Kemacetan di Jakarta mau di bawa kemana?
Kemacetan selalu identik dengan ibu kota
pastinya. hal itu tentunya karena dengan jumlah penduduk yang ada di kota atu
negara tersebut yang selalu meningkat. Tetapi tentunya pemerintah berusaha
memberikan solusi dan pelayanan yang terbaik kepada penduduknya. Kalau tidak
begitu apakah kita dapat bepergian dengan baiknya di setiap harinya bukankah
begitu? Tetapi pertanyaannya sekarang dengan berbagai peraturan yang sudah
diberikan sedemikian rupa untuk mobilitas kita dengan pengurangan tingkat
kemacetan yang ada di Jakarta mengapa masih saja tingkat kemacetan di Jakarta
belum ada pengurangan yang signifikan. Apakah mata hati kita masih tertutup
untuk berusaha mengurangi tingkat kemacaten di Jakarta ini atau bagaimana
sebenarnya? Mari kita coba ukur diri kita masing-masing agar tidak seakan
menyalahkan di satu pihak saja pemerintah dan pihak terkait lainnya. Sudahkah
diri kita sendiri membawa dampak yang seperti apa terhadap kemacetan ini
sendiri?
Kemacetan tentunya tidak dapat
dihindari bagaimanapun juga kalau kita hidup di ibu kota dengan tingkat jadwal
acara yang diadakan di Jakarta juga. Berpandai-pandai diri kita sendiri agar
kita tidak terjebak sesaat di kemacetan di tiap harinya. Jikalau dari
pemerintah sudah memberikan regulasi atau ketetapan yang sedemikian rupa
misalnya ganjil dan genap ; three in one dan car free day. Mari kita terus ikut
sukseskan program pemerintah tersebut dengan maksud tentunya angka kemacetan
yang ada di Jakarta tidak terlalu banyak dan merajalela tetapi sebaliknya.
Alangkah baiknya jika tentunya kita cerdas dalam bepergian atau memilih lebih
banyak dengan kendaraan pribadi atau dengan kendaraan pribadi. Tentunya hal itu
juga yang akan menambah tingkat kemacetan. Sudah sepatutnya juga bukan dalam
arti kita sanggup untuk membeli mobil pribadi pemerintah tidak memberikan regulasi
yang lebih ketat terhadap hal ini bagaiman di kemudian hari. Apabila misalnya
anak-anak yanh sudah memiliki KTP diperbolehkan tanpa peraturan yang mengikat
memiliki kendaraan roda empat. Apakah tidak tambah rumit tingkat kemacetan yang
ada? Mari kita belajar lebih bijak lagi akan hal-hal yang ada di negara
berkembang lainnya. Misalnya saja di negara Singapore dan Malaysia. Bagaiman
dengan negara di sana? Hampir boleh dikatakan tidak ada tingkat kemacetan.
Karena peraturan pemerintah di sana sangat ketat adanya. Dimana harga pajak
yang diberlakukan di negara Singapore bagi yang kuat untuk membeli kendaraan
roda empat mereka juga harus sanggup membayar pajak dari kendaraan roda empat
itu yang mana harga pajaknya setau yang saya dengar harganya lebih tinggi
daripada harga kendaraan roda empat di Indonesia. Bagaimana dengan di Indonesia
mereka belum mempunyai peraturan yang ketat dengan kendaraan roda dua dan dua.
Sudah seharusnya menurut pandangan dari kacamata sang penulis pemerintah
memberlakukan peraturan yang lebih ketat demi mengurangi tingkat kemacetan yang
ada di Jakarta. Kita bersama-sama dalam artian berusaha bersama-sama memberikan
masukan dan saran akan tetapi kita semualah yang mentaatinya.
