Yok ayo stabilkan " dompet" ekonomi kita sendiri



       Stabilitas sistem keuangan tentunya ada unsur di dalam nya ya dari : Pangan sandang dan papan.
                         



     ayo ayo.. ini tentunya sebuah ajakan tersendiri dan personal kepada orang-orang yang tidak proaktif dan bahasa gaulnya mager. Begitulah kira-kira ya. Iri dengan ketidaksetaraan teman-teman sebayanya yang mana sudah ganti hp, beli kendaraan minimal roda dua atau nyicil rumah, magang atau cari tambahan sendiri. Tapi diri sendiri kok masih gini gitu ya. Ya mbok mikir donk ya kalau mau kayak mereka-mereka yang sudah bergaya necis , tinggalin lah sifat yang "nyampah" di dalam diri sendiri. Tobat lah istilah kasarnya. Yang ada nantinya yang ber jenis kelamin wanita malah yang perkasa dan ambil alih di dalam perekonomian misalnya. Dalam berhubungan antara dua insan pun , tidaklah bisa disalahkan dan dianggap enteng atau sebelah mata saja di mana yang bergender wanita yang sering kali yang ambil alih di dalam bungan dalam negeri perekonomian mereka. Ini yang gawat gawat gimana. Para gender pria diharapkan sedikit bertobat ya kalau mau stabil ekonomi. Tidak apalah di dalam tulisan saya kali ini saya sifatnya menyindir, toh yang di sindir juga belum  juga paham sindiran saya ini mau di bawa ke mana. Jadi wahai para kaum pria sudah siap untuk menstabilkan diri kita di dalam kocek perkenonomian kita. Sudah saatnya di mulai sesegara mungkin ya. 

       Wahai para pembaca yang budiman, kira-kira apa yang membuat diri kita jebol di dalam kocek kita ya para kaum adam? Coba deh review , di ingat-ingat sedikit. Kalau masih sampai belum ingat juga sampai dengan sekarang, izinkan saya untuk memberi masukan ya kepada para pria yang ada di muka bumi Indonesia paling tidak ya. Salah satu nya ya bukan salah dua atau tiganya nantinya semakin lama semakin kita membahasnya akan semakin terkuak tentunya ya apa-apa saja yang menjadi kesalahan-kesalahan kita di dalam tidak menjaganya kestabilan ekonomi. Misalnya begini ya saya coba mulai tentunya dari kita semua tidak ada yang tidak sering ke toko yang berwarnakan merah . biru dan putih yaitu Indomaret bukan kan? Akan tetapi apa , barang apa yang kita bawa di dalam meja kasir sesaat sebelum membayar para kaum pria. Ya tepat, bagi mereka yang sampai sekarang masih suka dan belum bisa lepas dari yang satu ini yang sangat jahat dan jelek untuk kesehatan kita. Tepat benda ini adalah rokok dari berbagai brand , tentu saja ya ini yang akan merusak kesehatan diri sendiri dan sekaligus tentunya merogoh kocek kita secara tidak langsung. Ya di bilang sentilan boleh di bilang sindiran silahkan saja. Bagaimanapun hal ini harus di sampaikan , supaya tentunya para kaum adam paham sedikit banyaknya y

          Maunya , inginnya , visinya, tujannya untuk menstabilkan diri sendiri dari ekonomi untuk tujuan yang lebih baik dan sejahtera.  Kita tidak melihat dan mengaca pada diri sendiri yang ada. Masih saja melakukan hal yang sama yang sama sekali tidak membawa kepada perubahan yang signifikan. Lalu untuk apa gunanya diri kita sendiri mengumbar itu semuanya, kalau perubahan tidak kita munculkan di dalam diri kita sendiri. Ajakan yok ayo menjadi sia-sia belaka yang ada. Ok kita fokus ya kepada pemahaman dari apa yang kita mau tuju tentunya ya. Jika kita saat ini masih menjadi seorang karyawan dengan gaji UMR katakanlah. Tetapi jikalau kita tekun melakukannya dan kita cukup paham dari jenjang karir dari perusahaan kita bekerja, di pastikan nestapa metakung tidak akan tinggal diam saja pastinya. Ikuti dari standard perusahaan kita masing-masing dan bekerjalah sesuai dengan aturan yang ada di dalamnya.  Itu semua pasti akan ada dampaknya masing-masing bagi kita sendiri. Jika di tanya jika kita bekerja tentunya tidak ada yang mau untuk gini gini saja. Saya coba beri saran ya, kalau kita saat ini menjadi karyawan tidak mengapa juga.   Itulah salah satu sarana dan prasarana jika kita ingin mendapatkan pertumbuhan di dalam dompet ekonomi kita tersendiri. Jadi, sudah terpikirkan belum di dalam benak dan pikiran kita langkah apa yang bisa kita lakukan agar tentunya dompet pribadi kita tidak tergurus sesaat hanya waktu gajian di hari bersejarah di tiap bulannya. Bayangkan kita harus semedi dan mandi kembang di tiap bulannya menunggu saldo yang akan masuk di transfer ke dalam saldo alias dompet pribadi kita. Menyedihkan sekali tentunya. Yuk mari teman-teman sekalian jika kita karyawan sejati untuk saat ini ya tidak ada yang salah sama sekali dengan status yang menjadi pilihan kita sampai dengan detik ini. Akan tetapi permasalahannya adalah apakah kita menjadi karyawan yang " sehat" baik 4 sehat 5 sempurna ataukah kebalikannya.  Kebalikannya yang seperti apa teman-teman sendiri yang membaca yang merasa tersindir silahkan saja , harapan saya tentu saja tidaklah menjadi karyawan sejati seumur hidup kalian. 

