Berprioritas kah kehidupan kita demi kebaikan orang lain?
Berbicara tentang prioritas terlebih
dalam keuangan jangkauannya memang sangat luas yang ada. Tetapi bagaimanapun
juga apakah kita sudah berprioritas dalam keseharian kita dalam finansial kita
masing-masing. Memang kita sendirilah yang menentukan apa yang menjadi
kebutuhan finansial kita. Kita mau tak mau di tiap harinya harus cermat
menggunakan keuangan kita ke depannya. Jika tidak yang ada kita akan terhempas
dengan cepatnya akan giuran yang selalu ditawarkan oleh brand-brand yang
ternama. Inilah yang harus kita cermati dengan baik apakah kita sudah sehat
berprioritas dengan baik bagi finansial kita masing-masing.
Jika memang belum demikian apa yang kita
lakukan prioritas dalam finansial kita ini dalam kehidupan kita sehari-hari.
Sudah sepatutnya kita mengubah cara kita dalam menata ulang keuangan kita
masing-masing. Apa yang menjadi penghalang sehingga kita tidak dapat
berkehidupan layaknya teman-teman atau kerabat-kerabat kita dalam level yang
lebih tinggi lagi. Memang masing-masing orang mempunyai kapasitasnya
masing-masing dalam keuangannya masing-masing. Tetapi setidaknya jika kita
mengatur lebih baik lagi apa yang
menjadi kebutuhan yang seharusnya kita bisa nikmati akankah senangnya
hati ini. Sudah saatnya kita mempriorotaskan kebutuhan kita masing-masing. Mari
kita berusaha untuk mengikis apa yang bukan menjadi kebutuhan kita dibanding
dengan compare atau membandingkan dengan harta yang seharusnya bukan menjadi
kebutuhan kita yang ada.
Hal tentang finansial atau prioritas
dalam mengelola keuangan tentunya tak luput sudah kita terapkan semenjak kita
masih dalam level kecil katakanlah masih dalam level tk. Bagaimana dengan
baiknya orang tua kita memberikan kepada kita pelajaran yang sangat kecil mungkin
tetapi sangat berharga. Bagaimana anak yang masih 100 % bergantung pada orang
tua nya dalam hal keuangan ini berupaya untuk dalam mengelola keuangannya. Yang
tertanam di dalam benak kita bagaimana bisa anak kecil diberi uang lembaran
lima ribu rupiah sebagai uang saku hariannya. Itulah menurut saya itulah
pelajaran yang sangat berharga yang dapat terus kita impikasikan untuk
keseharian kita sehari-hari. Di samping uang saku harian itu tak luput kita
juga diajarkan agar tentunya uang saku itu tak hanya melulu dihabiskan seharian
itu. Karena orang tua kita akan dinilai oleh orang tua kita pelajaran tentang
menabung tentunya. dari sinilah pengertian kita tentang skala memgatur keuangan
pastinya akan terus bertambah. Dimana sejalan dengan usia tentunya kebutuhan
yang kita perlukan juga semakin bertambah disinilah kita akan semakin diajar
untuk cerdas dalam skala prioritas keuangan.
Bila skala prioritas tentang keuangan
tidak dimulai dari kecil adanya yang ada kita makin tidak bisa mengatur
keuangan kita nantinya. Dari pada itu pembiasaan mengelola keuangan sangat
perlu di hari lewat hari untuk terus dipertahankan. Harusnya hal ini tidaklah
sulit adanya jika kita sudah terbiasa untuk membiasakan diri kita sendiri
bagaimana mengelola keuangan kita masing-masing. Sehat berfinansial sehat pula
skala prioritas keuangan kita pastinya. Kita tidak perlu bersusah-susah
memikirkan apa yang seharusnya tidak perlu kita pikirkan untuk dibeli itulah
gampangnya yang segampang itulah yang seharusnya kita pikirkan. Apakah daftarbarang
yang ada di dalam skala prioritas keuangan kita iyu baik adanya. Kita
sendirilah yang mengetahui dengan pasti jawabannya. Tak perlu berkecil hati
adanya jika kita hanya hanya diberi kemampuan sampai ke taraf pemakai kendaraan
umum dibanding dengan kendaraan pribadi semisal. Pertanyaan selanjutnya apakah
mereka pemilik kendaraan umum itu memang sudah benar-benar bisa membeli dan
melunasi kredit dari iuran kendaraan umum mereka hingga tidak terlilit utang
yang ada. Belum tentu bukan? Jadi hal ini kembali ke prioritas kehidupan
keuangan kita masing-masing. Sudahkah memang
kita cerdas dalam menjalankan priorutas keuangan kita masing-masing? Jawabannya
di tangan kita masing-masing.