Lalu apa lagi yang harus dilakukan
oleh kita semua untuk mengatasi masalah kemacetan ini. Apakah kita sebagai
warga kota Jakarta masih merasa masalah ini perlu penanganan yang terpadu untuk
diselesaikan secara bertambah. Di mana di atas seperti yang telah penulis
utarakan sebelumnya peraturan pemerintah harus lebih tegas lagi. Kalau tidak
bagaimana masalah yang semakin pelik ini akan terselesaikan. Kalau begitu
bagaiman kalau kita menilik terlebih dahulu penyebab dan dampak negatif dari
kemacetan ini. Dari hal tersebut tentunya akan dapat ditarik kesimpulan untuk
dapat menanggulagi lagi kemacetan ini. Bila di lihat dari pengertian dari
kemacetan ini diartikan adalah tersendatnya situasi atau keadaan sehingga
terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas jalan. Seperti yang
kita ketahui kemacetan biasanya terjadi di kota-kota besar tak terkecuali di
kota Jakarta sebagai ibu kota. Kemacetan biasanya terjadi karena di kota
tersebut tidak mempunyai transportasi public yang memadai ataupun tidak
seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk. Tempat-tempat yang
mengalami kemacetan biasanya di sekolah ; mall-mall besar dan pasar dan
terminal bus. Karena memang di tempat tersebut terjadinya kepadatan orang yang
sedang berlalu-lalang di jam-jam tertentu pastinya. di samping dari itu mari
kita simak lebih lagi penyebab dari kemacetan sehingga tentunya kita bisa
berusaha untuk menghindarinya.
Sudahkah kita ketahui apa yang
menyebabkan kemacetan itu bisa terjadi yang biasanya terjadi di kota-kota besar
dan tentunya semoga setelah kita mengetahui dampaknya dapat kita tanggulangi
bersama. Jika kita teliti bersama penyebab dari kemacetan salah satunya adalah
arus yang melewati jalan telah melampaui dari kapasitas jalan. Bagaimana tidak
di jalan-jalan protokololer di jalan besar di Jakarta terlihat dengan baiknya
kendaraan roda dua dan roda empat yang seakan tidak ada habisnya. Yang tidak
habis pikir yang dipikirkan oleh penulis di mana kemacetan yang tidak dapat di
hindari di Jakarta ini mengapa mereka masih tetap mau beria-ria di jalan. Apa
tidak ada hal lain yang dapat dihindari dari kemacetan ini? Dari pada
menggunakan kendaraan pribadi mengapa tidak menggunakan kendaraan umum bersama.
Kita bisa duduk dengan manisnya di dalam busway dari pada kita mengemudi
kendaraan pribadi kita sendiri? Benar bukan? Hal lainnya yang menyebabkan
kemacetanya karena di satu titik jalan terjadi kecelakaan sehingga terjadi
gangguan kelancaran karena masyarakat Indonesia dengan bad habitnya. Apa kah
bad habit yang di maksud itu? Yang mana seharusnya kecelakaan itu haru segera
ditanggulangi akan tetapi pengendara kendaraan bermotor yang sedang melintasi
di tempat kecelakaan itu malah menjadikan kecelakaan sebagai tontonan masal.
Kemacetan yang biasanya terjadi di daerah kecelakaan itu terjadi karena
kendaran yang terlibat belum disingkirkan dari jalur lalu lintas dan tidak
adanya pihak yang berwajib yang mengurusnya. Semoga keadaan seperti ini tidak
terjadi berlangsung terus menerus dimana sudah tau hal ini yang menyebabkan
kecelakaan yang terus menerus.
Setelah membahas bahaya-bahaya apa
yang di dapat dari kemacetan yang ada di Jakarta terus menerus ini. Adakah langkah
yang dapat menyebabkan kecelakaan sekarang mari kita lebih lanjut dampak
negatif yang didapat dari kemacetan ini sendiri. Tentunya kalau kita tidak
mengkajinya dengan baik maka yang ada kita akan terus terjebak di dalam
kemacetan ini yang mana tentunya berdampak pada psikologis dan fisik kita.
