Skip to main content
Prioritas keungan yang disesuaikan dengan finansial kita
 Prioritas selalu ada di tangan kita yang
mengendalikannya. Prioritas pun banyak variasinya tentunya. Skalanya pun
beraneka ragam yang pasti dari skala urgent urgent sekali sampai yang biasa
saja. Tergantung dari sudut pandang dan segi mana kita melihat prioritas yang
akan kita lakukan itu pastinya. Tetapi pertanyaannya bagaimana jika prioritas
itu dihubungkan dengan segi finansial atau keuangan? Bagaimana cara kita
menyiasati dan mengukurnya? Sudah cukup cermatkah kita masing-masing dalam
keseharian kita dalam mengatur keuangan kita? Yuk kita lebih bijak dalam
mengatur keuangan kita sehingga di saat kita membutuhkan nya kita tak perlu
panik dan bingung apakah kita memang cukup cerdas dalam menggunakan uang yang
kita gunakan.
      Berbicara tentang
finansial memang tak bisa terlepas dari segi lifestyle untuk saat ini.
Tergantung dari diri kita sendiri sekarang ini apakah kita mau menghamburkan
uang yang semestinya bisa kita pakai untuk kita tabung atau untuk berderma?
Relakah kita untuk menggunakan uang kita hanya untuk secangkir kopi dengan
harga 50 ribu rupiah daripada secangkir kopi 5000 ribu rupiah. Toh sama saja
bedanya mungkin di rasanya tapi jangan menjadikan hal itu lifestyle yang
berkelanjutan akan tidak  baik di
kemudian hari. Kita mesti cermat sekarang ini untuk menggunakan hal yang
semestinya tidak kita gunakan dan semestinya kita gunakan. Masih banyak hal
lainnya yang sangat tidak perlu kita gunakan dan dapat kita kikis baik-baik
menurut keperluan kita sehari-hari. Jangan malu untuk melakukan hal ini yang
semestinya dapat kita gunakan untuk sehat finansial kita sehari-harinya. Karena
toh nantinya kita sendiri yang sehat batin dan jiwa kita. Yuk mari dari
sekarang kita lebih cermat dalam menyiasati mana yang semestinya menjadi
prioritas keuangan yang seharusnya kita ketahui.
       Sejak kecil kita
sudah pastinya diajari dengan baiknya oleh ayah dan ibu kita sebagai pemberi nafkah
kita. Yang mana kita belum dapat untuk mencari nafkah kita sendiri. Dari kecil
sejak tk misalnya kita sudah didik diberi uang saku yang hanya cukup untuk satu
hari itu saja jika kurang artinya kita kurang pandai dalam menggunakan uang
saku kita untuk hari itu. Sebagai contoh dalam sehari kita diberi uang saku
5000 ribu rupiah ya mau tak mau uang 5000 ribu rupiah itu akan menjadi senjata
kita untuk mengisi perut kita di luar rumah. Kita sudah diajak berpikir cerdas
prioritas mana yang akan kita gunakan dengan uang 5000 ribu rupiah itu. Yang
namanya prioritas keuangan berbanding setara dengan yang namanya kebutuhan
hidup. Orang tua pun sudah mengajarkan dengan baiknya bahwa kebutuhan manusia
juga terdiri dari tiga macam kebutuhannya sehari-hari. Yaitu kebutuhan pangan ;
sandang dan papan. Ini yang akan menjadi prioritas kebutuhan kita sehari-hari
akankah kebutuhan sandang dan papan kita mengalahkan kebutuhan yang sangat
prioritas dibanding kebutuhan dua itu tersebut? Kita yang akan menentukannya
pastinya. Berpikir cerdaslah dalam memillih prioritas mana yang seharusnya
sudah menjadi kewajiban kita untuk dalam keseharian kita.
       Beranjak dari
level tk itu pun jaman sekarang yang saya lihat di keseharian yang ada dimana
anak tk pun sudah diajarin bagaimana cara membelanjakan uangnya di sebuah
supermarket. Mereka diajari cara membelanjakan uangnya yang ada dengan membeli
kebutuhan sehari-hari yang ada di keluarga mereka misalanya sayur-sayur an ;
buah-buah an dan daging atau susu. Sehingga mereka dengan sendirinya mulai
diajarkan mengerti arti nominal uang dalam skala prioritas yang sehari-hari ada
di dalam keluarga mereka misalnya. Cara ini sangat baik dan patut untuk
diterapkan bagi anak-anak didik mereka yang masih bersekolah di tk. Karena
dengan setingkatnya mereka terus beranjak kita akan mencoba terus untuk
memahami prioritas kebutuhan kita pastinya.