Hal selanjutnya yang perlu kita
pikirkan adalah memang kita sudah menyisihkan dengan baik keuangan yang kita punyai untuk hal-hal yang urgent
sifatnya. Atau dana-dana darurat yang ada. Katakanlah ketika kita sedang
mengalami hal-hal yang mengharuskan kita tidak bisa bekerja dengan maksimal
alias harus bed rest. Apakah hal ini dapat mengganggu dari cash flow (
pemasukan) yang kita punyai. Kita semua masing-masing yang mengetahui
jawabannnya masing-masing. Apakah tabungan yang kita punyai mampu mengcover
dana yang kita sangat perlukan itu adanya. Karenanya sangat dianjurkan jika
memang kita mempunyai tabungan dari dana penghasilan kita masing-masing untuk
dapat disisihkan. Dana keuangan sebaiknya kita sisihkan 10 persen dari tabungan
kita sehingga hal ini dapat kita antisipasi jika terjadi hal yang diluar dari
yang tidak kita duga. Hal kecil semacam ini janganlah kita pandang sebelah mata
dari nominalnya karena kalau kita lakukan dengan berkala tabungan kita
bertambah yang pasti. Hal ini berbanding sama hal nya dengan hal yang sudah
kita coba lakukan semenjak kita masih kecil. masih ingatkah kita tentang
ilustrasi selembar lima ribu rupiah yang sangat mengena di kepala kita. Hal ini
sudah seharusnya kita tanamkan pada diri kita sendiri sejalan dengan usia kita
dan apapun level pekerjaan yang kita jalani sekarang ini. Mulailah menabung
demi kebaikan diri kita sendiri sehingga kita tidak merasa terbebani malah
merasa menjadi kewajiban berkala. Jikalau hal menabung tidak kita lalukan
sepertinya ada yang tidak semestinya “tidak lazim” yang seharusnya harus kita
lakukan. Tanamkanlah kebaikan menabung yang baik dari hari ke hari insya allah
prioritas menabung kita juga semakin membaik dari hari ke hari. Bahkan dengan
melakukan menabung kita bisa tidak disangka-sangka dengan membaiknya keuangan
yang kita miliki. Semisal adanya berkat di
bulan ini yang dapat kita berikan untuk orang tua kita misalnya dengan
menyenangkan hati mereka atau dengan berderma dengan orang-orang yang ada di
sekitar kita. Pembaca yang budiman teruslah berbuat kebaikan demi membaiknya
prioritas keuangan kita masing-masing. Pasti ada jalan yang terbuka selalu jika
kita tidak berusaha untuk memikirkan diri kita sendiri tetapi melihat kepada
orang-orang lain yang ada. Tanpa bantuan kita semua orang-orang yang lain yang
diluar yang masih banyak harus kita bantu. Jawabannya dan pilihannya ada di
tangan kita masing-masing pembaca yang budiman. Tinggal kita mengambil langkah
cerdas untuk menentukan pilihan prioritas kita masing-masing. Tentunya demi
kebaikan orang lain yang masih memerlukan uluran bantuan kita. Sudah punya
jawabannya kah kita masing-masing? Kalau belum jangan terlalu lama
memikirkannya sambil terus berbuat kebaikan di dalam prioritas keuangan kita.
Comments
Post a Comment