Privasimu = sosial media mu?

   





    


     Berbicara mengenai privasi tentunya kita sendiri yang mengetahui bagaimana hal yang sifatnya pribadi yang ada di kuak begitu saja oleh siapa pun di media sosial kita sendiri. Bagi kita yang kurang memahami akan hal ini, mungkin ini akan sedikit lebih susah di mengerti oleh kita sekalian. akan tetapi mau tidak mau zaman sekarang ini, hidup kita sebagian besar sudah di koneksi atau di hubungkan begitu mudahnya dengan teknologi. Sepertinya tidak ada ruang atau sekat sedikit pun bagi diri kita sendiri untuk satu kata yang namanya privasi. Bisakah kita memikir ulang sedikit ketika kita berada di ruang yang bernama internet dan sosial media. Apakah hal yang akan kita posting itu sifatnya positif atau  malah yang sebaliknya. Untuk saat ini sepertinya belum ada hukum khusus yang mengatur ke arah sosial media sampai dengan saat ini. Kalau sampai ada hal-hal yang sifatnya privasi atau merugikan bisa di tuntut dengan hukum tentunya. Bagaimana dari tua dan muda, laki-laki atau perempuan tidak terkecuali kita bagaikan masuk di dunia kita ketika kita di dalam sosial media tanpa memilah terlebih dahulu. Bagaimana seorang anak buah yang baru saja di marahi oleh bos atau pimpinannya, dengan verbal menyatakan kekesalannya di dalam sosial medianya dan di ketahui oleh pimpinannya dengan tidak sengaja pula. Jadi, sudah sangat jelas bahwa sosial media kita adalah karakter atau sifat kita sendiri yang mencerminkan diri kita apa adanya. Berhati- hatilah lebih ekstra lagi di dalam menyampaikan apa yang kita sampaikan di dalam sosial media kita sendiri. Jadi sudahkah kita menjaga privasi kita di dalam sosial  media kita sendiri 

genai privasi tentunya kita sendiri yang mengetahui bagaimana hal yang sifatnya pribadi yang ada di kuak begitu saja oleh siapa pun di media sosial kita sendiri. Bagi kita yang kurang memahami akan hal ini, mungkin ini akan sedikit lebih susah di mengerti oleh kita sekalian. akan tetapi mau tidak mau zaman sekarang ini, hidup kita sebagian besar sudah di koneksi atau di hubungkan begitu mudahnya dengan teknologi. Sepertinya tidak ada ruang atau sekat sedikit pun bagi diri kita sendiri untuk satu kata yang namanya privasi. Bisakah kita memikir ulang sedikit ketika kita berada di ruang yang bernama internet dan sosial media. Apakah hal yang akan kita posting itu sifatnya positif atau  malah yang sebaliknya. Untuk saat ini sepertinya belum ada hukum khusus yang mengatur ke arah sosial media sampai dengan saat ini. Kalau sampai ada hal-hal yang sifatnya privasi atau merugikan bisa di tuntut dengan hukum tentunya. Bagaimana dari tua dan muda, laki-laki atau perempuan tidak terkecuali kita bagaikan masuk di dunia kita ketika kita di dalam sosial media tanpa memilah terlebih dahulu. Bagaimana seorang anak buah yang baru saja di marahi oleh bos atau pimpinannya, dengan verbal menyatakan kekesalannya di dalam sosial medianya dan di ketahui oleh pimpinannya dengan tidak sengaja pula. Jadi, sudah sangat jelas bahwa sosial media kita adalah karakter atau sifat kita sendiri yang mencerminkan diri kita apa adanya. Berhati- hatilah lebih ekstra lagi di dalam menyampaikan apa yang kita sampaikan di dalam sosial media kita sendiri. Jadi sudahkah kita menjaga privasi kita di dalam sosial  media kita sendiri pembaca yang budiman?

 

     

 

Privasi merupakan keleluasaan pribadi. Privasi melekat pada setiap manusia dan patut untuk dihargai. Pada era teknologi informasi ini, data mengenai privasi seseorang telah banyak tersebar pada internet. Tanpa disadari, banyak data mengenai privasi seseorang yang telah bocor di internet. Data privasi yang tersebar bisa disebabkan oleh kelalaian kita maupun penyedia layanan. Tidak salah jika ada pandangan yang mengatakan bahwa di era teknologi informasi ini, masalah privasi bukanlah masalah yang besar. Tetapi kita perlu tahu bahwa sebenarnya data privasi pada internet dapat menimbulkan ancaman kriminalitas bagi diri kita maupun keluarga kita. Tujuan kami membuat paper ini adalah mengingatkan masyarakat

