai tahapan ini kita dapat menyesuaikan porsi kita di tiap harinya. 
    
    Nah, Kalau sudah kita sudah bisa menjalankan fungsi sampai di level 2 yaitu level menyisihkan uang artinya kita bisa melupakan begitu saja pada zaman kanak-kanak kita saat TK or SD. Bagaimanapun pendidikan lahirnya dari dalam rumah yang di praktekkan nya langsung di luar rumah. Apakah ada dari diri kita masing-masing yang masih mempunyai celengan berbagai macam bentuk binatang favorit kita masing-masing?  Nah, tentunya kalau dari kita semua sedari kecil sudah di ajarkan bagaimana caranya menabung dengan sehat dan benar. Tidak akan menjadi hal yang susah bagi kita untuk mencoba mengingat-ngingat kembali dan menerapkannya tentunya. Tentunya tidak ada yang salah-salah amat di banding dengan gaji yang kita terima dan kita pilah-pilah mana-mana yang bisa kita sisihkan dan mana yang ingin kita pakai untuk hal kesenangan atau gaya hidup atau yang mana ini sebenarnya. Illustrasinya adalah jangan sampai kita kehabisan beras hanya karena lapar mata ingin membeli sehelai baju yang sepertinya cocok dan bagus untuk kita pakai. Mungkin bagi kita orang asia tenggara masih sangat belum paham arti dari uang sebagai alat tukar di keseharian. Kita sepertinya terlalu nyaman dengan alat tukar ini yang mana kalau bukan dari keringat kita sendiri. Bagaimana hal itu bisa kita dapatkan kalau kita tidak mengusahakannya. Jadi intinya jangan sampai kita tidak mengolah gaji kita dengan tidak me-managenya dengan baik. Kalau hal menyisihkan bisa kita lakukan sedikit demi sedikit berapa pun jumlahnya artinya kita bisa naik level ke level ke 3 apa itu. Yaitu level mengamankan uang kita , memangnya selama ini uang kita tidak amankah? Jawabannya bisa ya dan tidak, kalau begitu mari kita ikuti terus ya supaya level kecerdasan finansial kita terus berkembang. 
    

   Menyisihkan atau menabung bisa kita lakukan pada dasarnya , intinya mau atau tidak. Bagi sebagian orang yang belum terbiasa untuk melakukan hal ini tentunya akan terasa sulit dan belum terbiasa. Akan tetapi bukan berarti tidak bisa kita lakukan selama kita niat dan punya tujuan tertentu untuk bisa mencapai tujuan kita sendiri. Belajar dari siapa saja untuk dapat terus menaikkan level kecerdasan level finansial kita masing-masing. Sebagai contohnya seperti ini anak-anak sd mereka di ajarkan untuk menyisihkan atau bahasa kerennya sekarang menabung. Kalau zaman dahulu mungkin yang kita kenal adalah dengan celengan favorit kita masing-masing benar ya? Kalau zaman sekarang kerennya kita akan menabung di bank yang terdekat di hati kita masing-masing. Ini yang pada kebanyakan orang paham untuk melakukannya. Bisa saja orang menabung karena di haruskan dari perusahaan mereka masing-masing untuk bisa di transfer gaji bulananan mereka atau ada perihal lainnya. Dengan bunga 3 persen per bulannya saja hati mereka sudah sangat riang agar mereka bisa menabung dengan rutin tentunya di bank-bank mereka tersendiri. Saran saya adalah jika kita menabung akun yang kita gunakan janganlah kita samakan dengan akun untuk tabungan gaji kita. Yang mana tujuannya adalah di akun yang berbeda yang mana kita gunakan untuk menabung sama sekali tidak bisa di ganggu gugat untuk hal-hal yang darurat katakanlah. Nah, ini baru yang namanya benar dan tepat untuk tujuan menabung atau menyisihkan. Semoga pemahaman ini dapat kita terapkan untuk mencapai tujuan yang hidup kita yang lebih jelas. 
      
     Kita coba lanjut di level berikutnya setelah kita berhasil untuk menabung di tabungan kita sehari-harinya. Menabung pun tidak bisa asal menabung , tetapi ada ketentuannya supaya kita bisa mencapai hasil yang maksimal. Saya coba kasih masukan ya yang cukup baik di mana kita bekerja di keseharian kita. Bisa tidak di buat semaksimal mungkin hasil atau gaji yang kita dapatkan itu dengan asumsi jika kita memiliki gaji 4 juta atau 5 juta di tiap bulannya. Tabungan yang harus kita miliki itu harus dua kali lipatnya dari gaji yang kita miliki. Sehingga tabungan yang kita miliki nantinya resikonya kita maksimalkan untuk dana darurat atau cadangan. Itu dari menabung yang positif dan baik yang seharusnya. Kalau tidak kita coba lakukan hal itu karenanya kita kita tidak akan bisa bisa membeli barang yang kita impikan dalam jumlah yang besar katakanlah rumah, elektronik atau kendaraan impian kita masing-masing. Semoga hal itu bisa coba kita selaraskan dengan pemikiran menabung dengan peraturan yang semestinya. Semoga hal ini dapat kita praktekkan di dalam keseharian kita. 
      
