Kerokan bantuku hilangkan rasa sakit


                                 Nara sumber Kompasiana Nangring membahas kerokan 25 oktober 2017

       Masihkah kita tabu akan kerokan atau apa yang membuat kita enggan untuk melakukan kerokan atau malah yang sebaliknya. kita terbiasa melakukan ini atau kalau tidak melakukan hal ini yang ada di kepala kita kita akan sugesti penyakit kita tidak akan kunjung sembuh. Itu semua akan kembali ke diri kita sih memang. Kalau kita merasa tidak apa-apa saat kita melakukan kerokan dan penyakit kita berangsur-angsur sembuh ke esokan harinya atau beberapa hari kemudian. Ya lakukan saja tidak akan ada yang melararangnya. Di  mana bila di urut dari sejarahnya kerokan termasuk salah satu teknik pengobatan tradisional yang sudah turun temurun di lakukan oleh nenek moyang kita. Mau yang dari muda sampai yang suda sesepuh dalam arti kata tua. Bila kita tanyakan dari siapa saja sepertinya tidak ada satupun dari mereka yang akan mengatakan tidak. Mereka akan serempak mengatakan ya saya pernah kerokan meski seringnya melakukan dan saat-saat yang seperti apa yang tidak dianjurkan untuk melakukannya tergantung dari diri kita sendiri. Ya pakai nalar juga seharusnya ya yang mana anak-anak pada usia masih kecil dan bayi ya sebaiknya jangan dulu untuk melakukan kerokan. Kembali lagi dimana kerokan termasuk pengobatan tradisional yang sudah turun temurun tentunya nenek moyang kita bila menganggapnya salah atau dampak dan efek sampingnya tidak baik. Sudah dari sedulu akan disampaikan kepada anaknya dan cucunya sendiri. Jadi masih tabukah kerokan ini untuk kita sendiri? Sepertinya jawabannya sudah dapat kita simpulkan dari pengalaman kita sendiri.
Dikarenakan kepedulian akan masyarakat generasi sekarang, Prof. Didik Gunawan Tamtomo,dr,PAK,MM,M.Kes hadir di nangkring Kompasiana bersama Balsem Lang untuk mengupas habis mitos - mitos kerokan yang ditakutkan masyarakat. Ternyata, banyak sekali manfaat dalam kerokan itu lho menurut beliau:
1. Kerokan dapat membuat badan merasa lebih nyaman
Pada saat badan terasa tidak enak atau masuk angin, kerokan dapat membantu mengeluarkan hormon endorfin. Endorfin merupakan sejenis morfin alami dalam tubuh yang pada saat dikeluarkan badan akan merasa lebih segar. 
2. Kerokan menggunakan balsem memiliki manfaat untuk tubuh
Banyak jenis cairan zat aktif yang digunakan untuk melakukan kerokan. Ternyata balsem mengandung zat aktif yang baik untuk tubuh. Menurut Prof. Didik Gunawan Tamtomo,dr,PAK,MM,M.Kes mengunakan zat aktif dapat mengsinergikan penyembuhan di dalam tubuh. 
3. Kerokan tidak menyebabkan pembuluh darah pecah 
Adanya pelebaran pembuluh darah pada saat dikerok, namun tidak menyebabkan pembuluh darah pecah. Menurut Prof. Didik, beliau meneliti sendiri dengan cara mengerok lengannya sendiri. Kemudian, kerokan juga tidak menyebabkan kematian karena angin duduk. 
Beberapa fakta penting lainnya menurut Prof. Didik dari hasil penelitian beliau:
  • Jangan terlalu sering kerokan, nanti ketagihan.
  • Jangan kerokan di area sekitar dan daerah leher, karena tidak baik untuk kesehatan.
Itulah sekilas kupasan fakta tentang Kompasiana yang mana ada yang masih dianggap tabu dan malah menambah penyakit kita tidak kurun sembuh. Tetapi yang ada justru kerokan yang mana masih merupakan pengobatan tradisional ini malah membuat penyakit kita cepat sembih. Kita yang daya tahan tubuhnya tidak terlalu baik dan yang mana sedang memasuki masa pancaroba misalnya ataukah yang di musim hujan ini. Tidak ada salahnya sama sekali untuk mencoba pengobatan yang satu ini. Sering tidaknya kembali kepada kita masing-masing yang dapat mengukur tingkat dari kurang baiknya kerokan ini. Kalau dari saya sendiri kerokan boleh-boleh saja akan tetapi juga seperti yang disampaikan oleh Professor Didik sendiri jangan sampai kita menjadikan kerokan ini sampai menjadi candu atau membuat kita ketagihan yang ada. Pada taraf yang biasa-biasa saja kalau memang kita dalam kasus masuk angin atau kehujanan ya daripada kita mengkonsumsi obat flu dan pilek yang berlebihan dan terus menerus . Mengapa kita tidak mencoba metode pengobatan yang satu ini terlebih dahulu. Metode ini sudah saya buktikan dengan sendirikan yang mana di saat badan saya mengalami pegal-pegal yang berkelanjutan ; badan pegal-pegal ditambah dengan kepala pusing. Yang saya lakukan hanya simple mencoba beristirahat terlebih dahulu beberapa saat dahulu dengan mandi air hangat setelah itu membalur badan saya dengan balsam dan tentunya saya lanjutkan dengan kerokan di badan belakang tubuh depan dan belakang.Lamanya atau durasi dari kerokan juga tergantung dari diri kita sendiri yang dapat mengukurnya tidak ada durasi pastinya. tetapi biasanya saya melakukannya antara kurang lebih 10-20  menit. Itupun sudah sangat cukup untuk merasakan pegal-pegal dan masuk angina yang saya rasakan agak sedikit berkurang. Di mana ditambah dengan memijat sedikit demi sedikit di bagian leher yang biasa merupakan titik terlemah di bagian tubuh saya yang sering merasakan pegal-pegal.