Mengapa bisa dikatakan seperti demikian tentunya karena dari sisi kita yang
sehari-harinya menggunakan kendaraan pribadi ataukah kendaraan umum kita
sama-sama akan mengalami dampaknya. Coba kita tengok lagi mungkinkah dalam
sehari kita sama sekali tidak mengalami kemacetan jika kita bepergian? Tentu
tidak bukan. Kalau sudah begitu antisipasi apa yang harus kita buat agar kita
tidak mengalami kemacetan ini terus menerus di tiap harinya. Karena tentunya
kita akan kehilangan waktu yang tidak sedikit yang kita buang di jalan. Yang
mana yang seharusnya jarak tempuh hanya bisa digunakan 30 menit sampai 1 jam
karena terjadinya kemacetan di beberapa titik di ruas jalan. Maka kita akan
bermacet ria di jalan. Seperti yang disampaikan oleh saudara saya sebagai
saksinya untuk dapat mencapai di kampusnya jika ia mengambil kuliah pagi jam 10
pagi dia sudah harus bangun jam 5 atau 6 pagi dan berangkat jam 7 atau lebih
sedikit dari rumah sehingga ia tidak terjebak terlalu lama di jalan. Ya itulah
memang resiko yang harus kita alami jika kita tinggal di kota Jakarta akan
tetapi kita tinggal tidak di tempat yang strategis di Jakarta dan agak
pinggiran misalnya di Jakarta timur ; depok ; bekasi atau Bogor. Itulah
resikonya. Meskipun sekarang sudah ada transportasi kereta akan tetapi tetap
saja tidak terlalu mengurangi tingkat kemacetan yang ada di Jakarta? Jadi
akankah kita tetap bepergian di Jakarta dengan bermacet-macet ria dengan
menggunakan kendaraan pribadi daripada kendaraan umum? Jawabannya kita sendiri
yang dapat menentukannya. Dampak yang kedua yang disebabkan oleh kemacetan
yaitu tentunya pemborosan energy atau bahan bakar bensin di kendaraan yang kita
gunakan. Belum lagi kalau tidak mogok karena terlalu lama kendaraan yang kita
kendarai lama di jalan. Tentunya kendaraan kita akan mengalami panas di mesin.
Dampak yang masih berhubungan dengan pemborosan bahan bakar yaitu keausan
kendaraan lebih tinggi karena waktu yang lebih lama untuk jarak yang pendek dan
radiator yang tidak berfungsi dengan baik dan tentunya pengguanaan rem yang
terlampau tinggi. Akankah hal itu juga akan terjadi kepada kendaraan kita
masing-masing. Kalau sudah begitu hal yang dapat kita lakukan adalah membawa
kendaraaan kita ke bengkel dan menyebabkan kita tidak bisa melakukan mobilitas
dengan baiknya. apakah masih mau kita semua mengalami kemacetan terus menerus
di jalan dengan jalan seperti ini? Kita tentunya mau berusaha untuk
menanggulangi kemacetan bukan ? apa langkah yang datang dari diri kita sendiri?
Masih berbicara tentang dampak negative
dari kemacetan yaitu tentunya polusi udara pun meningkat. Dimana pada kecepatan
yang rendah konsumsi energi akan lebih tinggi pula dan tentunya menyebabkan
tidak beroperasi pada kondisi yang optimal. Bagi kita yang memiliki kendaraan
bermotor dari dampak negative kemacetan ini akankah diingatkan untuk lebih
teliti mengechek kondisi dari kendaraan pribadi kita masing-masing sebelum kita
berkendara di kesehariannya? Apakah kendaraan kita sudah layak pakai atau kah
yang sebaliknya? Memiliki kendaraan bermotor bukan hanya dalam artian kita
lepas tinggal dan tidak merawatnya bukan? Mari kita rawat dengan baik keadaan
jalan yang kita jalani di tiap harinya untuk kebaikan diri kita sendiri. Karena
jika kita teliti melihat di keadaan di jalan di tiap harinya mungkin tanpa kita
sadari asap dari kendaraan pribadi ataukah bis dari knalpot mereka mengeluarkan
asap yang berlebihan. Inilah yang dinamakan dampak negatif dari kemacetan
karena terlalu tingginya atau lamanya mesin yang kita kendarai. Kendaraan pun
ternyata butuh jam istirahatnya tersendiri yang tidak bisa diforsir. Maka dari
itu mari kita lebih cermat untuk menjaga untuk kebaikan diri kita sendiri. Yang
lainnya dampak dari kemacetan adalah para pejalan kaki. Di sini saya sebagai
penulis akan mencoba untuk sharing sedikit sebagai pengguna jalan yang aktif di
tiap harinya. Tidak sedikit saya melihat kemacetan yang masih dalam taraf di
