Mudik lebaran ; Tradsi lebaran yang pas di mata pemeluk agamanya.

                                        hal-hal yang perlu dihindari dalam mudik lebaran dalam berkendara.
                                                Mudik lebaran artinya kita balilk ke kampung halaman kita                

       

       Mudik apa yang ada di benak kita? Ini lah tradisi yang sangat akrab di telinga masyarakat Indonesia khususnya pemeluk muslim. Tak terkira nikmatnya bila dapat bertemu dengan handai taulan dan kerabat terdekat sekalian bila mana kita berjauhan tinggalnya. Tradisi ini sepertinya pas jika kita sekalian melepas rindu dan bersilaturahmi setelah tentunya menunaikan ibadah puasa satu bulan penuh lamanya. Sudah barang tentu masing-masing suku di Indonesia mempunyai tradisinya masing-masing selama mudik. Tetapi sudahkah didapat makna terpentingnya yang ada di dalam mudik itu sendiri? Jangan hanya sekedar kita berfokus pada mudiknya akan tetapi kita melupakan makna yang memang sangat penting yang terkandung di dalamnya. Selama kita mudik kita juga tentunya kita tak luput dengan yang namanya berjejal-jejal an dengan sesame pengemudi yang lain. Hal ini jangan sampai membawa keresahan sampai kita menuju tujuan nantinya. Kita harus tetap dalam kondisi yang fit sebelum bepergian dan sesmpainya sehingga nanti saat kita bertemu dengan handai taulan tetap bisa memfokuskan diri dengan hal yang menjadi tujuan selain mudik itu. Semoga para pengendara kendaraan tetap dapat mengutamakan keselamatan mereka masing-masing sehingga tidak melupakan makna yang semestinya di kampung halaman mereka.

      Mudik tentunya kita harus bisa dengan sehat menyiasatinya dimana bagi yang mempunyai pekerjaan tetap mereka akan mulai mengambil waktu cuti mereka. Mudik memang sangat identik kita bisa memfokuskan diri kita dengan apa yang harusnya kita berikan dengan kerabat-kerabat selama setahun. Menurut saya inilah makna yang harusnya kita dapat siasati dengan sebaik-baiknya. apakah dengan kita berpuasa selama setahun tidak mempunyai makna tersendiri di dalam diri kita masing-masing? Tentunya dengan berpuasa menurut aturan yang sudah ditetapkan dalam hukumnya dengan makna mudik ini mempunyai makna tersendiri. Dimana akhirnya dengan mudik dengan sanak-saudara dan handai taulan akhirnya kita selesai melaksanakan pantangan selama sebulan penuh dengan disertai dengan canda tawa bersama dengan orang tua dan saudara. Tentu arti mudik itu terselip di situ yang pasti. Mari kita lebih cermat mengambil makna positif dari mudik itu sendiri. Orang tua mana yang tidak terlukiskan arti kata bahagianya dengan anak-anaknya sendiri yang tinggal berjauhan dengan mereka. Yang mana di kesehariannya mereka hanya bisa mendengarkan cerita kisah mereka sehari-hari atau bahkan mengingatkan untuk taat dalam berpuasa. Di saat hari-hari kita bisa berkumpul bersama saudara disinilah arti sesungguhnya dengan mudik. Kita melepas rindu dengan saudara setelah sekian waktu lamanya. Idul fitri pun terasa lebih bermakna dengan yang sebelumnya. Sudah tidak perlu disuruh lagi adanya bagi yang merayakan dan menjalani ibada puasa selama sebulan penuh ini. Tetapi bagi yang tidak merayakan perayaan ini juga dapat lebih menghargai mereka yang merayakannya. Bagi kerabat yang sudah lama tidak bertemu momen semacam ini sangatlah indah untuk dapat lebih dekat lagi dengan mereka yang sudah sekian lama tidak bertemu. Dimana adakalanya kedua orang tua kita berasal dari tempat yang berbeda hal ini biasanya akan menjadi hal yang dikompromikan dimana apakah tahun ini akan dihabiskan di tempat kelahiran sang ayah atau ibunya.

  TRADISI MUDIK LEBARAN DALAM TINJUAN ISLAM

        Kaum yang merayakan perayaan inilah dari para sang musliman mengira bahwa tradisi mudik lebaran ini asalnya dan erat kaitannya dengan ajaran Islam adanya dimana terkait dengan ibadah di bulan Ramadhan. Sehingga pada kenyataanya yang terjadi adalah yang sangat antusias mengejar dan menyambut mudik lebaran ini daripada mengejar pahala puasa yang terkandung di dalamnya. Apakah benar hal ini akan terus dibiarkan ataukah memang terlebih kaum ibu-ibu sudah sangat rapihnya mempersiapkan dari mulai tenaga mereka; finansial ; kendaraan untuk mudik sampai oleh-oleh perkotaan di mana mereka bertempat tinggal. Hal ini yang sepertinya selalu menjadi dilemma bagi warga ibukota Jakarta. Ditambah yang semakin sarat kelihatan oleh mata yaitu mereka lebih ke mengejar pamer dengan sesamanya bahkan ada yang sampai berhutang. Bila boleh dicermati pada saat hari lebaran tiba lembaga Pegadaian menjadi tempat yang ramai yang dikunjungi dan dipadati pengunjung yang ingin berhutang. Berhutang untuk hal apakah? Ya jawabannya tak lain dan tak bukan untuk
   
