Sahabat sejati, namamu terukir manis di dalam lubuk hatiku.

      



 


    Belum seminggu sejak kepergian mu, tetapi yang ada aku sebagai teman selalu terngiang akan suara mu meski hanya panggilan nama yang tercipta. Abim..dari dirimu aku belajar untuk selalu tegar dan menghadapi kerasnya kehidupan ini. Sosok yang terlihat laki-laki yang bukan maskulin dari luar akan tetapi malah sebaliknya. Sosok pekerja keras yang selalu memperhatikan sisi pertemanan luar dan dalam. Sosok yang meskipun sedikit lebay jika sedang berselisih pendapat, akan tetapi tidak berlarut-larut. Dear Abim engkau mengajarkanku banyak sekali filosofi kehidupan yang akan terus aku ingat dan teruskan estafet kehidupan ini bahkan ke adik-adik mu, yang diriku akan terus mengabadikan jejak rekam dirimu selama kamu masih hidup. Sahabat, jiwa mu yang akan terus menginspirasi diri ku untuk hidup lebih baik lagi hari lepas hari di dalam kehidupan yang aku jalani sampai dengan sekarang. Sahabat, pergi dengan tenang di bawa ridho Tuhan selalu. Engkau sudah terlalu banyak memberi inspirasi di dalam kehidupan ini. Engkau sudah lelah mungkin di dalam kehidupan ini dan penyakit auto imun yang engkau derita dari tahun lalu. Sahabat, maafkan diriku yang sama sekali tidak mengetahui keberadaan dirimu sejak dirimu sakit bahkan tidak menjengukmu sekalipun. Sahabat, hidup ini sungguh sangat singkat adanya hanya pelajaran moral kehidupan yang akan selalu diriku kenang sepanjang masa. Sahabat, nantikan diri ku mengunjungi dirimu di makam yang akan di pagari dan akan ku tabur bunga di semerbak bunga saja yang bisa aku lakukan untuk dirimu. Hanya kata menyesal yang bisa aku simpan di dalam lubuk hatiku bim. Beribu maaf pun sudah tiada guna dan artinya lagi, semoga kelak kita bisa berjumpa di alam yang sama teman ku yang unik. Tugas mu di dunia sudah selesai, izin diri ku yang meneruskan tongkat estafetmu selanjutnya untuk kedua adikmu tersayang. Terima kasih sahabat untuk pelajaran moral dan arti kehidupan yang keras yang akan aku lakukan sepenuh hati tentunya. Damai di sana ya bim, terima kasih untuk semua pelajaran hidup ini. Tunggu aku mengunjungi tempat peristirahatanmu ya sahabat. Will miss you forever bim. 

Comments