Kekuatan motivasi ada sepenuhnya di dalam diri kita sendiri.
Kita bergerak sesuai dengan apa yang
menjadi “kekuatan” atau dikaitkannya dengan potensi dan talenta terbesar di
dalam diri kita masing-masing. Ketika kita berbicara tentang potensi sudah
barang tentu. Antusias dan dinamisnya langkah-langkah sehari-hari yang kita
lakukan apakah sedinamis energi dan usaha yang kita keluarkan. Itu yang harus
kita pegang dengan baik dahulu tentunya, kalau kita mempunyai energi yang
dinamis disertai dengan sikap positif yang ada di dalam diri kita. Tentunya
kita akan terus merasakan aura yang positif tentunya di dalam diri yang kita
keluarkan di kesikan harinya. Nah, jika kita mau mendapatkan apa yang ingin
kita capai atau dari impian atau tujuan terbesar di dalam diri kita. Yang perlu
kita lihat lebih dalam lagi tentunya, apakah cara yang kita sudah sampaikan
apakah sudah tepat atau yang sebaliknya. Jangan malah yang sebaliknya yang
terjadi, kekuatan positif kita berbanding terbalik dari aura yang kita miliki
sebenarnya.
Anak muda dan potensi atau peluang
yang di dapatinya sampai sejauh ini. Inilah yang menjadi pembicaraan terhangat
yang selalu di dengung-dengungkan. Dari situlah saya terus belajar tanpa syarat
untuk terus bergerak akan hal ini untuk tetap menjaga aura motivasi di dalam
diri kita sendiri. Tindakan nyata dengan ilmu yang kita miliki itulah yang
senantiasa harus kita jaga sehari-harinya. Jika hal ini tidak kita jaga dengan
sendirinya yang ada nanti kita akan mendapatkan pola dalam keseharian kita.
Motivasi tentunya berbanding lurus
dengan tindakan nyata dan kerja keras yang kita kerjakan di tiap harinya. Jika
kita sudah ( sangat) terbiasa dengan hal yang kita kerjakan dengan sendirinya
ini. Hal baik lainnya akan dating dengan sendirinya, bukankah begitu yang sudah
seharusnya terjadi. Semangat positif dengan sifat yang mengayomi satu sama lain
ini sudah semestinya tetap kita tanamkan di dalam kita sendiri tanpa kenal
putus asa. Apabila kita tidak menanamkan di dalam diri kita, apakah cara yang
kita pakai sudah benar yang ada. Tetap lakukan yang terbaik untuk mencapai
tujuan hidup kita masing-masing tanpa memperdulikan hal negative yang ada di
sekitar kita atau yang tidak ada pun tidak menjadi masalah.
Itu menjadi pembelajaran tersendiri
tentunya bagi kita, bagaimana kita dapat menjaga konsistensi dari sikap positif
dan dinamis yang ada di dalam diri kita sendiri. Ini menjadi hal yang sangat
penting untuk selalu dipertahankan bagaimana sampai kita tidak terelekkan dari
hal negative se-negatif apapun yang menimpa diri kita. Belajar terus dari
pembelajaran apapun yang terjadi di dalam diri kita sendiri. Karena dengan
pembelajaran dan selalu menanamkan di dalam diri kita sendiri bahwa
pembelajaran yang ada akan membentuk karakter kita tentunya. Kita akan selalu
melangkah dengan dinamis dan berusha dengan sekuat tenaga kita, bahwa penolakan
dan pembelajaran yang kita dapati dari hari-hari kita itu adalah “vitamin”
tersendiri bagi kita untuk melangkahkan langkah kita. Kata mutiara yang tertanam di dalam diri kita
sendiri yang terpatri dan tidak akan bisa tergantikan dengan apa pun juga
adalah masalah bukan sama sekali menjadikan diri kita sendiri mandeg atau tidak
bergerak untuk maju. Akan tetapi justru yang sebaliknya yang harus kita
tanamkan tentunya.
Mari terus bergerak tanpa melihat
ke kanan dan ke kiri akan omongan apa pun yang berusaha untuk merobek-robekkan
impian dan tujuan kita untuk terus melangkah maju. Yang indah yang kita lihat
semata misalnya bahkan di depan mata kita pun, belum tentu terlihat nyata indah
yang ada. Kesemuanya itu akan membutuhkan proses yang tidak indah dahulu yang
untuk mendapatkan hal itu kesemuanya. Boleh kita ambil contoh nyata yang ada di
lingkungan kita , tentunya yang kita lihat semata kupu-kupu dengan sayap
sejatinya yang berwarna-warni di sekelilingnya. Itukah yang kita lihat semata bahwa
kupu-kupu itu sekejap mata menjadi yang seperti itu tanpa membutuhkan proses
yang membentuknya. Meskipun binatang serangga ciptaan Tuhan tersebut yang mana
kita sudah mengetahuinya tetapi yang ada kita tidak mengaplikasikannya di dalam
kehidupan kita sehari-harinya. Mari, terus belajar dan bergerak dengan potensi
terbesar yang sudah sedemikian rupa diberikannya kepada kita.