     Sebagian besar kaum Muslimin di negeri kita mengira, bahwa mudik lebaran ada kaitannya dengan ajaran Islam, karena terkait dengan ibadah bulan Ramadhan. Sehingga banyak yang lebih antusias menyambut mudik lebaran daripada mengejar pahala puasa dan lailatul qadr. Dengan berbagai macam persiapan, baik tenaga, finansial, kendaraan, pakaian dan oleh-oleh perkotaan. Ditambah lagi dengan gengsi bercampur pamer, mewarnai gaya mudik. Kadang dengan terpaksa harus menguras kocek secara berlebihan, bahkan sampai harus berhutang. Pada hari lebaran, lembaga pegadaian menjadi sebuah tempat yang paling ramai dipadati pengunjung yang ingin berhutang. Apakah hal ini patut dilakukan oleh pemeluk agamanya sendiri? Jawabannya yang benar ada di dalam diri kita masing-masing. Kita yang berhak menentukan jawaban untuk kebaikan diri kita sendiri. Jika memang hal ini kita rasa pantas untuk dilakukan agar nantinya makna mudik kita ketika kita berkunjung ke sanak family yang lain terlihat kita sedikit pantas.

      Mari kita lebih menghidupi lagi suasana mudik lebaran yang pada porsinya sehingga bukan dilihat dari gaya hidupnya saja sementara kita tidak lagi melihat makna yang ada di dalamnya. Tak mudah memang mudik yang ada bagi mereka yang memang mau merencanakan mudik jauh-jauh hari. Apakah mereka rela mengantri berhari-hari untuk mendapatkan tiket untuk mudik mereka pada saatnya? Akan halnya apakah harga tiket yang mereka dapatkan sesuai dengan porsi keuangan yang sesungguhnya. Karena di moment lebaran seperti ini biasanya harga tiket yang tertera bisa dapat melonjak sangat tingginya. Karena para penjual tiket di moment seperti ini mendapatkan keuntungannya tersendiri. Bagi mereka yang tidak merayakannya pun mereka juga ikut  berlomba-lomba untuk ikut menikmati moment berkumpul bersama dengan handai taulan mereka. Sah-sah saja yang ada bagi yang tidak merayakannya untuk menikmati waktu libur nasional ini. Tetapi tentunya juga tetap meghargai mereka yang merayakannya. Karena inilah momen yang sangat dinanti-nantikan selama setahun penuh mereka setelah menjalankannya. Ayo mari lebih cerdas lagi dalam bermudik karena persiapan yang harus dipersiapkan juga tidak sedikit adanya dari segi finansial ataukah dari segi batin dan yang lainnya. Sehingga di hari yang fitri dan suci ini amal ibadah yang sudah dijalankan para pemeluk agama muslim ini dapat merasakan nikmatnya dengan saling berbagi kebahagiaan dengan handai taulan. Berbagi belum tentu dengan hal yang non fisik saja tetapi justru yang sebaliknya. Kita yang jauh bisa didekatkan kembali dengan mudik dan yang tidak bisa dilupakan hal yang penting dibalik mudik tentunya bersilaturahmi. Sudah bersilaturahmikah kita terutama dengan orang tua kita sendiri? Hal yang sangat mendasar yang ada di dalam makna mudik agar lebih terasa maknanya. Jangan menjadikan mudik itu sendiri hambar rasanya setelah kita memperjuangkannya selama sebulan penuh. Tidak ada maknanya sama sekali dimana kita sangat tahu jika mudik adalah salah satu dari hal berlebaran dan bersilaturahmi yang paling penting.

   Memang tidak dapat dipungkiri bahwa memang masyarakat Indonesia akan beramai-ramai merayakan hari raya akbar yang sangat dinanti-nantikan oleh masyarakat Indonesia yang memeluk agama muslim. Dan jumlah orang yang tidak tinggal di Jakarta dari tahun ke tahun meningkat. Karena itu tentunya hal itu tidak mudah bagi mereka yang mudik di hari raya lebaran itu. Terlepas dari banyaknya barang yang dibawa saat bepergian di saat mudik dengan jumlah orang yang terdapat di dalam kendaraan itu sendiri. Mudik yang harusnya dapat ditempuh dengan jam tertentu malah semakin menambah jumlah jam yang harus ditempuh. Belum lagi ditambah dengan tidak terkontrolnya pengendara yang berlalu lalang itu membuat jumlah kecelakaan yang terjadi juga semakin banyak. Inilah yang harus kita cermati apakah memang dengan tradisi mudik lebaran yang seperti ini yang diingiinkan oleh pemeluk agama muslim yang ada di tanah air. Yang ada jika terjadi kecelakaan dan hal yang tidak diinginkan oleh pengendara kendaraan bermotor makna dari tradisi yang ada yang seharusnya bermakna. Akan menjadi yang sebaliknya. Bukan ini yang ingin terjadi bukan? Mari lebih cerdas lagi dalam mudik lebaran. Kita sudah sepatutnya untuk menyiasati bagaimana seharusnya mudik lebaran yang baik yang seharusnya dapat kita lakukan dengan baik. Kita bisa minimalisir hal-hal yang tidak patut untuk terjadi di kemudian hari. Semoga insya Allah yang pasti dengan kita bermudik lebaran ; tradisi lebaran yang pas di hati pun dapat dirasakannya.

Comments