dalam kompleks perumahan saya sendri. Tidak ayal setelah saya perhatikan adalah
antara lajur kanan dan kiri diberi pembatas tersendiri agar tidak saling
melanggar. Nah ini sebagai teguran dari saya juga dimana sebagai pengendara
kendaraan bermotor roda dua atau empat untuk lebih mematuhi marka jalan. Bukan
dalam artian kalian dapat membeli kendaraan anda sekarang tetapi seberapa
bijakkah kalian untuk ikut serta dalam mentaati peraturan rambu lalu lintas
yang ada. Diiringi dengan nilai tingkat kecelakaan yang terjadi di lihat dari
para pengguna kendaraan bermotor yang masih di bawah rata-rata. Tentunya dari
hal kecelakaan bukan hanya tidak bisa ditanggulangi dengan baik jika kita sudah
diperingatkan sedemikian rupa dari hal peraturan lalu lintas yang minim. Tetapi
tetap saja kita langgar dan indahkan. Kembali jika penulis boleh memberikan
saran membangun. Para produsen pemilik automotive yang ada di Indonesia jangan
berpangku tangan saja. Sudah saat nya hal ini kita jadikan masalah milik kita
bersama yang harus kita tanggulangi. Bukan hanya dapat berjualan produk-produk
mereka akan tetapi tentunya juga bijak kepada siapa mereka menjual produk
mereka. Itu baru namanya produsen yang paham dan peduli akan masalah yang
terjadi di sekelilingnya bukan sekedar bisa menjual saja. Akan tetapi ikut
merasakan dampak dari produk yang dijualnya. Jadi mau di bawa kemana arahnya
kemacetan yang ada di Jakarta ini? Akankah tetap akan dibiarkan seperti ini
ataukah bagaimana?
Kemacetan yang terjadi di Jakarta
tentunya dapat diukur dari persentase yang ada di mana di pagi harinya ketika
jam kantor dan anak-anak bersekolah akan mengalami peningkatan sekitar 63 %.
Dan pada sore harinya mungkin ini klimaksnya dimana para karyawan akan kembali
ke rumahnya masing-masing dan angka peningkatan dari kemacetan yang ada sekitar
95%. Berdasarkan pengalaman dari beberapa teman saya mereka yang berstatuskan
karyawan tidak mau ikut berdesak-desakkan pulang dengan yang lainnya. Yang
mereka lakukan adalah menunggu beberapa saat lamanya dari jam pulang kantor
yang ada mungkin mereka mengerjakan hal lainnya atau bersantai di sekitar
tempat kantor mereka lainnya. Ketika jam padat pulang kantor sudah cukup lama
mereka baru kembali melanjutkan perjalanan pulang mereka jam itu kurang lebih
jam 8 atau 9 malam ketika jalanan di Jakarta sudah tidak terlalu macet. Inilah
kondisi yang bisa digambarkan dari kemacetan yang terus melanda di Jakarta. Di
mana dengan adanya transpostasi online yang ada di Jakarta seperi uber Sharing.
Sepertinya akan berusaha untuk mensosialisasikan keadaan dari kemacetan yang
ada di Jakarta. Dimana dengan uber sharing yang ada bukan hanya menjemput
seorang penumpang saja tetapi akan menjemput beberapa orang sekaligus. Dengan
maksud dimana untuk menghemat bahan bakar yang ada juga kemacetan yang ada di
Jakarta. Semoga tentunya program ini akan membantu masyarakat Jakarta untuk
dapat terbebas dari kemacetan dan bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya
dengan lebih nyaman.
Karenanya Uber dengan konsep uber sharing
nya berusaha untuk memberikan pilihan kepada masyarakat Indonesia khususnya
Jakarta untuk terus memberantas kemacetan yang terus merajalela. Tentu kita
tahu bahwa penyedia jasa taksi online dengan konsep ride-sharing berkembang
pesat. Akan tetapi selama satu tahun ini pula tidak ada peraturan dari
pemerintah untuk menaungi bisnis ini. Bagaimana bisa? Tidak ada yang baik dan
benar dari bisnis yang baru yang bermunculan. Tetapi bagaimana dengan bisnis
konvensiona yang sudah kita bangun? Tentunya akan berpengaruh juga bukan?
Munculah aksi protes dari pebisnis transportasi tersebut dimana bagaiman dengan
bisnis kita sendiri? Akankah diambil alihnya? Lalu bagaimana pemerintah dalam
menyikapi hal ini? Yang mana sudah seharusnya peraturannya sudah kita punyai
bukankah begitu? Semoga ke depannya pemerintah lebih bijak dalam menjalankan
program ini untuk kebersamaan dan kesejahteraan masyrakat Indonesia juga
tentunya.