Belajarlah terus agar
senantiasa dapat dipakai untuk meningkatkan kapasitas maksimal talenta, daya
juang dan lainnya yang ada di dalam diri kita ini. Terus kembangkan dan jangan
stagnasi di satu titik atau satu keadaan tertentu saja. Karena dengan stagnasi
yang kita tanamkan di dalam diri kita sendiri, nantinya yang ada kita malah membiarkan
secara tidak langsung aura negative menyerang kita. Bagaimana kita bisa
berkembang kalau kita tidak membiarkan diri kita berkembang yang semestinya
harus kita kembangkan. Jangan pernah sekali-kali kita mengecilkan diri kita
sendiri, akan tetapi berilah diri kita untuk dapat mempunyai perubahan tertentu
di dalam diri kita. Karena kalau kita tidak memberi diri kita sendiri perubahan
yang ada nantinya kapasitas kita tidak akan di bawa di level yang lebih tinggi
lagi yang ada. Tentunya kita punya mentor atau pempimpin yang dapat kita mintai
contoh untuk perubahan yang ada di dalam diri kita. Akan tetapi tentunya leader
kita sendiri hanya sebatas bertugas sebagai pemimpin atau penengah di garis
depan “pertempuran” kita, sisanya kita sendirilah yang harus bergerak atau
berusaha semaksimal mungkin.
Kita ini diciptakan setara
atau malah yang lebih dasyat lagi lebih dari yang kita pikirkan tentunya. Akan
tetapi yang sering kali kita malah lakukan adalah kita mengecilkan diri kita
sendiri dengan talenta dan kapasitas yang kita miliki. Itu semua yang menjadi
penghambat di dalam diri kita sendiri untuk bergerak tentunya. Apakah dengan
itu kita membiarkan diri kita sendiri untuk mengalami stagnasi? Tanpa itu semua
apakah kita bisa berkembang? Tidak mau berusaha untuk menerima saran dari teman
seperjuangan kita? Bergerak di satu titik saja? Berusahalah untuk keluar dari
zona nyaman yang kita lalui selama ini. Percaya saja jika kita melakukanya
berulang-ulang kali tanpa mengenal lelah. Mengembangkan semua potensi terbaik
yang kita miliki , yang belum tentu semua orang mempunyai. Itu sudah menjadi
harga atau nilai terbaik tersendiri yang kita investasikan atau berikan kepada
lawan balik kita sendiri.
Dewasa ini tentunya akan
sedikit coba untuk dibedakan betapa halnya ilmu eksak yang kita miliki untuk
saat ini dengan pekerjaan yang kita kerjakan sekarang atau dewasa ini. Apakah
itu berbanding lurus atau malah yang sebaliknya berbanding sebalik. Tentu
kesemuanya itu butuh sesuatu yang terus harus kita asah dari hari ke hari tanpa
mengenal lelah. Kalau kita tau tujuan hidup apa yang seharusnya akan kita
kejar, yakini saja tujuan hidup itu pastinya tidak akan ke mana-mana. Yang ada
paling larinya juga tidak berjauhan dari kehidupan yang kita miliki. Kalau
masih bisa untuk di jangkau keberadaan dari jarak tempuh tujuan hidup kita,
akan lebih baik kita kejar dengan sepenuh hati terlebih dahulu.
Tetapi tentunya apa yang kita
kerjakan jangan sampai menghalau dari tindakan nyata atau kesenangan kita
sementara di dalam kehidupa di dunia ini. Ambil contoh semisal atau hubungan
kita dengan keluarga atau dengan teman-teman sebaya atau teman dekat kita
adanya. Kalau kita sampai dikatakan lupa daratan atau melupakan teman
sepermainan kita ini dan tidak bisa untuk meluangkan waktu kita seperti sedia
kala dengan teman-teman sepermainan kita. Dapat di katakana hal itu kurang
tepat atau kurang baik yang ada. Oleh karenanya mari kita berusaha yang
sebaiknya untuk dapat memilah-milah lagi yang ada. Di mana tentunya baik kita
berusaha untuk mengejar dari tujuan hidup kita, akan tetapi kalau kita dibuat
seakan kita harus meninggalkan dari dunia kita sendiri atau melupakan apa yang
seharusnya tidak boleh untuk kita lupakan. Hal itu kurang tepat yang ada. Kita
“diajak” untuk melupakan dari hubungan kita dengan Tuhan, misalnya? Buat saya
hal ini kurang tepat dan tidak dibuat sedemikian rupa.
Kembali lagi kalau boleh untuk di
garisbawahi atau di tarik garis lurus apa yang harus kita jadikan diri kita
sendiri di dalam memotivasi. Ya tentunya kita harus merasa nyaman dibuatnya dan
tidak di buat tekanan yang ada di dalam diri kita. Kita memotivasi untuk dapat
meyakini diri sendiri di mana masih ada “hal tersisa” yang terbaik tentunya.
“Hal tersisa” ini lah yang menjadi pegangan terbesar dan terkuat di dalam diri
kita untuk menjadikan jati diri kita sendiri. Coba kita tengok apa yang menjadi
penguat terbesar di dalam diri kita sendiri. Jika kita tau
“kelebihan-kelebihan” apa saja yang ada di dalam diri kita masing-masing.
Nantinya yang ada kita akan lebih mudah untuk bergerak dari satu sisi ke sisi
yang lain. Yang terpenting juga yang perlu kita camkan adalah teruslah
memotivasi diri kita sendiri tanpa lelah. Itu adalah kunci terbesar di dalam
diri kita, untuk tidak mudah terpengaruh dengan situasi yang tengah menghimpit
kita. Tetap berusaha untuk melakukan yang terbaik, niscaya akan membuahkan
hasil yang sepadan dengan kerja keras yang kita lakukan.
Comments
Post a Comment