Ini Filosofi kopiku ; mana filosofikopimu sendiri teman? ( Mimpi bertemu realita )
Kopi minuman yang
selalu dicari oleh anak muda adanya? Siapa yang tak kenal dan siapa yang tidak
menyukainya? Sepertinya tidak akan yang tidak menyukainya? Dari kasus Kopi
Sianida yang sampai merengut jiwa seorang perempuan muda yang baru saja
melangsungkan pernikahannya ; mendiang Mirna. Kopi sampai sekarang masih tetap
digemari oleh kalangan manapun dari kalangan anak-anak muda sampai kalangan
yang diatasnya. Itulah Kopi tetapi bagaimana kalau kopi akan menceritakan
kisahnya tersendiri di dalam racikannya di sebuah cangkir manisnya. Itulah film
yang akan coba diangkat lagi-lagi dari adaptasi novel cantik se cantik wajah
dan suara merdunya Dee lestari. Filosofi kopi sesuai dengan novel yang tengah
mengetatengahkannya. Apakah kali ini akan mencoba di gugah oleh kalangan anak
muda di sekuelnya yang ke dua. Para penontonnya yang akan bisa memberikan
penilaiannya tersendiri.
Masih dengan dua
tokoh andalan dari filofofi kopi yang terdahulu yaitu Ben dan Jody. Dimana pertemanan
mereka yang sangat kental sekental dengan kentalnya kopi-kopi yang mereka
suguhkan ke pelanggan setia mereka. Mereka berdua berlatar belakang sangat
berbeda dan tentunya dengan sifat yang berbeda pula adanya. Tidak ada yang
dapat meragukan kalau mereka sangat tergila-gila dengan kopi.
Karya Dewi
lestari memang tidak akan matinya dan layak untuk diangkat ke dalam film layar
lebar adanya. Kali ini filosofi kopi yang kembali akan dipertontokan ke dalam
layar lebar dari sekuel sebelumnya. Ben dan Jody yang mempunyai perbedan yang
banyak tetapi tentunya mempunyai persamaaan yang sama tak lain tak bukan dengan
menjalankan bisnis kopi mereka untuk berkeliling dunia dengan kombi atau mobil
kecil yang mereka miliki. Ide itu memang unik dan hanya dipunyai oleh mereka
dan menyewa beberapa barista yang mau mereka ajak untuk berkeliling dunia untuk
memperkenalkan filosofi mereka tentunya.
Film dibuka
dengan percakapan Ben yang bercakap-cakap lewat telpon dengan ayahnya kemudian
konflik pun mulai berdatangan dimana satu-satunya barista cewek yang mereka
miliki memutuskan untuk mengundurkan diri karena masalah keluarga yang mana ia
ingin berdekatan lebih lagi dengan suami dan keluarganya. Sekarang sisa dua
orang barista yang mereka miliki dan mereka juga tak lama setelah itu
memutuskan untuk mengundurkan diri juga apakah ini akan menjadi problem yang
berkepanjangan nanti nya bagi Ben dan Jody. Sekarang pilihan hanya tinggal di
tangan Ben dan Jody berdua akan terus menerukan dari cita-cita mereka yang
tertinggal apakah menenggelamkan begitu saja filosofi kopi ke dalam jurang yang
lebih jauh. Pilihan hanya di tangan mereka berdua saja yang tahu. Akhirnya mereka
harus mengakui kalau mereka mau tak mau harus pulang dan berpikir lebih jernih
lagi di kota tempat mereka membangun mimpi mereka untuk filosofi kopi untuk
pertama kalinya.
Masih dengan dua
karakter yang sama dari film sebelumnya yang diangkat dari cerita pendek Filosofi
Kopi karya Dewi ‘Dee’ Lestari, Filosofi Kopi 2: Ben &
Jody menceritakan tentang apa yang terjadi setelah mimpi mereka berdua
di film pertama terwujud: berkeliling Indonesia untuk membagi “kopi terbaik”
lewat kombi Filosofi Kopi.
Tapi layaknya
jalanan yang mereka lalui, mimpi tak selamanya lurus dan mulus. Suatu hari di
Bali, anggota pendiri Filosofi Kopi masing-masing memilih untuk mengundurkan
diri karena alasan mereka sendiri-sendiri. Yang tersisa hanya Ben & Jody
untuk menelusuri apakah mimpi mereka harus tetap begini, atau berubah mengikuti
situasi.
