Kesadaran diri kita untuk sadar bencana lewat radio
Poster BNPB sebagai bentuk sosialisasi tentang sadar bencana
Sadar bencana jika ada di kepala kita
masing-masing apa yang kita pikirkan sebenarnya dan mau dibaw kemana. Indonesia
dengan adalah kepulauan yang ada di sekitarnya ditambah dengan bencana yang
terjadi dimana-mana. Apakah masih dari kita entah sudah pernah menjadi korban
bencana alam ataukah tidak ; tidak berusaha untuk tidak ditanggulangikah
bencana alam yang sudah semakin banyak terjadi. Sadar atau tidak terjadinya
pada kesadaran diri kita sendri yang pasti. Setelah itu kita berusaha untuk menyadarkan orang lain
untuk melakukan hal yang sama kurang lebihnya tentang sadar bencana. Itulah
yang seharusnya terjadi setelah acara yang disponspori oleh badan BNPB ( Badan
Nasioanal Penanggulangan Bencana). Radio dan bencana bagaimanapun adalah dua
hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain adanya. Kalau tidak ada radio
sebagai alat komunikasi yang ada kita akan merasa kesulitan untuk dapat
mengetahui kejadian yang ada di sekeliling. Kejadian yang ada di sekitar kita
jangankan berbicara tentang bencana alam yang ada tetapi mulailah dengan
kejadian yang dapat kita pantau di sekeliling kita sehari-harinya.
Perubahan sikap
dan sudut pandang masyarakat terhadap bencana memang sudah harus dirubah.
Sekarang, bicara bencana tidak lagi berbicara tentang rasa takut, tapi sudah
berbicara persiapan, pengetahuan dan sadarbencana. Jika masyarakat dibekali
dengan pengetahuan dan kapasitas, kedepannya diharapkan risiko-risiko yang
ditimbulkan oleh bencana dapat diminimalisir. Kita tentu sepakat supaya tidak
ada lagi air mata duka di bumi pertiwi ini. Ayo mari kita makin sadar bencana
tentunya dari
Ini yang akan coba diluruskan oleh BNPB tentang
pandangan masyarakat Indonesia yang masih sangat minim tentang kesadaran
masyarakat Indonesia. Bagaimana kita sebagai masyarakat Indonesia dapat terus
bersinergi dengan keadaan bahaya banjir yang ada di di Indonesia apakah kita akan
berdiam diri atau dapat mengupayakan hal yang terjadi. Air mata sudah banyak
terjadi dimana-mana apakah kita masih terus berpangku tangan dengan tidak
melakukan apa-apa? Sepatutnyalah kita sebagai masyarakat Indonesia khususnya
Jakarta yang baik untuk ikut serta berperan serta sadar bencana paling tidak
yang ada di sekeliling kita.
Sadar akan
bencana yang terjadi di sekitar kita yang pasti bukanlah menjadi tanggung jawab
pihak tertentu saja yang ada tetapi menjadi tanggung jawab kita bersama. Dari
yang tua sampai yang muda pun seharusnya dapat ikut serta melestarikan
lingkungan yang ada di sekeliling kita ini secara terpadu. Jangan sampai
menunggu bencana itu datang terlebih dahulu barulah kita merasa peduli dan
terpanggil untuk ikut melestarikannya. Fatal yang ada jika kita sampai menunggu
bencana yang ada itu sampai terjadi yang ada ; bagimanakah dengan korban yang
berjatuhan apakah kita ikut memperhitungkan sampai ke hal yang seperti itu?
Kerugian yang disebabkan dan lain sebagainya? Mari kita sama-sama merasa
terpanggil untuk ikut serta akan hal yang seharusnya dapat kita tanggulangi
secara bergotong royong ini.
Budaya sadar
bencana sebenarnya kalau mau diterlusuri di Indonesia sendiri sudah ada sekitar
70 tahun yang lalu. Tetapi akankah kita paham apa yang dimaksud dengan sadar
bencana itu sendiri? Apa saja yang dapat dikategorikan dengan bencana alam?