      Kalau ditanya mulai kapan saya mulai kerokan saya tidak dapat menjawabnya secara pasti kurang lebihnya mungkin sejak saya smp mungkin. Hal lain yang saya ingat adalah dimana olahra ga favorit saya adalah berenang. Nah sesaat setelah berenang badan kita pastinya merasakan ked  inginal atau sedikit menggigil meskipun setelahnya kita sudah mandi dengan air hangat. Ini yang saya ingat dengan pasti di mana suatu hari mungkin karena saya terlalu lama durasi berenangnya saya merasakan agak kurang enak badan. Dan ibu saya langsung menganjurkan untuk mengerok bagian tubuh saya dan menanyakan daerah tubuh saya yang  mana? Inilah manfaat yang bisa saya bagikan kepada pembaca setia Kompasian dan blog pribadi saya. Satu lagi yang ingin saya berbagi yaitu setau saya di bagian kota daerah lainnya yang mana masih sangat kental sistem pengobatannya katakalanlah Jawa Tengah. Yang say abaca dan setau saya tentunya dimana di kota itu sanak saudara saya masih tinggal di sana. Mereka berbagi bahwa metode kerokan ini sangat aman dianjurkan dari nenek moyang mereka yang tentunya masih kental juga. Ditambah lagi di mana saya menyebutkannya metode penyembuhannya sangat kental dikarenakan di kota itu di Semarang sebutkanlah penduduk di sana masih sangat terbiasa untuk mengkonsumsi jamu-jamuan beras kunir atau galian singset. Yang mana tentunya kita semua tahu dan paham fungsi alaminya sangat baik untuk tubuh kita ditambah dengan kerokan. Kita tidak perlu terlalu banyak mengkonsumsi obat-obat an yang ada di apotek kalau sampai penyakit kita tidak terlalu parah atau memerlukan penanganan dari dokter lebih lanjut. Jadi kesimpulan yang dapat saya berikan adalah kerokan tidaklah hal yang tabu untuk kita lakukan. Nah sekarang permasalahannya kalau kerokan tentunya kita akan butuh balsam cocoknya ya untuk dibalurkan ke tubuh kita. Balsam yang dipakai oleh masyarakat luas di Indonesia yang biasanya apa? Kalau saya sudah pasti memakai balsam lang. Di mana balsam ini panasnya sangat pas dan tidak buat lengket di bagian tubuh manapun yang kita balurkan pastinya. belum tentu dengan balsam yang lain setau saya sampai saat ini. Balsam yang ada beredar memang banyak tetapi yang cocok untuk digunakan untuk kerokan ya cuman balsam lang. karena dikit dikit  jangan minum obat sebagai slogan dari balsam lang sudah sangat pas. Selamat berkerokan ria para pembaca dan jangan takut akan sugesti yang belum tentu kebenarannya benar tentang kerokan. Di mana professor Didik sendiri sudah memberikan contoh untuk kita semua. Semoga kita semua sehat dengan berkerokan yang benar dengan balsam lang tentunya. Yuk mari…tunggu apa lagi kalo gitu sedia balsam lang di tas anda setiap saat atau di rumah untuk anda sendiri atau untuk buah hati atau orang-orang yang terdekat di hati kita. Agar tentunya jangan dikit-dikit minum obat. 

                                         Prof Didik membeberkan info tentang kerokan 
                                         alat kerokan yang benar 

                                              Penulis dengan mc Kerokan Nangkring Kompasiana

Comments