Mau stabil ekonomi tentunya? Coba ikuti 4 metode ini yuk !


       

     Mau stabil ekonomi untuk kebaikan dan masa depan kita- 4 metode ini mungkin bisa                  membantu .
                        Jangan lupa kita juga harus bisa berinvestasi dan menabung untuk masa 

                       depan ke stabilan ekonomi  kita. 

      Kerja , kerja dan kerja itulah yang sekarang sedang gencar-gencarnya sepertinya yang di kumandangkan oleh "pakde" alias presiden tercinta Indonesia kita yaitu Bapak Jokowi. Dengan gaya kepemimpinannya yang sederhana sekali, hanya dengan kemeja polos yang dilinting , beliau memberikan "warna" tersendiri bagi negara kita. Perubahan drastis terjadi meski bisa di bilang sama sekali tidaklah sekejap mata akan tetapi dengan kerja nyata dan keras tentunya. Lalu bagaimana kestabilan sosial yang di realisasikan oleh presiden kita selama masa jabatannya sejak Oktober 2014 lalu sampai dengan nanti masa jabatannya periode ke 2 sampai dengan tahun 2023. Yuk kalau kita mau stabil di dalam ekonomi kita sendiri kita perlu check dan rechek cara pemasukan dan pengeluaran kita masing-masing. Tidak mungkin di dalam ekonomi kita di keseharian kita akan mulus-mulus saja pasti ada naik dan turun nya. Nah, dari segi di saat menurun itulah sebenarnya pembelajaran buat kita masing-masing untuk check dan re-check di dalam finansial kita masing-masing. Nah, kita tentunya belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah kita perbuat di dalam pengeluaran kita masing-masing. Yuk kita coba tengok dan yang terpenting tidak mengulanginya lagi.

     


      Kita semuanya tentunya menginginkan agar di dalam pekerjaan kita sehari-harinya entah yang bekerja sebagai karyawan tetap atau kontrak dengan gaji UMR ataupun yang bekerja sebagai tenaga pemasar atau marketing mempunyai kestabilan di dalam ekonomi mereka sendiri tentunya. Nah, izinkan saya jika begitu untuk membagikan "kesalahan-kesalahan" yang umum di lakukan oleh kita pada umumnya. Agar tentunya tujuannya adalah tidak melakukan hal tersebut untuk kesekian kalinya. Apa ada yang sudah terpikir di dalam benak kita sendiri, apa saja yang menjadi kesalahan-kesalahan terssebut? Saya akan mencoba membagikan 2 kesalahan terdahulu ya yang sering atau kerap kali kita lakukan. Kesalahan yang pertama adalah : Tidak sesusainya dengan status kehidupan  serta tidak realistis anggaran yang ada. Contoh konkretnya kurang lebih seperti ini. Buat saya pribadi meskipun untuk saat ini status saya masih single adanya, akan tetapi persepsi yang ada di kepala saya rumah tangga sebenarnya adalah sebuah rencana pengeluaran untuk suatu periode yang tentunya harus dapat kita pertanggungjawabkan faktor sumber pengeluarannya.

      

   
      Lalu , apa yang terpikir di dalam benak kita dengan kesalahan-kesalahan di dalam ketidakstabilan ekonomi yang paling banyak terjadi. Salah satunya adalah bahasa simple nya adalah lebih besar pasak dari pada pengeluaran. Ini sepertinya sama sekali tidak perlu lagi untuk diperbicarakan lagi, kenyataannya yang terjadi seperti itu pada diri kita masing-masing bukan. Di saat kita masih karyawan dengan gaji UMR kita masih bisa-bisa saja untuk menabung dan tidak mengeluarkan uang kita di eman-eman kalo orang Jawa ngomongnya. Supaya segitu-segitu saja yang keliatan banyak di dalam saldo kita haha. Tetapi karena ya norak baru dapat gaji segitu laper mata dan segala macam keinginan yang ada bukan kebutuhan semua kita "bawa pulang" tanpa tedeng aling-aling. Tanpa berusaha memikirkan resikonya. Maka yang ada yang terjadi adalah tidak sesuainya status kehidupan kita dengan anggaran realitas. Kok kayaknya baru dapat gajian dan masuk ke dalam rekening kita, tetapi baru berselang 1-2 minggu kok saldo kita menipis dan menipis yang ada nangis bombay di dalam kamar kos kita masing-masing dan minta transferan dari orang tua kita masing-masing walah...Yang ini mah namanya kita harus review atau reparasi diri kita sendiri. Semoga ini menjadi pembelajaran kita tersendiri untuk lebih berhati-hati.