     Bagaimana pun saya percaya bahwa tidak ada seorang pun yang mau hal pribadinya yang di usik atau di ketahui oleh banyak orang ketika dia merasa bahwa hal itu tidak perlu untuk di umbar. Bagaimana bisa data-data yang sifatnya pribadi sampai ke pin bca atau saldo rekening kita bisa di ketahui dan di bobol oleh orang lain? Hal ini sama sekali tidak masuk akal adanya, akan tetapi pengajaran akan hal ini yang mengajarkan kita bahwa teknologi bisa di pakai ke arah yang baik atau yang sebaliknya. Bisa jadi hal ini terjadi karena “ human error” kelalaian manusia itu sendiri atau ke pihak penyedia layanan itu sendiri yang kurang berhati-hati. Tetapi di balik itu semua, masalah privasi sepertinya bukan masalah yang sangat besar adanya. Bagaimana bisa seperti itu? Bisa jadi kalau kita cukup memahami hal ini mungkin bisa mengerti. Data-data yang seharusnya privasi adanya hanya untuk kepentingan tertentu mereka sebarkan dan malah di hijack atau di sadap untuk kepentingan yang tidak semestinya. Begitulah dunia teknologi yang ada saat ini yang masih membebaskan diri kita sendiri untuk dapat mengantisipasi diri kita di dalam menyampaikan apa saja di dalam sosial media dan platform lainnya.

 

    Bagaimana kalau sekelumit dari diri privasi yang di kaitkan dengan teknologi dalam saat ini, yang seterusnya kita pertahankan dengan tujuan jangan sampai di pakai untuk hal yang tidak pada arah dan alurnya. Yang ada diri kita yang termakan oleh hal yang di namakan “kejahatan maya”. Biasanya yang kita kejahatan itu sifatnya sesuaatu yang terlihat dengan mata kita dan melukai fisik atau badan seseorang. Akan tetapi dengan hal yang berhubungan dengan teknologi dan merugikan seseorang bahkan sampai kepda corporate atau perusahaan, masih di namakan hal ini “Kejahatan maya” tidak terlihat secara langsung akan tetapi efeknya sangat merugikan banyak pihak. Jadi berhati-hatilah dengan hal yang berbau dengan kejahatan meski tidak kasat mata terlihat akan tetapi merugikan banyak pihak. Hal yang merugikan baik yang tidak terlihat secara kasat mata ataupun yang terlihat kasat mata adanya itu sudah di kategorikan dengan “kejahatan”. Kita sendiri saja sangat berhati-hati terhadap privasi diri kita sendiri bagaimana kalau privasi kita di ketahui di dala sosial media atau yang berhubungan dengan teknologi. Jadi teknologi bisa menjadikan diri kita di mudahkan atau bahkan sebaliknya jika kita tidak hati-hati terhadap penggunaan teknologi kita akan di putar balikkan sebaliknya. Yang tidak kalah menariknya di dalam hal ini adalah bagaimana kita mengantisipasinya ke dalam hal yang baik atau positif atau hal lainnya. Bagaimanapun peran dari teknologi itu sendiri berperan sangat penting di dalam kehidupan kita masing-masing jika bisa di pergunakan sebaik dan semaksimal mungkin tentunya. Kalau di pergunakan sebaliknya hal itu malah bisa merugikan atau bisa di kategorikan dengan cyber crime atau pencurian atau pengembalin data yang tidak semestinya harus di lakukan.


      Semoga kita bisa lebih berhati-hati di zaman sekarang ini untuk mempergunakan sosial media untuk hal-hal yang semestinya dapat kita antisipasi dengan lebih baik lagi. Jangan sampai apa yang tidak semestinya kita posting atau share sebarkan untuk umum bukan untuk di sebar luaskan untuk kepentingan umum. Pakai sosial media kita masing-masing untuk kepentingan atau share hal informasi yang positif dan yang dapat di pergunakan sebagaimana adanya. Apalagi hal yang lainnya hal "cyber crime" yang merugikan banyak pihak lainnya apakah personal atau corporate atau umum. Sampai sekarang pelaku mungkin masih bisa saja mangkir atau belum di ketahui identitasnya karena tidak terlihat secara jelas. Akan tetapi jika nanti ke depannya bila ada pembaharuan tersendiri, akankah hal ini ada hukum yang jelas untuk teknologi dan penyalahgunaan data. Mari kita lebih bijaksana dan awas diri di dalam mempergunakan segala sesuatu yang bersifat teknologi. 

 

 

 

 

 

 

 

 


Comments