       Lebih tinggi
kita bearanjak tingkat prioritas kebutuhan kita pun akan naik pastinya. inilah
yang akan menjadi perhatian kita masyrakat yang ada di ibu kota sekarang yang
sering mengeluhkan hal ini. Tentunya dapat diatasi jika kita juga pandai dalam
mengelola finansial kita. Banyak cara yang dapat dilakukan tentunya untuk
mengikis kebutuhan kita yang semestinya tidak perlu kita beli. Memang kita hidup
di kota metropolitan yang serba mewah dan wah boleh dikatakan yang semuanya
dilihat dari uang semata. Tetapi dengan melihat hal itu yang ada di kepala kita
apakah mereka yang terlihat sehari-harinya di mall dengan membelanjakan dan
menenteng barang-barang baru hamper setiap harinya itu sehat dalam finansial
mereka? Tidak kah hal yang ditawarkan dengan credit card lebih merusak
perencanaaan atau skala prioritas mereka dalam menggunakan uang mereka? Itu
perlu dicermati lagi dengan baik sehingga banyak kasus yang ada jika jatuh
tempo credit card mereka mereka malah tekor dan tidak sanggup untuk
membayarnya? Sudahkah anda benar-benar cerdas dan memikirkan hal ini jauh lebih
ke depan lagi? Akankah lebih baik membeli barang-barang apa pun jenisnya sesuai
dengan kemampuan finansial kita masing-masing? Tidak perlu tergiur sesaat
dengan iklan berjalan yang selalu tayang di televisa anda ? Jangan mudah
tergiur sesaat dengan hal-hal yang semacam ini karena akan malah membuat anda
tidak terkendali dalam merencanakan prioritas barang-barang anda. Barang yang
semestinya dapat kita pakai terlebih dahulu mengapa harus dibeli dan dibiarkan
menumpuk di rumah anda bahkan mungkin jarang terpakai yang ada? Dimana skala
prioritas keuangan anda kalau begitu? Jangan hanya karena tergiur dengan godaan
sale atau diskon sesaat anda pun kalap untuk membelanjakan barang yang bukan
pada skala prioritas keuangan anda. Perhatikan lebih baik hal-hal tersebut para
pembaca yang budiman. Semoga anda lebih bijak dalam mengelola keuangan anda
dengan skala prioritas anda masing-masing.
     Masih banyak hal
yang dapat kita lakukan tentunya untuk agar skala prioritas kita dapat kita
pangkas dengan baik. Kalau boleh kita ambil contoh misalnya apakah kita masih
terlilit hutang yang semestinya kita dapat bayarkan? Bila kita seorang karyawan
katakanlah dengan gaji UMR ya cukupkanlah dan bersyukur dengan hasil seorang
karyawan dengan gaji UMR tersebut. Jangan menjadi seorang karyawan dengan gaji
UMR yang bergaya konglomerat hal itu tentu tidak sehat dan tidak baik yang ada.
Kalau kita rajin dengan pekerjaan kita di perusahaan kita bekerja niscaya kita
pasti akan diangkat lebih lagi level kita di jenjang yang lebih tinggi.
Sebaliknya kalau kita seorang pemimpin perusahaan atau bos apakah skala
prioritas kita sudah dipandang pas dengan bawahan kita? Menggaji karyawannya
sesuai dengan keringat yang mereka berikan untuk karyawan? Adakah
tunjangan-tunjangan yang diberikan ataukah kesehatan yang layak jika karyawan
mereka sakit dan lain sebagainya. Seharusnya perusahaan yang sehat dan baik dan
mau nama baiknya tidak tenggelam sebalah mata dalam sekejap hal-hal yang
menjadi hak karyawannya dapat lebih ditingkatkan bukan dengan setelah karyawan
mereka sudah berjerih lelah untuk karyawannya yang ada gaji yang seharusnya
sudah jatuh tempo diberikan ditungga beberapa lamanya. Hal itu lah yang sering
kali menjadikan karyawan berpikir lebih apakah perusahaanya sudah selayaknya
memberikan prioritas kepada karwayannya dari segi finansial pastinya.
     Hal yang lain lagi
yang dapat dilakukan oleh kita sendiri adalah entah kita berstatus karyawan
atau owner pemilik pemilik perusahaan atau kepala rumah tangga yang pastinya.