Apakah bencana yang disebabkan oleh manusia itu sendiri ataukah bencana yang
disebabkan oleh alam? Jika dikategorikan sebenarnya tidaklah terlalu rumit
ternyata hanya ada dua kategori kategori singkat itu saja. Ya tetapi sekali
lagi berbicara tentang bencana itu sendiri apakah manusinya paham benar untuk
ikut serta melestarikannya. Jawabannya kembali pada kita pribadi kita
masing-masing. Sampai sebatas manakah tingkat kesadaran kita tentang bencana
alam ini sendiri. Diharapkan dari pemaparan BNPB yang akan dijelaskan akan
dapat membantu kita semua untuk lebih membuka mata hati kita baik-baik tentang
kesadaran bencana alam.
Budaya sadar
bencana di Indonesia masih sangat rawan dan terus dipupuk apakah memang kita
disadarkan untuk merasa terpanggil dengan sadar bencana ini. Kali ini yang akan
coba dikupas adalah sadar bencana yang berhubungan erat dengan radio. Tidak
bisa kita pungkiri bahwa radio merupakan jejaring yang luar biasa. Berbicara
tentang bencana tidak akan terlepas dengan alat konukasi radio yang sudah ada
cukup lama. Jangan sampai kia remehkan dengan jejaring komunikasi yang satu ini
yang sangat luar biasa adanya. Hasil yang didapat atau dicapai jika kita
menggunakannya dengan maksimal harusnya kita juga dapat menekan jumlah korban
yang berjatuhan yang bisa ditanggulangi. Inilah pemaparan dari ketua BPNB Bapak
sutowo tentang inovasi atau gagasan masyarakat Indonesia untuk semakin sadar
akan bencana yang dapat ditekan jumlahnya
Mungkin bukan dengan tidak berbicara tentang
jumlah yang dapat ditekan jumlahnya tetapi seharusnya BNPB menurut saya pribadi
juga dapat memberikan sosialiasi tentang tingkat kesadaran masyarakt akan
pentingnya kesadaran bencana ini ke masyarakat umum. Pada kesempatan kali ini
dipaparkan bahwa BNPB menggagas akan pentingnya sadar bencana dengan
mengetahkan sadndiwara radio ke masyarakat luas. Harapannya tentunya dari ketua
BNPB kali ini agar masyarkat yang mendengarkan sandiwara ini merasa paling
tidak ikut merasa terpanggil bilamana ada bencana yang terjadi di sekeliling
kita. Bukankah ajakan ini merupakan langkah awal yang baik yng perlu ditiru
oleh masyarkat Indonesia. Dimana kesadaran masyarakat Indonesia tentang bencana
alam atau berbicara tentang melestarikan lingkungan hidup yang ada di
lingkungan kita sehari-hari masih sangatlah minim. Yang ada yang terjadi jika
bencana sudah melanda kita semua kita akan saling menyalahkan satu sama lain.
Apakah hal ini dinilai cerdas untuk dilakukan sebagai masyarakat Indonesia?
Kita perlu berpikir lebih cerdas dan bijaksana lagi yang pasti akan hal ini
dikemudian hari. Sadar bencana sudah merupakan tanggung jawab bersama kita.
Tidak perlu lagi berusaha untuk saling menyalahkan satu sama lain . ambilah
tindakan nyata bersama yang dapat kita kerjakan dan antisipasi sehingga kita
merasa ikut berperan serta dan bertanggung jawab.
Indonesia memang
masih banyak daerah rawan bencana yang terdapat hal ini akan terus selalu dapat
diantisiapasi dengan halnya kita lebih peka dengan daerah yang rawan bencana
pastinya. Pasti ada tantangan tersendiri bagi yang daerahnya masih sangat rawan
bencana di Indonesia. Alasannya tentunya masih belum semua daerah yang terjangkau
dengan akses alat komunikasi. Kita terus harus dapat membagikan informasi radio
sebagai satu-satunya alat media informasi yang bisa menjangkau ke seluruh
masyarakat. Menurut penulis hal ini yang harus digarisbawahi dengan baik agar
ke depannya daerah yang belum terjangkau tersebut ke depannya dapat terus
diberi pengarahan dengan baik. Bagaimana aksi nyata dari BNPB yang dilakukan
untuk sadar bencana ini? Apakah mereka sudah melakukan penyeluruhan secara
merata tentang hal sadar bencana ini. Semakin berpedulikah kita akan hal sadar
bencana yang ada di Indonesia. Menurut penulis kepedulian BNPB tentang hal
sadar bencana dimulainya harus dari tempat-tempat atau daerah yang masih minim
akses komunikasi radio. Jika alat komunikasi ini sudah sampai merambah
seterusnya akan mudah disosialisasikan ke daerah yang lainnya pastinya. Semoga
hal ini dapat terus direalisasikan oleh kita semua sebagai masyarkat Indonesia
yang merasa terpanggil tentang sadar bencana.