   
            Jika perlu di kaji lebih lagi peran Bank IndonesiaSSK di dalam kestabilan ekonomi tentunya sangat memegang peranan penting. Misalnya saja ya mulai dari diri kita sendiri, apakah yang menjadi kebutuhan yang kita perlukan kedepannya fokusnya mengarah kepada rumah atau tempat tinggal ataukah kendaraan bermotor. Tentunya kedua hal tersebut tidak bisa kita jadikan fokus yang bersamaan di dalam menyusun kestabilan ekonomi mengingat anggaran yang kita punyai tentunya. Maka dari itu kita harus fokusjan terlebih dahulu, mau menyicil di pembelian tempat tinggal atau kah di kendaraan bermotor. Karenanya kembali lagi dari peran serta Bank Indonesia terhadap kestabilan ekonomi Indonesia salah satunya adalah tentunya tidak saja menjaga stabilitas moneter, tetapi juga stabilitas sistem keuangan atau perbankan dan sistem pembayaran. Keberhasilan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas moneter di jelaskan lebih lanjut tanpa di ikuti oleh stabilitas sistem keuangan, dan tidak akan banyak berati di dalam mendukung pertumbukan ekonomi yang berkelanjutan. Stabilitas moneter dan stabilitas keuangan jika boleh di ibaratkan seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat di pisahkan satu dengan yang lainnya. Karena tadi di sampaikan bahwa Bank Indonesia ibaratnya adalah dua sisi mata uang. Nah di sisi sebaliknya di sini ketidakstabilan moneter di sisi fundamentalnya tentunya akan mempengaruhi stabilitas sistem keuangan akibat tidak efektifnya fungsi sistem keuangan. Karenanya jika boleh di garis bawahi hal-hal inilah yang menjadi latar belakang stabilitas sistem keuangan yang mana tentunya masih menjadi tugas dan tanggung jawab Bank Indonesia. Semoga harapan kita bersama tentunya Bank Indonesia tetap memainkan peranannya dengan sangat  baik dan berkesinambungan agar menjaga kestabilan ekonomi bangsa Indonesia kita tentunya.
      
    
      Nah, semuanya akan kembali kepada kita masing-masing tentunya. Di mana semua pekerjaan yang kita kerjakan ada plus dan minusnya. Apakah tujuannya dari kita sebagai penyambung hidup ataukah sebagai passive income. Itu kita yang memutuskan dan melakukannya sepenuh hati. Begitu bisa saja kita bekerja sebagai karyawan dengan gaji UMR atau di atas itu misalnya 5 juta per bulan. Karena status saya sebagai anak kos , tentunya saya paham betul pengeluaran saya tidak boleh lebih banyak dari pada pemasukan saya, karena kalau hal itu terjadi maka besar pasak dari pada pengeluaran saya. Artinya kalau saya sebagai karyawan dengan sebuah hari "bahagia" saja di tiap harinya. Karena saldo saya akan bertambah di buku rekening saya, akankah saya hanya menunggu-nungu di sisa hari 29 lainnya? Tidak bukan? Maka, boleh saja kita bekerja sebagai karyawan tetap atau kontrak itu pilihan kita masing-masing. Tetapi maskan kita hanya duduk diam saja , menunggu dan menunggu tanpa berbuat apa-apa? Kalau saya bukan tipe yang seperti itu tentunya. Maka dari itu yang saya lalukan saya akan mencoba berpikir sekuat tenaga untuk tentunya saldo yang masuk ke dalam buku rekening saya bukan hanya sekali di dalam sebulan. Karenanya izinkan saya untuk sharing lebih lanjut lagi tujuannya agar kestabilan ekonomi kita masing-masing terpenuhi dengan cukup baik ya. 