Sudahkah paling tidak 10 persen dari penghasilan kita sendiri sudah kita
sisihkan atau tabungkan? Mungkin kelihatannya sepele atau kecil yang ada.
Tetapi bagaimana jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan? Apakah kita akan
meminjam kepada sanak saudara atau teman dan kerabat? Belum tentu juga kita
akan mengembalikannya tepat waktu bukan? Masih harus mengurusi pendanaan yang
ada di rumah sakit misalnya kalau kita terkena penyakit? Apakah kita ikut serta
dalam BPJS atau asuransi yang mendukung lainnya? Sekali lagi prioritas lah yang
akan menjawabnya itu? Dari pada menggunakannya untuk cicilan rumah atau
kendaraan bermotor dan lainnya apa tidak lebih baik menggunakan uang yang kita
miliki untuk menabungnya juga. Yang pasti kita sudah saatnya menabung untuk
kebaikan diri kita sendiri. Mari kita lebih bijak dalam menggunakan skala
prioritas keuangan kita masing-masing. Jangan pandang sebelah mata dengan uang
kecil yang kita sisihkan jika kita berkomitmen untuk melakukannya terus menerus
insya allah uang kecil yang kita sisihkan itu akan besar manfaatnya di kemudian
hari.
     Hal yang mungkin
sebagian orang tidak banyak yang melakukannya adalah sudahkah anda berderma
kepada sesama kita? Dengan berderma mungkin kita akan banyak yang kita
keluarkan yang ada tetapi di samping itu kita mendapat berkahnya kelak jangan
pernah lupakan hal yang terkandung di dalamnya. Sesama kita masih terlalu
banyak yang memerlukan uluran tangan kita bantulah kepada mereka yang
memerlukannya insya allah sekali lagi berbicara tentang prioritas kita akan
dicukupkan oleh yang di Atas.
       Jika kesemuanya
itu sudah kita coba untuk lakukan mungkin hal berinvestasi dapat kita lakukan
sesuai dengan skala prioritas kita kembali lagi. Jika kita seorang kepala rumah
tangga ayah yang baik sudah seharusnya hal ini dipertimbangkan lagi dengan baik
untuk kebaikan masa depan anggota keluarga mereka dan masa depan kepala rumah
tangga dan pasangannya tentunya. anak-anak akan beranjak dewasa tentunya dan
tidak akan seterusnya mereka bergantung dengan orang tua mereka nantinya.
Akankah mereka akan memberikan nafkah bagi orang tuanya kelak seperti yang
dilakukan orang tuanya sebelumnya? Orang tua hanya akan menggantungkan pada
dana pensiun mereka yang ada. Tetapi jika mereka berinvestasi dengan baik insya
Allah akan sedikit diperbantukan untuk menjalani kehidupan mereka yang lebih
baik lagi.
       Hal yang sudah
sewajibnya kita lakukan adalah menyiapkan dana untuk kebutuhan anggota keluarga
mereka masing-masing. Misalnya untuk makan, transportasi, pulsa, hiburan, dan
sebagainya. Buatlah anggaran untuk prioritas ini. Hal-hal ini sudah menjadi
kewajiban bagi kita semua untuk cerdas dalam membuat anggaran jauh-jauh hari. Agar
nanti kelak jika diperlukan hal-hal ini tidak perlu kita sampai panik untuk
mencarinya dalam tabungan kita masing-masing. Sekali lagi kita perlu untuk
menabung yang pasti agar kebutuhan-kebutuhan ini kita perlukan suatu saat kita
bisa mengambilnya dalam tabungan kita masing-masing.
      Semoga pilihan-pilihan
prioritas yang ada di atas dapat membantu kita dalam menjalankan hal-hal yang
selama ini belum kita laksanakan dengan baik. Semuanya di tangan kita
masing-masing apakah kita masih mau berkutat dalam kehidupan kita yang lama
dengan tidak menjaga skala prioritas kita yang semestinya dapat kita jaga
sebelum-sebelum hari. Kita pun pastinya ingin agar kehidupan kita tidak terlilit
hutang dan dapat juga merasakan kenikmatan hidup layaknya yang kita ingin
nikmati. Selamat menjalankan prioritas kehidupan kita masing-masing menurut
gaya hidup kita sendiri-sendiri. segera tentukan skala prioritas kita masing-masing sesuai dengan level kehidupan dan kesanggupan kita masing-masing. Insya Allah kita makin dipahami untuk menentukan prioritas cerdas sesuai dengan kesanggupan finansial kita Amin 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
 
Comments
Post a Comment