     level 1 dan level 2 sudah kita lalui dengan cukup baik, lalu bagaimana selanjtnya apa hanya sampai di level menyisihkan saja kita bisa sudah sampai di tahap finansial kita bisa di katakan cerdas dan mumpuni. Tentunya belum ya di mana masih ada 3 tahap selanjutnya yang harus kita tempuh. Kalau tadi sempat di sampaikan bahwa setidaknya kita mempunyai 2 kali tabungan dari gaji kita masing-masing. Itu baru bisa di namakan menabung yang sehat dan setidaknya kita tidak akan was-was kalau-kalau kita terkena resiko kehidupan kehidupan kita masing-masing. Kita akan coba masuk di dalam level ke 3 kalau begitu. Supaya tidak penasaran-penasaran sekali saya akan coba mulai masuk ke level 3 kecerdasan finansial untuk diri kita sendiri paling tidak. Apa yang di maksud dengan mengamankan uang kalau begitu? Mungkin terpikir di dalam benak kita apa yang di maksud amankan uang? Uang kita sepertinya aman-aman saja selama saya taruh di dalam bank favorit kita masing-masing. Aman  di dalam pengertian saving di dalam bank belum tentu aman-aman saja dan apakah bisa ke level selanjutnya yaitu melipatkagandakan uang kita. Tentunya kita sendiri ingin untuk terus melipatgandakan dari uang kita masing-masing ya. 
     
     level-level kecerdasan finansial ini tentunya dapat kita pelajari dan terus dapat di kembangkan dari waktu ke waktu. Kita masuk ke level melipatgandakan finansial diri kita masing- masing untuk lebih baik lagi. Tidak dapat di pungkiri kita sebagai manusia ingin lebih melipatgandakan finansial , kita harus punya kreatifitas dan jalan yang dapat kita lakukan di dalam pekerjaan dan bisnis kita masing-masing. Apa pun yang kita lakukan , lakukan yang terbaik. Di dalam pekerjaan kita keseharian kita tentunya berkomunikasi satu dengan yang lainnya, tentunya kita belajar satu dengan yang lain. Gampang-gampang mudah dari pekerjaan yang kita jalani sampai dengan sekarang ini, untuk lebih melebarkan sayap kita. Nah, itu yang dapat kita lakukan untuk melipatgandakan pendapatan kita masing-masing untuk saling kolaborasi dengan teman-teman yang lain. Zaman sekarang  tentuya kita  kita tidak bisa berdiri sendiri dan tidak bisa berdiri sendiri di dalam pekerjaan kita. Banyak sekali hal yang dapat kita lakukan dengan berbagi satu dengan yang lainnya. Jadi saran saya jangan sampai kita terpaku di dalam " comfort zone" sesaat yang ada di dalam ruang lingkup pekerjaan kita. Kalau kita sampai terus-terus an terperangkap, coba tanyakan pada diri kita masing-masing bisahkah kita untuk melipatgandakan pendapatan kita. Jangan bermimpi yang tidak perlu untuk kita mimpikan tentunya. Berpikirlah di dalam realitas kehidupan kita, jadi hasilnya pun akan maksimal naninya. Bergerak dan berkolaborasilah. Yang seperti apa kolaborasi yang apik untuk dapat melipatgandakan pendapatan kita masing-masing. Tidak perlu repot-repot untuk berpikir yang terlalu muluk-muluk , perbanyak komunitas yang ada, selalu share dan berbaik hati kepada pihak siapa pun. Yang akan mengatur rezeki kita . kita serahkan sepenuhnya pada Tuhan YME. 
     

