Ceroboh finansial, maukah kita memperbaikinya?


    Finansial. Sepertinya sudah terlalu banyak yang disampaikan untuk kita baik kepada kaum milenial, atau pun yang non-milenial. tetapi apakah dengan cara lifestyle tepatnya yang ada sekarng ini. Banyaknya kantor-kantor yang ada sekarang ini memanfaatkan dengan cafe atau restaurant yang ada bukankah demikian? Pengeluaran yang tentunya harus sangat ekstra hati-hati di keseharian kita ini. Jangan sampai membuat langkah kita terhenti begitu saja, karena kita belum mempunyai finansial yang mumpuni. tentunya kita harus pandai di dalam mengambil langkah berikut ini apakah karena termakan oleh gengsi yang ada di dalam kota besar, karenanya kita tidak melihat dengan cermat dan jeli bahwa ternyata pengeluaran kita lebih banyak daripada pemasukan kita masing-masing. tentunya akan sangat baik apabila kita melakukan check-up kepada finansial diri kita sendiri. Tentunya juga sangat bagus bila kita rasa diri kita sudah punya kestabilan di dalam finansial, baru kita dapat mencoba membantu pihak-pihak yang lainnya. Nah, hal ini yang tentunya harus bisa di cermati dengan sebaik-baiknya tentunya jika kita merasa agak ceroboh di dalam finansial kita. kita dapat me-review dari segi mana kita cerobohnya. 

      Nah, di dalam hal ini yang ingin saya coba sampaikan adalah mungkin terdengar sedikit klise di telinga kita masing-masing. Yang mana, jika kita merasa sudah aman di dalam finansial kita it's ok silahkah dilakukan saja. Tentunya kita perlu reward untuk hasil kerja keras kita masing-masing di dalam mencari mata pencaharian kita. Setelah itu, apakah kita merasa aman-aman saja dengan yang kita lakukan sampai dengan sekarang. apakah kita melupakan yang namanya emergency atau dana darurat untuk ketersediaan dana di dalam finansial kita masing-masing. Terlepas dari status dan usia kita masing-masing. Untuk hal yang satu ini, emergency tidak ada seorang pun yang dapat menghindarinya. Jangan merasa sombong atau di atas angin di  mana finansial atau dana yang kita miliki untuk saat ini masih dalam taraf aman sejahtera saja. Bagaimana jika suatu waktu kita sangat-sangat membutuhkan untuk sesuatu " yang kritis" dalam artiannya. Penyakit kritis, kecelakaan dan hal lain sebagainya. Kerugian gempa bumi, apapun itu namanya sebutkan saja. Manusia bukan pencipta dari isi bumi ini, tetapi hanya sebagai pihak yang di beri mandat untuk mengelola dan melestarikan sebaik dan semampunya. Alam tetap yang berkuasa untuk melakukan apa yang di inginkan oleh alam itu sendiri dengan penciptanya. Karena dari itu, mari kita mencoba belajar beberapa hal berikut ini yang mana akan membantu kita di untuk tidak ceroboh di dalam finansial kita masing-masing. 

     
      Dana darurat pun tentunya akan banyak aspek atau hal yang bisa di telusuri dan di antisipasi. Oleh kata lain sebagai berikut: Bila kita sudah tau emergency itu perlu di antisipasi, sisihkan dari pemasukan yang kita miliki per bulannya untuk hal yang satu ini. Hal lainnya sudah bagus jika kita mempunyai pikiran yang terbuka untuk membeli polis asuransi. Tetapi sampai dengan tahap berikutnya, apakah polis yang kita beli itu sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing. Pertanyaan selanjutnya apakah berlebihan? Apakah kita beli sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing? atau polis yang kita beli lebih banyak mengacu kepada unit link daripada asuransi jiwa itu sendiri sehingga bahkan tidak mengcover dari penyakit kritispun. Hal ini perlu kita perhatikan lebih jauh lagi. 
     