Cara yang dilakukan
oleh BNPB pun dapat bervariatif dan sangat banyak adanya jika dapat
disosialisasikan “sadar bencana” ke masyarakat Indonesia. Kali ini sosialisasi
yang coba ditawarkan caranya oleh BNPB yang sudah pasti dan semoga dapat
diterima masyarakat Indonesia yaitu sandiwara radio. Sandiwara radio pun banyak
caranya dengan tidak berseteru pada satu pihak saja. Cara ini dinilai berdampak
sangat tinggi pada kita masyarakat Indonesia. Karena rata-rata rasio
pendengarnya pun sudah terbukti meningkat dari dulu sampai sekarang.
Mendengarkan radio
mengapa dikatakan efektif? Karena mendengarkan radio tentunya dapat dilakukan
dimana saja dan kapan saja. Dari kalangan mana saja yang dapat ditawarkan oleh
kalangan mana saja. Kalangan tua dan muda dapat dilakukan oleh mana saja? Tua
dan muda tak terkecuali. Saat macet pun dapat dilakukan oleh siapa saja yang
dilakukan oleh pendengar radio yang setia tentunya. Pendengar radio yang setia pun yang tau cara
berkomunikasi yang baik memberikan tanggapan yang baik di kala berkendara dan
memberikan pandangan mata mereka tentang sekitar yang terjadi.
Sandiwara radio
tentunya dapat bersifat “kekinian” untuk hal yang sampai saat ini. Tetapi
apakah kita terus dapat melakukannya dari waktu ke waktu. Kita semua dapat
dengan senang hati melakukannya. Kegiatan yang dilakukan dari radio. Hasil
komunikasi tidak bisa dijadikan patokan secara umum mengenai efektifitas
sandiwara sebagai sarana edukasi yang menyokongnya. Komunikasi yang efektif
secara baik dapat dilakukan tanpa membuang waktu yang kurang pun. Radio pun
dapat dilakukan dengan baiknya oleh pendengar tanpa membuang waktu. Kita lah
yang menjadikan diri kita sendiri pendengar yang setia. Sandiwara radio yang
akan coba dilakukan dan disosialisasikan oleh BNPB kali ini. BNPB dengan
baiknya mencoba mensosialisasikan yang terjadi dengan bencana alam yang diminimalisasikanuntuk
masyarakat Indonesia. Supaya tentunya korban yang berjatuhan yang terdahulu
yang terjadi dapat diminimalisir dengan pantauan mereka saat mendengarkan radio.
Bukankah itu yang sebenarnya yang ingin dicapai sepenuhnya supaya korban yang
berjatuhan dikendalikan dengan baik. Jadi pembaca yang budiman yang saya kasihi
marilah kita terus ikut serta dan berpartisipasi sepenuhnya dengan apa yang
kesadaran bencana yang dicoba di sosialisasikan terus dan terus dari pihak BNPB
kepada masyarakat Indonesia khususnya dan masyarakat kota Jakarta umumnya tak
terkecuali. Karenya jadikan diri kita sendiri sebagai pihak masyarakat yang
ikut berpartisipasi dengan baiknya untuk sadar bencana yang ada di sekitar kita
sendiri. Sadar bencana bukan hanya milik pihak terntentu saja tetapi juga milik
kita semua masyarakat Indonesia. Sudah merasa tersadarkah kita untuk ikut
berpartisipasi dengan sadar bencana kawan sekalian. Tempa mentalmu dan jangan
berdiam diri saja. Alam akan ikut larut jika kita merasa tersadar bencana juga
dan Yang di atas akan mendengar permintaan tulus kita.
Comments
Post a Comment