Manusia di kodratkan sebagai makhluk sosial

        





                                         Quotes bagus bahwa kodrat manusia adalah sebagai makhluk sosial



       Adakah kita berpikir bahwa sebagai makhluk yang di ciptakan unik adanya oleh sang pencipta kita; manusia ini adalah makhluk sosial yang mana pasti akan membutuhkan satu sama lain. Yang mana artinya adalah manusia akan membutuhkan satu sama lain dalam hidupnya. Sudah menjadi takdirnya di dalam penciptaan manusia di awalnya adam di ciptakan tidak baik untuk seorang diri saja. Maka dari itu untuk menemaninya tidak lama setelah menciptakan Adam diciptakan pendamping lawan jenisnya yaitu Hawa. Nah lengkaplah sudah arti dari penciptaan Allah sat itu. Tetapi ketika zaman sudah berubah dari zaman batu kalau boleh dikatakan sampai ke yang zaman serba teknologi ini bisakah makna dari manusia sendiri masih ada esensinya atau maknanya? Zaman dan teknologi seperti sudah sangat merubah pola hidup dan esensi kehidupan sosial masyrakat modern. Tidak terlepas dari masyarakat yang tinggal di pedesaan atau di perkotaan. Tetapi tetap saja yang menjadi keprihatinan sendiri adalah masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan. Sepertinya jika sebuah handphone atau smartphone sudah dipegang erat di dalam genggaman mereka akan terhanyut hilang di dalam dunianya sendiri. Seakan sama sekali tidak menghraukan lagi orang yang ada di sebelahnya. Tragis memang yang keadaan atau phenomena yang terjadi saat-saat ini. Mereka sama sekali tidak lagi memandang tempat ;memandang situasi sedang di mana mereka sebenarnya. Yang mereka pentingkan adalah mereka sendiri dengan mengesampingkan kodrat mereka sebagai makhluk sosial. Mungkin ada baiknya kita untuk mengkaji ulang tentang hal ini ke dalam diri kita masing-masing apakah sudah benar kita di pandang sebagai makhluk sosial atau bukan.

         Tentu saja terjadi perbedaan yang sangat drastic di zaman batu dan zaman serba teknologi sekarang ini. Di mana di saat yang serba non teknologinya efek positif yang dapat diambil hikmahnya adalah kedekatan emosi yang dirasakan manusia sangatlah berbeda. Manusia dapat di katakan karena kedekatan dengan alam tentunya juga sebagai alat bantu mereka yang ada saat itu. Tak terlepas dari itu kemungkinan karena manusia dalam kesehariannya sama sekali tidak memiliki alat bantu komunikasi lainnya seperti yang sudah sangat diperlengkapi pada zaman teknologi sekarang ini. Yang ada yang dapat mereka lakukan pada saat itu hanyalah kemungkinan alat transportasi sederhana. Dapat kita lihat perbedan yang sangat  signifikan di zaman purbakala atau di zaman batu itu kedekatan emosi antara sesame manusia sangatlah erat. Karena mereka seperti nya saling membutuhkan satu sama lain. Sifat tenggang rasa mereka dan saling memperhatikannya juga sepertinya. Untuk mendapatkan berita dari satu tempat mereka harus benar-benar mendapatkan dan mencapainya dengan usaha keras mereka semata. Karena nya antara satu dengan yang lain manusia di saat itu memang benar-benar tergantung dengan yang lainnya. Kita bisa lihat dengan kepala mata sendiri apa yang terjadi saat itu dengan keadaan dan situasi pada saat ini daridampak positif dan negatifnya tentunya. Di mana segala sesuatu yang terjadi pasti ada sisi negative and positif nya bila dikaji. Mari kita tetap pada kodrat kita masing-masing sebagai manusia yang diciptakan untuk dapat menjadi manusia sosialnya bukan malah yang sebaliknya. Boleh saja teknologi memperbantukan kita dengan cepatnya tetapi di samping itu kita sekali lagi harus tetap memperhatikan kodrat kita sebagai manusia yang bersosial antara satu dan yang lainnya.

