Smart people dengan smart phone atau smart watchnya ?

                        Boleh saja kita punya smart gadget, tapi saat kita berkomunikasi dengan orang                         yang ada di depan kita, singkirkan sejenak gadget kita ya teman-teman. Be wise :) 


      Teknologi yang sudah berubah dengan cepatnya, apakah masih ada lagi yang harus kita terapkan dan kejar untuk hal yang satu ini? Kita sebagai manusia boleh saja yang hidup di dalam zaman yang serba cepat untuk saat ini. Akan tetapi, apa saja dari teknologi itu sendiri yang harus di ikuti tentunya harus kita pilah-pilah bukan? Bukan semua dari teknologi yang ada semuanya kita serap mentah-mentah. Tanpa ada saring yang ada di dalam pikiran kita masing-masing? Kita sepertinya serba di mudahkan oleh apa saja yang ada di dalam teknologi tanpa memperdulikan dari apa pun juga yang menjadi fokus kita. Tua muda, latar belakang status apapun kerja di perkantoran dengan level biasa-biasa saja ataupun yang lainnya sampai ke yang paling terdepan di lini pemerintahan dan presiden bahkan. Dengan di mudahkan dengan sekali click di "smartphone" kita masing-masing. Sepertinya tidak lagi menggunakan nalar kita dengan baik. Lalu, di mana letak peradaban yang ada di dalam diri kita masing-masing lagi lalu? Mau tidak senang dengan orang lain, mau suka dan sampai yang tidak penting sama sekali pun semuanya hanya perlu satu langkah mudah di dalam smartphonekita masing-masing. Saya pun cenderung hal yang berhubungan dengan teknologi kalau di mudahkan dengan mudahnya, nanti manusia akan malah tidak menggunakan kepintarannya dibanding dengan teknologi. 

      Bagaimana dengan hal ini lalu, dengan beranekaragam teknologi yang ada lalu teknologi yang seperti apa yang harus di ikuti? Apakah dengan mencerminkan atau yang berhubungan dengan pekerjaan sekulernya sendiri ataukah ada hal lainnya mungkin? Coba kita renungkan dan pikirkan dengan baik sejenak sehingga di dalam keseharian kita tidak salah langkah lagi yang ada. Dimudahkan dengan teknologi, tetapi kita sebagai manusia jangan sampai menjadi malas "selangkah" saja untuk hal itu, akan tetapi yang sebaliknya. Jika sudah di mudahkan oleh teknologi bukan dalam artian kita sama sekali menjadikan diri kita sendiri malas dan sama sekali tidak atau enggan untuk bergerak mendapatkan apa yang kita maui. Itu salah besar tentunya. Mari, kita lebih bijak di dalam hal ini lebih lanjut. Mana-mana saja yang seharusnya diperbantukan oleh hal ini, dan mana-mana saja juga yang masih menjadi kewajiban kita untuk kita kerjakan dengan sendirinya. Kalau kita merasa nyaman di dalam comfort zone semata, yang ada nantinya kita tidak akan bisa merasa mendapatkan challange di dalam hal untuk bertahan hidup dan lain sebagainya. Saya percaya kok, kalau kita masih berusaha untuk mengusahakan dengan sebaik-baiknya apa yang menjadi keresahan kita di dalam perjuangan hidup ini. Kemudiannya, teknologi yang tepat dan benar juga akan menyeimbangkan jiwa dan raga kita. Bukan apa-apa saja dengan teknologi lalu kita malas "bergerak",, ya cara itu menurut saya sama sekali tidak tepat atau kurang tepat ya. Kalau cara berpandangnya misalnya, karena mengurangi kemacetan kita di mudahkan oleh teknologi dengan grab atau go-jek ya tentunya sah-sah saja. Perlu kita bahas lagi tentang ini ayo mari-mari saja tidak masalah. 

      Teknologi yang kekinian yang di padupadankan dengan karakter dan profesi kita masing-masing. Itu yang baru setuju dan benar atau tepat. Nah begini ya. Andaikata satu langkah yang sudah ada misalnya dengan benda kecil atau mungil yang kita bawa sehari-harinya yaitu "handphone". Ini lah yang menjadi hal yang penting dan sakral sebelum meninggalkan rumah bukan. Setelah itu, dipastikan benda sakral itu sudah di dalam saku kita atau tas kita barulah kita lega meninggalkan tempat tinggal kita masing-masing. Selanjutnya ya tinggal buka smartphone kita lagi untuk pesan kendaraan online ke tujuan yang kita maui. Saya ingin menambahkan suatu hal di dalam hal ini, yang mana handphone sebagai sarana komunikasi tentunya sekarang ini bisa saja mendekatkan kita yang jauh dan sebaliknya menjauhkan yang dekat. Kalau handphone yang kita miliki bisa menjadi sarana untuk dapat komunikasi yang lebih baik lagi dengan orang-orang yang berjauhan tinggal nya orang tua kita tentu sangat saya sarankan apalagi dengan video call untuk saat ini atau video conference, namun yang perlu di ingat adalah video call atau conference pun harus di tempat yang tepat dan benar ya bukan di tempat keramaian misalnya di busway atau mall. Dianjurkan hal tersebut jangan dilakukan karena tidak tepat, yang ada nanti bisa menganggu dari orang-orang yang ada di sebelah-sebelah kita semata. 

         Tentunya tidak akan ada habisnya jika kita berbicara tentang teknologi yang serba mutakhir dari zaman ke zaman ya. Kalau sarananya yang digunakan dengan baik dan tujuan yang maksimal tentu saja, tidak menjadi masalah sama sekali untuk hal yang satu ini ya. Apa saja yang menjadi kekuatan teknologi harus kita pikirkan baik-baik dan seksama sebaik mungkin. Kalau kita komunikasi dengan orang yang ada orang itu merasa dekat dan diperhatikan tentunya senang dan tak terbayangkan. Tetapi jika saya coba menanyakan hal ini kepada pembaca yang budiman, apakah bounding bisa ditukar dengan menukar kisah dan foto atau video kepada orang yang kita kasihi. Tentu saja tidak bisa bukan? Tetap saja, dengan kecanggihan teknologi sampai kapan pun yang namanya bounding atau bertemu muka langsung sama sekali tidak bisa di gantikan dengan apapun juga apapun itu. Katakanlah teknologi yang ada sudah semakin canggihnya akan tetapi dengan menengok langsung orang tua kita itu suatu yang sama sekali tidak bisa digantikan dengan apapun juga. Coba kita kembali pikir dan renungkan hal ini baik-baik. Orang tua kita akan semakin tua renta , kita semakin stabil kedudukan dan poosisi kita. Hal ini sama sekali tidak bisa menghalangi kita dengan apapun juga untuk tetap memberikan yang terbaik kepada orangtua kita. Gadget atau perangkat yang kita gunakan boleh saja , tetap saja minumannya "teh botol sosro". Semuanya ada waktuya tersendiri, yang mana artinya jangan terpana semata kepada kecanggihan teknologi yang ada. Kita tetap harus menyesuaikan diri dengan keluarga kita sendiri, keluarga inti. Mari ber"smart" lah dengan"smart" surronding dan "Smart" perople and family" daripada Smart"technolgi" yang ada di dalam genggaman kita masing-masing. Itu quote yang terpikirkan di dalam lubuk hati saya yang paling dalam. Be wise teman-teman pembaca yang budiman di dalam dunia yang "flat", masih banyak orang yang perlu kita perhatikan. 

Comments