      Begitulah kira-kira yang ada di dalam benak saya sampai dengan saat ini. Menurut saya sebagai generai milenial yang saya klaim, untuk menjaga kestabilan ekonomi tidaklah susah-susah sekali ya. Asalkan kita paham cara mengelola uang dan tidaklah lapar mata sekejap bila kita berada di mall. Cobalah kita lebih bijak di dalam "spend" uang yang kita punyai, meskipun uang atau income yang kita miliki sudah lumayan yang ada di kocek kita akan tetapi kita juga lebih kurang nya memikirkan untuk hal-hal yang lain tentunya. Bila kita bisa dengan pandai dan bijak tentunya uang yang kita peroleh ada porsi-porsi tertentu yang bisa kita kelola. Bukan kita setelah mendapatkan income lalu tiba-tiba saja income yang kita miliki habis entah kemana. Karena saya di didik mandiri yang mana menjadi anak kos sejak tahun 2010, jadi tentunya income yang saya miliki sudah barang tentu masuk post di dalam income saya. Post-post yang lainnya yang tidak sudah menjadi harga mati adalah ya kebutuhan sehari-hari dari pangan dan sandang makan, minum dan belanja mingguan atau bulanan. Saya percaya teman-teman sekalian tentunya bisa mengatur dengan sedemikian rupa pemasukan sampai ke pengeluaran yang kita miliki sampai dengan saat ini. Tujuannya ya tentu saja supaya kita masing-masing bisa menjaga kestabilan ekonomi yang di mulai dari kita sendiri.

   
    Nah, bagi kita yang merasa sebagai generasi milenial , saya akan coba berikan beberapa tips yang mana semoga tips ini ada manfaatnya bagi kita semua termasuk saya tentunya. Ada 4 metode yang akan saya coba bagikan kepada pembaca budiman sekalian. Yang pertama adalah anggaran rumah tangga yang berpenghasilan minimum provinsi ataupun yang di bawahnya ( UMP). Yang di maksud di sini UMP adalah yang ditujukan hanya untuk hidup layak maksimal 1 atau 2 orang saja. Jika lebih dari itu akan menjadi tanggungannya sendiri. Solusinya adalah jika punya tanggungan lebih dari 2 maka harapannya adalah berwirausaha. Boleh sedikit memberikan tips di sini yaitu 75 % akan di alokasikan kepada kehidupan utama. Dan sisanya 25 % sebaiknya di alokasikan untuk kebutuhan tidak terduga dan tentunya untuk di tabung. Semoga tips yang pertama ini bisa cukup untuk kita pahami ya. 


     Bila kita sudah berkeluarga , anggaran rumah tangga dari yang berpenghasilan haruslah setara upah minimum ( UMP) ataupun bawahnya. Alasannya karena berdasarakan literasi yang ada, UMP sebenarnya ditunjukkan untuk hidup layak bagi 1 atau maksimal dua orang saja. Katakanlah jika sebuah rumah tangga memiliki lima tanggungan, dan hanya mengandalkan UMP semata akan menjadi tantangan tersendiri yang ada. Di dalam membahas masalah ini, diharapkan anggota keluarga lainnya juga dapat bekerja atau berwirausaha. Tujuannya tentunya untuk mengurangi beban dari tanggungan yang dipikul sendiri oleh pencari nafkah. Secara umum, pembagian alokasi pada penghasilan setara dengan UMP adalah 75 persen yang untuk dibagikan dengan komitmen dan kebutuhan hidup utama. Nah, sisanya 25 % sebaiknya di kumpulkan sebagai dana cadangan pengeluaran tidak terduga dan tentunya juga untuk di tabung. 

 

     Metode kedua agar kestabilan ekonomi dapat baik adanya di dalam diri kita sendir adalah metode pos pengeluaran untuk rumah tangga yang mana memiliki penghasilan lebih besar daripada UMP. Misalnya keluarga muda,lajang ataupun mereka yang memiliki tanggungan hingga tiga orang anak. Mereka dapat menerapkan metode pembagian pengeluaran untuk tiga pos, yaitu untuk biaya hidup utama ( living), pos dana darurat, menabung dan investasi untuk tujuan keuangan ( saving) dan pos untuk tambahan kenimatan hidup ( playing ).  Dengan kata mudahnya adalah apakah anggaran yang kita miliki ini lebih banyak kita spend atau gunakan di kenikmatan hidup or playing ataukah di biaya hidup atau living. Diri kita sendiri yang bisa memprioritaskan tentunya. Jika tidak memprioritaskan lebih mengutamakan playing dari pada living, yang ada nantinya kocek kita akan terus menipis entah kemana hilangnya anggaran tersebut. Ayo mari lebih bijak di dalam memprioritaskan kehidupan ke arah yang lebih baik tentunya.