          Yo ayo mari terus benahi "dompet" pribadi yang anda punyai. Seterusnya saya akan coba untuk memberikan sedikit sentuhan motivasi tujuaannya ya agar kita terbuka sedikit demi sedikit apa yang kurang pas yang selama ini sudah kita lakukan untum membenahi dompet kita sendiri. Sebenarnya mudah-mudah saja yang ada, sebagai conto kita cek status awal kita semenjak kita lahir. Ini yang terus memberikan saya motivasi tersendiri. Kurang lebih kata-kata yang terus terngiang di dalam diri saya seperti ini. Jikalau kita terlahir miskin bisa jadi kita , kita salahkan orang tua kita yang mengandung kita. Tetapi jika lambat laun kita di asuh dan di beri pendidikan dan pengetahuan yang benar dan tepat. Maka bekal kita sebagai anak-anak mereka bukan serta mereka di dalam segi finansial belaka akan tetapi terlebih yang lebih penting dari pada itu. Modal dasar yang mumpuni dengan pendidikan yang baik dan tepat,  dari yang tidak ada apa-apanya dapat mengubah keadaan dan status dari seorang yang direndahkan dan dianggap tidak ada apa-apanya. Hal ini tentunya bukan kisah fiksi bak cinderrala yang mana sering kali kita baca. Tetapi kisah ini dapat kita dengar dan lihat dengan kepala mata sendiri. Bahwa belum tentu anak-anak yang terlahir di bawah garis kemiskinan kita menyampaikannya seperti itu tidak punya hak di bidang pendidikan yang merata selaras dengan orang-orang yang di atas garis kemiskinan.  Yang ingin saya coba sampaikan di sini adalah tugas kemiskinan atau kesenjangan sosial ini selayaknya menjadi tugas dan pemerhati kita semua warga negara Indonesia bukan semata-mata tugas pemerintah saja. Mari kita lebih peka di dalam menggerakkan hal ini agar stabilitas ekonomi di negeri kita bisa kita jaga bersama-sama.

         Bagaimana sudah mulai terbuka pikiran , konsep , ide kreatifitas untuk menstabilkan "dompet " pribadi finansial kita.   Tentunya hal ini yang menjadi pembelajaran bagi kita semuanya di mana mau yang di berikan dari lahir oleh pencipta kita di bawah garis kemiskinan. Mereka tetap saja sama dan mempunyai hak yang sama untuk memperoleh atau menggapai stabil ekonomi atau bahasa yang  mudah di mengertinya adalah baik dan standard untuk hidup yang layak dari segi pangan , sandang dan papan. Ini sudah di buktikan dari kisah-kisah nyata yang ditampilkan di acara-acara seperti di " Kick Andy" show. Tidak ada yang menghalangi mereka dari rintangan apa pun, meski mereka terlahir di keluarga yang sangat prihatin. Tetapi karena kegigihan dan ketekunanna, hal yang tidak mungkin bisa di putar balikkan. Anak-anak dari buruh-buruh tani , pengayuh sepeda, anak pembantu rumah tangga apa pun sebut saja profesinya. Tetap ketika mereka dengan bermodalkan ketekunan untuk meraih asa dan impian mereka, impian mereka di bukakan oleh Tuhan di mana dari yang tidak ada apa-apa nya menjadi apa-apa nya. Bisa kau bayangkan hal itu, mereka yang dulu nya tidur dan makan saja harus berpikir mikir berpuluh-puluh kali. Tetapi karena hal yang memproses mereka itu menjadi paham arti bekerja keras. Mereka yang sudah menjadi " manusia yang bebas dan stabil ekonomi" ini di keseharian mereka bukanlah menjadi gegabah yang ada di dalam hal finansial. Mereka yang sudah menjadi pemimpin perusahaan dan direktur malah mempunyai sifatnya yang di segani oleh orang-orang yang ada di sekitar mereka. Yang ada di kepala mereka malah berdemawan, nah tentunya hal ini yang dapat kita petik pembelajaran dari kesemua mereka yang telah stabil ekonomi mereka.  Kalo ada orang-orang yang hanya serta merta memikirkan kepentingan pribadi mereka , dipastikan ke stabilan negara tercinta juga akan lebih baik lagi tentunya. Ayo mari para generasi muda yo ayo jika diri kita sudah merasa sudah di comfort zone di dalam dompet pribadi mereka sendiri. Berbuatlah lebih lagi bagi yang belum di stage stabil ekonomi mereka.

      Stabil oh stabil? Berbicara mengenai stabil sepertinya tidak akan pernah ada habisnya ya. Hal ini apakah akan selalu di nilai dari kulit luarnya sajakah? Jika kita berpakaian dan berpenampilan bak pangeran dan putri dari ujung rambut sampai ujung kaki semuany necis? Itu baru bisa di kategorikan stabil ekonomi? Kalau yang biasa-biasa saja masih jauh dari konsep stabil?   Apa lah artinya lalu kalau kita bisa stabil ekonomi akan tetapi di perjalanan hiduo kita, kita di lilit hutang yang ada aduh mau di taruh di mana muka kesayangan kita ini lalu?  Itulah hidup yang selalu di miliki oleh manusia pada dasarnya, tidak akan pernah merasa puas dan cukup di dalam segi finansial. Tetapi jika orang yang sudah berada di dalam taraf sangat kaya malah mereka berusaha sedemikian mungkin untuk tidak maruk begitu saja akan tetapi kebalikan dari apa yang di lakukannya. Mau tau apa yang di lakukannya tepat sekaili jika jawaban kita adalah mendermakan atau bersosial, dengan begitu pahalanya besar di akhirat.  Semoga kita makin di sadarkan untuk "dompet"ekonomi kita sendiri.
      

Comments