Hal ini sampai sekarang bisa jadi menjadi pertanyaan yang
kerap di pertanyakan oleh kita sekalian ,mengapa Tuhan menciptakan manusia
yang tentunya menjadi makhluk yang paling sempurna di atas segalanya tetapi
pada akhirnya hanya beberapa saat saja yang ada alias sekejap saja. Tetapi jika
di pikir dengan akal sehat, Tuhan tidak mungkin tidak mempunyai tujuan yang
jelas saat menciptkan ciptaannya di atas ciptaanya yang lain. Di mana di saat
Tuhan menciptakan manusia terbesit bahwa ciptaan yang di ciptakannya itu
haruslah bekerja keras di dalam keseharian mereka ataukah hidup untuk bertahan
hidup di dalam keseharian mereka. Manakah yang benar di antara dua pernyataan
tersebut lalu? Jika kita mengulik sekilas di mana tujuan Tuhan menciptakan
manusia tertulis jelas di dalam kolose 1 : 6 yang intisarinya kurang lebih
seperti berikut ini di mana ada barang yang kelihatan da nada juga barang yang
tidak kelihatan adanya. Nah, Tuhan menciptkan manusida oleh Allah dan untuk
Allah ( Dia) sendiri. Karena itu, selama
manusia berada di dunia, janganlah yang ada di dalam benak mereka untuk
mengejar hal duniawi semata tetapi lebih lah mengejar hal yang tidak terlihat
oleh mata jasmani kita saat ini. Kalau hidup kita penuh dengan kemuliaan dan
untuk menyembah Tuhan. Yang ada hidup kita akan penuh dengan ucapan syukur dari
waktu ke waktu, bisa kita coba dan lakukan hal itu untuk kita praktekkan di
dalam keseharian kita dan kita tentunya bisa kita rasakan betapa hal itu
berguna di dalam kehidupan kita di dalam keseharian kita. Di saat kita memuji
dan memuliakan nama Tuhan , yang kita rasakan adalah damai sukacita yang meluap
dan tidak bisa ungkapkan dengan kata-kata bahkan. Jadi, sudahkah kita mencoba memahami tujuan
Tuhan menciptkan kita di dunia ini seperti apa?
Tuhan itu maha di
atas segala-galanya, karena dari itu tanpa kita minta pun sudah semestinya dia
paham akan isi hati kita yang sebenarnya. Akan tetapi apakah permintaan kita
itu sudah cukup sesuai dengan takaran dan apa yang kita minta kepadaNYA? Belum
tentu mungkin, sehingga Tuhan sendiri belum memberikan jawaban doa kepada kita.
Nah, tujuan yang utama di atas segalanya adalah Tuhan menciptakan kita manusia
itu adalah sebagai sahabat Tuhan itu sendiri di dalam memuliakan pekerjaannya
di muka bumi ini. Coba kita tengok di firman Tuhan di dalam kejadian 1 ; 26-27.
Di mana tertulis di dalam ayat itu sangat jelas bahwa allah menciptakan manusia
menurut gambar dan rupa allah. Senang di saat kita membaca ayat ini ataukah
masih ragu maksudnya seperti apa ya isi ayat firman Tuhan ini? Segambar
dengannya? Mari kita beberkan ayat ini lebih dalam lagi supaya kita paham
maksud dari ayat ini seperti apa? Segambar sendiri artinya adalah mempunyai
moral atau sikap kurang lebih sama dengan Tuhan dan hidup kudus tentunya. Di
mana allah itu sendiri kudus adanya di dalam keseharian hidupnya selama di
dunia. Mungkin terlihat susah untuk semua dari kita untuk melakukan hal ini
sebagai ciptaannya dan sahabatnya untuk dapat segambar dengan Tuhan atau allah
kita. Tetapi jika kita sudah paham arti dari Tuhan menciptakan kita supaya bisa
segambar dengan allah, hati kita akan melupa dengan sendirinya dan terus
mengucapkan rasa bersyukur bahwasanya allah baik dengan tujuannya menciptakan
kita sebagai sahabatnya. Jadi, sudahkah kita menjadikan Tuhan sebagai sahabat
kita di dalam keseharian kita sehari-harinya?
Arti dari kata
sahabat itu sangat luas jika kita mengartikannya , kita akan dipandang dan di
hargai di dalam keseharian kita dalam suka dan duka. Arti kata sahabat buat
saya lebih melekat di saat susah daripada senang dan mau berbagi apa yang
menjadi duka mereka. Dan hal ini tidak banyak di temui di zaman ini untuk
menjadi seorang sahabat bagi teman-teman kita. Jadi lebih baik mempunyai
sedikit sahabat daripada banyak akan tetapi mereka tidak memperdulikan kita di
saat kita sedang mengalami masalah dan untuk berbagi satu dengan yang lainnya. Jadi,
pilihlah dan bersahabatlah akrab dengan Tuhan selalu di setiap musim dan jangan
berkecil hati di saat sahabat terbaik kita atau bahkan darah daging kita
sendiri orang tua dan saudara kita bahkan mengindahkan kita dan memberikan
perhatian dan curahan hati terbaik sebaik dengan Yesus sendiri. Sejauh kita
punya pemahaman yang baik untuk menjadi sahabat terbaik Yesus maka dengan
sendirinya hidup kita akan damai suka cita. Sudah sepatutnya kita bersyukur
bahwa hanya kitalah makhluk yang paling mulia di antara segala makhluk yang
Tuhan ciptakan di muka bumi ini. Dengan kata lain hanya manusialah yang di
ciptakan paling sempurna, paling istimewa di antara segala ciptaan yang ada dan
yang se-frekuensi dengan Tuhan. Pertanyaannya, sudahkah kita merasa
se-frekuensi dan se gambar dengan Tuhan sampai dengan sekarang saat ini di
dalam kehidupan kita sehari-harinya? Kalau kita sudah sedemikian di anggap
spesial di mata Tuhan, sepatutnya kita di dalam keseharian untuk mengingat akan
hal itu dan selalu melakukannya di dalam keseharian kita. Dengan cara menjaga
kekudusan kita dan bergaul akrab dengan setiap saat untuk lebih mengenal pribadinya.
Yang ingin saya bagikan sedikit di sini adalah kita di tempatkan Tuhan untuk
menjadi sahabatnya di dalam suka maupun duka. Artinya ya kita harus bisa
mengenal Yesus lebih dalam lagi dari waktu ke waktu. Di dalam firman Tuhan
sudah tertulis dengan jelas di dalam Hosea 6 ayat 6 disebutkan di mana menyukai
pengenalan akan Allah lebih dari apa yang kita lakukan, lebih dari korban
apapun yang kita lakukan. Begitu juga di tuliskan di dalam Yohanes 15 ayat 15
yang isinya kita bukanlah sebagai hamba Allah akan tetapi sudah di sandingkan
sebagai sahabat Allah sendiri. Tentunya jika kita menjadi sahabat Allah manfaat
atau keuntungannya sangatlah banyak di banding dengan makhluk ciptaan Tuhan
yang lainnya. Jadi, terus sisingkan lengan untuk dapat bisa di sandingkan Tuhan
sebagai sahabatny di dalam segala musim hidupnya.
Comments
Post a Comment