    Selanjutnya saya akan coba mengupas konsep selanjutnya yang ke tiga yaitu value based budgeting. Di mana konsep ini secara umum pada dasarnya kurang cocok bagi yang belum mempunyai tanggungan atau yang masih lajang katakanlah begitu. Tentunya jika dari kita sendiri sanggup untuk menabung setengah dari gaji untuk memenuhi tujuan yang sangat diutamakan. Ini akan sangat di anjurkan sekali tentu saja. Tetapi apabila belum sampai kepada tahap terebut tidak perlu sampai memaksakan diri sendiri juga. Untuk mengelola sisa penghasilan untuk menjalankan kehidupan. Metode ini tidaklah bisa dijalankan terus menerus, hanya pada momen-momen tertentu sebagai tambahan informasi. Nah, bagaimana dengan kita sekalian apakah hal ini sudah termasuk di dalam kategori kita sendiri? Jika belum sekali lagi tidaklah perlu untuk memaksakan diri kita, paling tidak kita pahami dulu konsepnya , selanjutnya jika kita sudah merasa mampu dan sanggup ya silahkan saja malah bagus yang ada. Kita bisa menyisihkan tabungan atau anggaran kita untuk masa depan kita jika kita sudah menikah nantinya.


   Nah, kita sampai kepada konsep ke-4 yang terakhir yang boleh dikatakan yang paling seimbang. Dan sepertinya kita bisa bernafas lega ya oleh karenanya. Konsep yang trakir ini di namakan konsep Zapfin atau sakat, present consumption, future spending, dan investement). Konsep ini jika boleh di jabarkan adalah kurang lebih seperti ini saat pemasukan sedang jauh di atas, UMP , kehidupan yang seimbang tentunya dengan mudah dapat pula untuk di seimbangkan untuk anggaran-anggaran apa saja yang sedang kita planning kan.  Bahasa mudahnya adalah mengelola hidup untuk hari ini, hidup nanti dan hidup masa depan. Saya akan coba bahas sedikit demi sedikit istilah yang terkandung di dalam konsep ini ya. Untuk present consumption ini sendiri pengertiannya adalah pengeluaran kebutuhan ataupun keinginan yang masih akan terjadi beberapa tahun lagi. Misalnya menabung untuk liburan sekolah di tahun depan misalnya atau mengumpulkan dana untuk membeli kendaraan. Adapun investemnt pengertiannya adalah alokasi untuk investasi bagi kehidupan di masa depan, khususnya untuk kebutuhan dan keinginan yang di tujukan untuk jangka waktu 5 tahun atau bahkan lebih. Karenanya konsep ini di katakan yang paling seimbang dan cocok untuk kita , semoga konsep ini dapat kita jalankan dan aplikasikan di dalam kehidupan kita tentunya. Yuk coba kita kulik lagi sedikit tambahan kalau tentunya kita mau stabil ekonomi di dalam kehidupan kita ya.

   Tentunya dari kita ada yang sudah mau memasuki dari dana pensiun ya, meski jangka waktunya masih terbilang agak panjang. Akan tetapi, sudahkah kita memikirkannya lebih ke depan? Dana pensiun, masa depan, dana kuliah untuk anak yang meskipun usianya masih balita tetap bisa masuk di dalam alokasi dana ini sebenarnya. Saya akan coba jabarkan sedikit ya tentang pembagian alokasi ini yaitu : 5 ; 10 ; 60 ; 25. Aturan baku kah ini untuk kita aplikasikan ? Tentu saja tidak baku. Apabila kebutuhan hidup tidak perlu mencapai 60 % dari pemasukan, sebaiknya di alihkan saja ke investasi kita. Apapun metode pengelolaan yang dipilih,syarat utama adanya pembagian rekening yang jelas tujuannya adalah supaya penggunaan yang tidak tercampur aduk. Jika kita ingin berinvestasi disarankan agar menggunakan bantuan fasilitas trasnfer otomatis dari rekening pemasukan ke rekening investasi. Jadi, sudah kita tentukan dari ke empat metode ini manakah yang paling pas sekiranya dengan kebutuhan dan karakter kita sampai dengan sekarang?















Comments