           Lalu bagaimana sisi positif yang ditawarkan dari peradaban teknologi saat ini yang ada secara positifnya yang ada. Tentunya sisi positif dari teknologi akan banyak berbicara tentang kemudahan komunikasi yang seakan tidak ada batasnya. Ketika kita dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh pun kita tetap bisa menjalin komunikasi antara satu dengan yang lainnya. Tentunya ini sisi yang sangat positif bukan dapat terus menjalin tali silaturahmi antara satu dengan yang lainnya. Dengan saudara jauh ; dengan kerabat dan keluarga kita di mana pun jauh jaraknya. Kita bisa memanfaatkan sisi positif dari teknologi yang ada dari mulai mengirimkan email ; ditambah sekarang ini dengan chatting dengan pesan-pesan singkat dari whattasaap dan bbm sampai dengan melihat wajah dan mendengar suara secara langsung dari orang yang yang kita ajak berkomunikasi. Alangkah indahnya komunikasi yang terjalin antara satu dengan yang lain. Itulah gunanya komunikasi sebagai makhluk sosial yang menjalin interaksi satu dengan yang lainnya dari sisi positif teknologi yang di tawarkan dewasa ini.
  
       Tetapi di samping kemudahan yang ditawarkan oleh sisi positif komunikasi yang ada sekarang ini yang perlu kita garis bawahi adalah tetap kita sebagai manusia memerlukan kontak secara langsung. Bounding atau bersentuhan langsung satu dengan yang lainnya dalam artian ini. Memang kita bisa menjalin komunikasi di mana saja dan kapan saja tetapi apakah bisa menggantikan dengan kontak satu dengan yang lainnya. Tentunya tidak bukan? Nah hal ini yang ditegaskan memang teknologi diciptakan untuk hal yang memudahkan akan tetapi yang makna yang terselubung di dalam hal  ini tetap kita tidak boleh melupakan sekalipun kontak virtual dengan kontak yang sesungguhnya atau kontak manusiawi antata satu dengan yang lainnya dari setiap tingkatan kehidupan kita.

        Nah semoga makin memahami bahwa bagaimanapun kecanggihan di dunia teknologi sama sekali tidak ada yang dapat menggantikan dengan yang namanya kontak batin. Itulah kodrat manusia yang memang sudah dikodratkan dan ditakdirkan oleh pencipta kita yang tentunya kita tidak boleh melupakan pentingnya hal itu. Mungkin ada ilustrasi bagus yang bisa dijadikan sebagai pembelajaran untuk kita semuanya dimana sejak kita dilahirkan mungkin saat kita masih dalam kandungan ibu kandung kita. Kita semuanya sudah membutuhkan bantuan dari manusia lainnya yang mana mau berkorban untuk nyawa kita kenyataannya seperti itu. Jadi sudah barang tentu dari kodrat itu dengan nyawa yang sampai hendak dikorbankan untuk anaknya tentunya kita membutuhkan bantuan dari para bidan dan dokter agar kita dapat lahir dengan selamat. Karena dari itu ke depannya kita harus dapat membuka mata hati kita dengan sebaik-baiknya bahwa kita tidak akan bisa untuk hidup seorang diri saja adanya. Justru dengan bersosialisasi satu sama lainnya kita jadi mengerti karakter manusia yang ada. Kita dapat memahami dan saling menolong apabila memang kita ditakdirkan sebagai makhluk sosial yang ada. Bila kita semakin banyak memahami sifat dan melihat sekeliling kita lebih peka lagi kita akan semakin diasah untuk tidak mementingkan diri kita sendiri. Jangankan kalau kita bandingkan kita dengan makhluk ciptaan. Tuhan yang lain misalnya binatang bagaimana mereka yang tidak dikarunia akal pikiran masih dapat bersosialisasi satu dengan yang lainnya. Masakan kita sebagai makhluk yang derajatnya paling tinggi dari Tuhan tidak menyadari kodrat kita yang ada. tetapi tidak dapat dipungkiri bagaimanapun juga manusia meskipun sudah bersosialisasi saja sedikit banyak masih saja tetap ada rasa ego yang tertanam di dalam diri mereka. Bagaimana jadinya apabila mereka tidak bersoalisasi? Yang ada mereka malah lebih memiliki rasa ego yang berlebihan kemungkinannya. Maka dari itu mari kita secara pribadi menjadikan diri kita sendiri makhluk yang dikodratkan Tuhan untuk dapat bersosialisasi satu dengan yang lainnya.







Comments