Dengan hanya sisa
mereka berdua, Ben & Jody memutuskan untuk membuat sebuah mimpi baru—lebih
tepatnya, mencoba mewujudkan mimpi lama mereka dengan cara yang berbeda:
kembali ke Jakarta dan membuat Filosofi Kopi kembali menjadi kopi nomor satu di
kota tempat mimpi mereka pertama tercipta. Ternyata mereka harus berpikir
dengan kenyataan atau realita yang ada bahwa mimpi mereka tidak semudah yang
mereka bayangkan sebelumnya. Mereka
harus benar-benar dengan cermat memutar otak mereka dengan dibantu oleh bantuan
kakak perempuan dari Jody yang mana akan mempertemukan dengan investor mana
yang cocok untuk mau membuat kedai kopi ini dari awal lagi. Meski susah dan
harus jatuh bangun mereka harus berusaha untuk mempertahankan mimpi mereka. Apakah
mereka akan dipertemukan dengan investor yang cocok dengan kedai kopi mereka ?
Akhirnya setelah
dipertemukan dengan investor yang sekiranya mau berbagi dengan filosofi kopi
yang mereka tawarkan akhirnya pintu pun mulai terbuka dengan baiknya. disebut
seorang wanita cantik Tara yang akhirnya mau untuk berbagi dengan filosofi kopi
dengan Ben juga Jody. Masalah tidak begitu saja diselesaikan dengan apiknya
mereka harus mencari barista-barista yang nantinya akan menjadikan pelanggan
setia mereka mau mampir ke kedai mereka. Setelah ditemukan barista itu dan
kedai kopi yang pertama boleh dikatakan lumayan banyak pelanggannya dicoba nya
untuk merambah kota Jogja. Di kota Jogja pun pintu lumayan terbuka lebar dimana
Jody dan Tara dengan lebih terlihat bersama mereka terlibat hubungan yang lebih
serius. Dimana dikota Jakarta Ben harus berjuang sendiri di tambah berita yang
mengejutkan bahwa ayahnya meninggal mendadak. Dia harus berjuang di tengah duka
yang baru saja menyelimuti dirinya sendiri. Tak disangka bahwa tersimpan ada orang
yang selama ini menjadi rival atau musuh dari perusahaan bapaknya yaitu tak
lain adalah ayah dari Tara yaitu investor yang bekerja sama untuk pertama
kalinya dengan filosofikopi di Jakarta.
Konflik pun dari
sana melebar di mana Ben tidak mau untuk dihubungi oleh Tara untuk beberapa
saat setelah Ben menerima karangan bunga dari ayah Tara. Tetapi pastinya Ben
tidak dapat menghindar terus menerus seperti itu ketika Tara suatu saat pulang
dari kota Jogja. Terbentur yang terjadi dari perjanjian yang sudah dibuat
dengan tara bahwa Ben tidak mau lagi berbisnis dengan Tara karena kejadian yang
menimpa ayahnya. Ben sepertinya marah dan emosi sesaat dengan keadaan yang
terjadi. Tetapi di balik konflik selalu muncul pelangi-pelangi kecil yang
muncul kalau kita berserah dan berusaha untuk tidak memperkeruh keadaan yang
ada. Ben mulai dekat dengan barista cewek yang ada di kedai kopinya yang
awalnya dikenal cukup mengesalkan dengan tidak mau menurut pada apa yang
seharusnya diajarkan cara meracik kopi. Di balik itu Ben mengajak barista cewek
yang bernama panggilan Brie untuk pulang ke kampung halamannya untuk menyepi. Ternyata
di sana Ben mendapat pelajaran yang sangat berharga dari amalhum bapaknya.
Apa yang didapat
dari amalhum nya ternyata pelajaran yang sangat berharga dan sudah sangat
dipersiapkan untuk anak laki-lakinya ini yang penggemar kopi ini. Bapaknya
menyiapkan sebidang tanah untuk menanam kopi dengan sendirinya tidak perlu
untuk membeli lagi kopi-kopi untuk di kedai kopinya. Bapaknya berpesan bahwa
menanam kopi sama dengan menjaga anaknya sendiri. Ternyata itu memiliki cita
rasa tersendiri jika bibit dari kopi yang ada dari tangan dirinya sendiri. Disitulah
luka yang sedang dialami oleh Ben sedikit demi sedikit dapat terlupakan dan dia
kembali ke Jakarta dan berdamai dengan Jody. Bahwa bagaimanapun juga ia tidak
berusaha dan tidak bermaksud untuk merusak tali persahabatan yang sudah mereka
bina bertahun-tahun lamanya. Tentunya ia juga berdamai dengan Tara dan akhir
dari film ini berakhir dengan happy ending. Dimana Ben dan Brie tetap berkebun
untuk fokus pada kebun kopinya sementara Tara dan Jody di Jakarta lebih
mengurusi kedai filosofi milik mereka bertiga tentunya. Kisah persahabatan yang
unik dari filosofi kopi ini tentunya dan layak untuk dismak di layar lebar.
Comments
Post a Comment