Baiklah untuk mengupas sedikit aa dan
bagaimana Uber sharing ini. Dilihat dari namanya saja tentunya yang ada di
dalam pikiran kita semuanya adalah kita berbagi satu sama lain. Tetapi dari
segi keamanannya apakah dijamin? Memang lebih murah tarif yang ditawarkan
tentunya untuk masyarakat Jakarta. Tetapi sudah harus dipikirkan lebih jauh
lagi peraturan yang dipunyai oleh jasa transposrtasi online ini. Apakah tidak
meresahkan masyarakat ataukah yang sebaliknya? hal yang mendasar yang
dipertanyakan misalnya ada barang yang tertinggal di dalam taksi online
bagaimana menghubungi dan meminta pertanggung jawaban? Apakah hal ini dapat
dijawab oleh pemilik jasa transportasi online? Kembali ke share riding ; apa
saja keunggulan yang ditawarkan oleh uber sharing ini kepada kita sebenarnya?
Dari harga tentu saja akan lebih murah tentunya karena kita tidak akan
sendirian berada di dalam kendaraan taksi jasa online ini. Karena mungkin kita
akan di sharingkan dengan dua atau tiga orang dari arah yang sama yang akan
kita tempuh. Bukankah ini sistem yang lebih fleksibel dan efisien? Dimana seperti
yang sudah dibeberkan sedikit di atas bahwa bagaimana cara mengatasi kemacetan
versi kita sendiri. Bukankah seperti itu kalau sudah diberikan kemudahan masih
mau menggunakan kendaraan pribadi sendiri tanpa mengesampingkan ego kita
masing-masing? Bagaimana? Hal menanggulangi kemacetan seharusnya menjadi
permasalahan kita bersama yang harus kita pecahkan bersama-sama. Bukan dengan
ego kita masing-masing lalu kita masih menggunakan kendaraan pribadi kita balik
ke masalah yang sama. Lalu bagaimana dan bagaimana upaya kita masing-masing
untuk menanggulanginya? Sudah saatnya bagi diri kita masing-masing untuk sama-sama
menanggulangi masalah ini bersama-sama. Boleh-boleh saja tentunya menggunakan
kendaraan pribadi tetapi tentunya juga harus bijak dalam berkendara. Kita ini
hidup di kota metropolitan yang serba sesak dimana-mana apakah mau masalah
kemacetan seakan tidak dapat kita tanggulangi bersama? Mari kita sama-sama
bijak untuk mengatasi masalah kemacetan dengan solusi yang sudah diberikan
sedemikian rupa. Salah satunya dengan uber riding ini. Di mana di kemudian hari
kita tidak tahu solusi apa lagi yang akan diberikan oleh jasa transportasi
online kepada kita sebagai masyarakat Indonesia khususnya Jakarta. Yang perlu
kita lakukan adalah mencoba mengikuti arah dari solusi yang sudah diberikan
agar ke depannya tentunya masalah kemacetan dapat terselesaikan sedikit demi
sedikit. Mengikuti adanya pembangunan MRT yang sedianya akan selesai dalam
waktu yang akan datang. Mari sebagai masyarakat Jakarta yang bijak kita jangan
lagi memakai ego kita semata meskipun
dalam hal finansial kita mampu untuk membeli kendaraan tersebut. Tentunya segabai
orang tua yang bijak juga jangan semata menyenangkan hati anak kita yang sudah
menginjak remaja kita membelikan mereka satu persatu kendaraan bermotor bagi
mereka. Tidak kah terpikir jika satu keluarga memiliki 2 atau 3 kendaraan satu
persatu masalah kemacetan Jakarta tidak akan pernah terselesaikan dengan baik. Jadi
solusinya kembali ke pribadi kita masing-masing sudah tersedia dari jasa
transportasi busway yang relative murah dan nyaman sampai ke jasa transportasi
online dengan uber sharingnya. Mari kita jadikan Jakarta kita bersama yang
bebas dari masalah kemacetan yang terus merajalela. Kalau tidak dari kita
sekarang generasi milineal yang bersama-sama mensosialisasikan masalah ini lalu
siapa lagi?
Solusinya ride sharing ya,mkch banyak infonya ya
ReplyDelete