Jual diri hanya untuk menghidupi tiga adik dan ibunya.
Lebih lanjut tentang hal prostitusi yang
di berlokasi di Kalimantan timur ini sangat menarik banyak perhatian umum. Dimana
sebut saja panggilannya mami yang masih berumur belia yaitu 22 tahun. Bagaimana
tidak mempunyai otak yang sehat ; sebagai mami dia mempunyai dua anak korban di
bawah umur yang dia jajakan. Korbannya itu sendiri dengan lantang dan seakan
tanpa sungkan minta dicarikan “pelanggan” untuk dirinya sendiri. Awalnya sang
penulis kurang paham akan maksudnya dicarikan pelanggan dalam tanda kutip itu. Tetapi
setelah beberapa saat berpikir dan menyambungkannya dengan judul tulisan yang
dibuatnya sendiri. Akhirnya sang penulis baru mengerti maksudnya. Hal ini sudah
termasuk pelanggaran remaja yang berakhir di pidana. Di mana anak di bawah usia
yang awalnya boleh dikatan iseng saja tetapi akhirnya keterusan. Karena menuruti
dari ajakan temannya untuk mencarikannya pelanngan yang dia temui di sosial
media dan di karenakan harus cepat mencari uang. Bagaimana moral dan mental
bangsa Indonesia kita ini nantinya akan sangat memprihatinkan pastinya. apakah tidak
adakah pekerjaan yang lebih sesuai untuk mereka ini? Apakah pihak sekolah dan
orang tua mereka tidak memperhatikan
gerak gerik mereka yang mencurigakan? Umur-umur segitulah umur yang cukup labil
karenanya harus sering dijaga anak kita masing-masing. Bagaimana pergaulan
mereka apakah mereka berteman dengan teman-teman yang baik dan lain sebagainya.
Sudah semestinya pihak sekolah mereka
bersekolah lebih waspada dan bnerhati-hati akan hal ini. Agar tidak korban yang
berjatuhan tidak bertambah banyak lagi. Akankah kita hanya diam berpangku
tangan ataukah kita ikut melegalkan hanya karena sikap kita yang tidak punya
pilihan apa pun juga.
Keisengan yang berdampak buruk bagi lingkungan kita sendiri. Zaman sekarang
tindakan asusila sudah merambah tak terhitung jumlahnya lewat online. Apakah kecanggihan
teknologi akan merusak asusila kita sendiri? Layaknya mucikari yang menawarkan
jasanya lewat online. Mami memang awalnya hanya mempunyai dua korban yang ingin
dicarikan pelanggan. Tetapi dari awal keisengan it umami sepertinya tertarik
untuk meneruskan dan berdampak ketagihan tentunya. dampak lainnya adalah uang
yang ada di kantongnya semakin menebal yang mana dapat ia pakai untuk berbelanja
kebutuhan sehari-hari di mall. Selanjutnya setelah ketahuan tindakannya yang
melanggar hukum ini kepada penyidik mami mengaku sampai saat ini baru menjual
dua orang korban. Salah satunya siswi kelas 2 SMK yang berusia 16 tahun dan
satunya lagi berusis 15 tahun yang putus sekolah. Mami mengenal mereka dari
temannya yang berada di tempat hiburan malam. Sekali lagi awalnya hanya iseng
semata untuk mencarikan pria yang butuh hasrat seksusal sesaat. Tetapi selidik
lewat selidik penyidik tidak percaya begitu saja akan pengakuan yang
disampaikan oleh mami. Karena saat pengembangan dilakukan dan ditelusuri ada
dugaan ada ABG lainnya yang pernah ia tawarkan kepada pria yang lain.
Singkatnya lagi polisi juga memburu siapa
yang menikmati anak di bawah umur itu. Karena meskipun belum terjadi hubungan
seksual akan tetapi pria yang sudah berhubungan dengan mereka itu akan kena
Undang-undang Perlindungan anak karena sudah menyetubuhinya. Akhirnya terungkap
juga dari penuturan perempuan berambut sepunggung ini dimana ia menawarkannya
melalui media sosial yang ia miliki. Katakanlah wechat; blackberry messanger. Sebelumnya
ia hanya kenal saja akan tetapi setelah itu baru iseng untuk menawarkannya. Selanjutnya
info yang diberikan oleh mami yaitu dan dari mulut ke mulut tentunya yang sudah
pernah menggunakan jasa dari mami; pelanggannya sebelum memesan dikirim
beberapa foto dari perempuan yang akan digaulinya. Setelah terjadinya penawaran
dan kesepakatan harga mami pun mengontak perempuan yang diinginkan oleh
pelanggan. Mami pun sangat niat karena dia mengantar perempuan itu sampai ke
sebuah hotel yang sudah dipesan oleh “tamu-tamunya”. Uang yang disepakati
sejumlah dua juta delapan ratus ribu rupiah dijadikan sebagai barang bukti
untuk tamunya yang masih berusia di bawah umur. Polisi pun juga menyita barang
bukti yaitu sebuah handphone. Dimana dari handphone tersebut terekam percakapan
praktik prostitusi. Jasa tersebut diberikan untuk layanan short time dan
sisanya setelah selesaikebutuhan seksual dari pelanggan-pelanggan pria akan
dibayarkan lagi. Alangkah tidak berasusila nya mami untuk “menjual diri” dari
teman-temannya sendiri hanya karena alasan untuk menghidupi ketiga adik dan
ibunya. Apakah mami masih memiliki pikiran yang sehat dan memikirkan perasaan
dari teman-temannya sendiri. Apakah kita akan diam saja dan menghalalkan untuk
hal-hal prostitusi ini akan semakin merajela ataukah kita ikut menghalalkannya.
Di mana dampaknya tentunya akan tidak baik bagi moral korban yang melakukan
praktik ini. Mari kita terus ikut berperan yang dapat kita lakukan agar tidak
semakin banyak korban-korban yang berjatuhan lagi demi memperbaiki keadaan
ekonomi mereka rela untuk mejual harga diri mereka?
Mengupas dengan tulisan yang bernas.mantap 👍
ReplyDeleteProblem klasik yg tdk pernah tersolving bagi negara berkembang. Kunci ny hanya meningkatkan edukasi n norma yg di kuatkan.
ReplyDelete