   Akhirnya kita sampai pada level terakhir di level kecerdasan tak lain dan tak bukan adalah dengan mendistribusikan uang kita. Atau dengan kata lainnya bagaimana caranya kita mengatur keuangan kita agar lebih baik lagi. Misalnya jangan sampai lebih di pasak daripada tiang misalnya itu. Bagaimana bisa kita mengatur keuangan kita coba di liat lagi di level-level sebelumnya misalnya saja dengan cara jangan sekedar lapar mata hanya untuk memuaskan hawa nafsu untuk membeli barang yang tidak kita butuhkan. Akan tetapi lebih kepada bagaimana caranya kita untuk menahan untuk membeli barang yang lebih prioritas daripada yang bukan pada prioritasnya. Kalau kita cukup paham akan level dari kebutuhan manusia di bagi menjadi 3 bagian. Coba kita urutkan satu persatu yang menjadi level kecerdasan finansial kita masing-masing. Kebutuhan dasar manusia di mulai dari kebutuhan Primer yang mana terdiri dari sandang, pangan dan papan. Lalu untuk yang ke dua yaitu kebutuhan sekunder dan yang terakhir kebutuhan Tersier. Tidak bisa dipungkiri setiap dari kita pasti berbeda-beda kebutuhannya satu dengan yang lain. Akan tetapi yang bisa kita jadikan pelajaran di sini adalah dari kebutuhan yang menjadi kebutuhan pokok dari kita masing-masing tidak bisa kita ganggu gugat sama sekali. Apa bisa kita ganti kebutuhan lainnya kalau kita tidak makan dan minum, yang ada nanti kita tidak bisa menjalankan aktiftas keseharian kita dengan baik. 
   

     Semoga apa yang sudah coba di sampaikan untuk secangkir "level finansial" yang sudah saya sampaikan bisa di pakai di dalam kehidupan kita masing-masing Mulai dari tidak menghabiskan uang kita secara berkala, menyisihkan uang kita dari gaji atau pendapatan kita masing-masing. Kalau sudah kita bisa menyisihkan finansial atau pendapatan kita , sampailah kita di level yang harus kita pikirkan selanjutnya yaitu jangan sampai kita lengah dan tidak mengamankan uang kita sendiri. Menyisihkan dalam hal ini menabung sesuai dengan tujuan yang kita tuju tentunya. Kalau sudah mengamankan kita juga harus perhatikan untuk dapat naik level sampai ke melipatgandakan pendapatan kita masing-masing. Kita tentunya ingin pendapatan kita naik bukannya turun bukan? Nah, bagaimana itu caranya? Salah satunya jangan sampai terkungkung di dalam comfort zone selalu. Dan yang terakhir kita usahakan dengan baik untuk dapat mengatur pendapatan kita. Semoga yang saya sampaikan dan share berguna untuk kehidupan kita sehari-harinya. Kesimpulannya adalah di dalam sarana saya mencoba untuk share ilmu yang saya dapatkan, bagi pembaca budiman sekalian tentunya ingin cangkir dari" cerdas finansial"nya masing-masing terpenuhi hari lepas hari tentunya bukan mulai dari level pertama sampai dengan level ke 4 mendistribusikan dari keuangan atau mengelola kembali dengan baik 

     Sampailah saya pada sharing saya untuk menuangkan " cerdas finansial " ini kepada kepada pembaca budiman sekalian. Apa yang pembaca rasakan setelah membaca tulisan saya sampai selesai? Apakah yang terpikir benar ada yang perlu saya benahi guna untuk mempunyai cangkir-cangkir " cerdas finansial" di kemudian hari yang lebih baik dan berguna lagi ya.   Harapan saya tentunya  kita semua dapat menikmati secangkir " cerdas finansial" ini dengan saya . Caranya bagaimana? Cukup dengan duduk manis di tempat favorit para pembaca budiman dan mau mencoba mendengarkan sharing terbuka yang ringan yang akan saya coba sampaikan nantinya. Jangan kawatir yang perlu pembaca budiman hanyalah mendengarkan terlebih dahulu , setelah itu apakah pembaca mulai terbuka untuk merasa cerdas finansial ini penting untuk kita terapkan, akan saya coba paparkan dan bagikan sekalian kepada para pembaca budiman tentunya. Nah, mari para pembaca budiman sekalian, izinkan saya untuk mencoba sharing secara langsung kepada pembaca sekalian. Caranya mudah-mudah saja jangan kawatir teman-teman sekalian. Pembaca hanya perlu sisihkan sedikit waktu kalian sekalian untuk saat-saat seperti ini misalnya kita di batasi gerak untuk sementara waktu, tidak mengapa bisa di atur dengan online komunikasinya dengan saya. Kalau begitu tanpa berlama-lama lagi izinkan saya untuk para pembaca silahkan comment dan nanti di comment saya akan coba berikan bio saya untuk lebih lanjut atau bisa liat di profil di blog saya. Terima kasih yang tidak terkira yang saya coba sampaikan kepada para pembaca sekalian, dan tentunya harapan saya agar para pembaca dapat terbuka hati dan pikirannya untuk lebih menikmati kopi atau teh sesuai dengan pilihan para pembaca sekalian supaya saya bisa secepatnya membantu kalian dapat "cerdas finansial" bersama-sama. Sampai ketemu semuanya ya pembaca budiman. 



   

     
      
    




Comments

  1. Nice! Perencanaan keuangan adalah bagian dari perencanaan masa depan. Bijak mengelola uang harian, bisa membantu kita tegak secara finansial di masa yang akan datang. Thanks sharingnya sist!

    ReplyDelete

Post a Comment