    Nah, masih ada hal lain nya kah yang perlu kita perhatikan untuk planning finansial kita? Baik , jika di dalam tahun 2019 ini kita mempunyai planning atau target untuk membeli rumah idaman. Tentu bagus dan tidak salah sama sekali. Nah, mulai dari sekarang mari kita pertimbangkan dengan seksama dengan pemasukan yang kita miliki,berapa persen nya kah yang dapat kita sisihkan untuk menyicil membeli rumah idaman dengan budget kita masing-masing tentunya. Tentunya dengan berpikir jauh lebih ke depan, kita akan mempunyai pemikiran bahwa ada post-post dari pemasukan yang saya miliki untuk saat ini. Sama sekali tidak dapat di ubah untuk kepentingan dari membeli rumah idaman saya agar terwujud. 

      Nah, hal yang lainnya yang tidak kalah menarik adalah bila kita men-sharingkan hal finansial kepada para orang yang setengah baya yang mana terlihat cukup mapan di dalam hal finansialnya sepertinya. Dan jawaban "manis" mereka adalah, saya atau kami kan masih jauh dari usia untuk pensiun. Kok, sudah ditawari untuk memikirkan untuk hal tersebut. "Nanti'nanti sajalah kan masih cukup lama. Nah, hal ini sepertinya kurang tepat tentunya. Bahwa cepat atau lambat tentunya kita tidak bisa sama sekali mengelak akan memasuki usia pensiun atau usia tidak produktif di dalam bekerja bukankah begitu. Nah, selama kita sekarang ini masih dalam usia yang produktif mengapa kita tidak mempergunakan sebaiknya waktu yang ada dan tenaga tentu saja untuk mengusahakan hal ini. Sehingga nanti jika mendekakati usia pensiun, kita sama sekali tidak kelabakan. Yang di namakan urgent itu, bisa dari segala sisi dan sudut pandang dalam kita memahami dan menyikapinya. Betulkah cara pandang seperti itu? Jangan menganggap sepele yang berhubungan dengan finansial, bagaimanapun juga. Karena, jika kita tidak menyiapkannya dari sekarang kapan kita dapat memulainya. Ayo, mulai dari sekarang kita mulai melek finansial jangan menganggapnya sepele semata. Mumpung kita masih dalam keadaan yang masih sehat dan masih dapat mencari mata pencaharian makanya kita dapat menggunakan untuk mengumpulkan finansial. Apalagi kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi dengan finansial yang akan merambah dengan kehidupan ekonomi di negara kita masing-masing.

   
   Cara yang cukup bijak yang bisa kita lakukan untuk menanggulangi ceroboh finansial dan anggaran kita tepatnya adalah membuat catatan dari pengeluaran per bulannya. Di mana tentunya dari situ nantinya, kurang lebihnya akan ketahuan dengan dengan jelasnya dari segi mana saja kita biasanya "bocor" di dalam pengeluaran kita sehari-harinya atau per minggu bahkan sampai per bulannya. Apakah "bocor"nya dari sisi entertaining atau hiburan kah? ataukah pengeluaran sehari-harinya dari barang yang kita beli yang tidak semestinya kita beli mungkin? Kita sendiri sebenarnya yang dapat mengukur dan mempertimbangankannya sebaik mungkin. lifestyle tetap akan menjadi lifestyle bila kita tidak dapat menakarnya dengan sebaik-baiknya. Saya percaya tidak orang yang akan ceroboh finansial, apabila dia dapat mengatur keuangannya. apalagi yang sudah bekerja dengan sendirinya, mereka dapat memahami dengan betul betapa susah dan beratnya mencari pekerjaan. Yang terpenting dari pemasukan di tiap bulannya , di usahakan sebaik mungkin setara dengan pengeluaran yang kita juga. Jangan sampai malah surplus yang ada. Ayo lebih cerdas di dalam finansial kita masing-masing agar jika terjadi emergency atau dana darurat kita tidak sampai kelabakan di dalam menanggulanginya. Apalagi jika dari finansial kita masing-masing , dapat kita tabungkan atau malah kita investasikan. Hal itu akan lebih baik lagi tentunya untuk masa depan kita masing-masing. Semoga apa yang menjadi saran dan masukan yang saya coba sampaikan ada manfaatnya untuk check up finansial kita secara pribadi.





















   

Comments