ciputra -" ayah property dan arsitek Indonesia "

 

                   Jejak rekam maestro “ Property dan arsitek “ Indonesia.

  





 




     Pemimpin yang bersahaja dan terus memberikan yang terbaik, berdedikasi untuk keberlangsungan tanah air sekarang dengan jiwa kepemimpinan atau enterprenur yang di milikinya. Tentunya ia mempunyai alasan tertentu mengapa ia menyampaikan hal tersebut? Bukan hanya legacy yang telah di berikannya kepada tanah air Indonesia degan berjuta property dari sabang sampai merauke , akan tetapi sampai ke ranah pendidikan pun, Universitas Ciputra sudah di bangunnya. Tujuannya sekali lagi untuk menularkan jiwa entrepreneurship kepada masyarakat Indonesia tidak pandang bulu, tua muda, miskin- kaya, wanita-laki-laki. Semua mempunyai hak yang sama ratanya untuk mengenyam pendidikan yang sesuai dengan yang di minatinya. Dari zaman “ R.A Kartini saja pendidikan sudah di perjuangkan sehebat  mungkin dari kaum bangsawan. Masakan sampai Indonesia sudah merdeka 75 tahun, masih saja kita tidak berusaha sebaik untuk mengejar pendidikan yang terbaik. Mari dari kita semua yang mau mengubah hidup kita masing- masing teruslah belajar untuk mencapai pendidikan yang layak untuk kehidupan kita yang lebih baik lagi.

 

       Siapa yang tidak kenal dengan nama besar dari pengusaha property ternama , almarhum Ciputra. Yang membuat  " rawa-rawa menjadi dunia fantasi pertama dan terbesar di tanah air kita sendiri. Bahkan di mancanegara pun , bapak Ciputra di akui kepiawaiannya dari segi finansial dan di nobatkan dengan kekayaannya yang mencapai U$ 950 juta. Tentunya banyak rekam jejak yang di sampaikan oleh maestro property satu ini untuk tanah air sendiri. Banyak pesan moral yang bisa di pelajari dari orang-orang yang dekat dengan Bapak Ciputra semasa hidupnya tentu saja. Bahwasanya kenikmatan hidup harus di perjuangkan sedemikian rupa sampai akhir hayatnya. Kalau kebanyakan orang mengira bahwa Ciputra terlahir dari orang yang berada itu salah persepsi adanya. Bagaimana tidak bahkan sejak Ciputra masih kecil ia sudah meraskan pahit dan sulitnya hidup. Sejak kecil beliau sudah tidak mempunyai ayah karena Ciputra hidup di masa jaman penjajahan Jepang. Dan akhirnya ayah dari Ciputra meninggal di dalam tahanan di Menado. Bisa kita bayangkan bagaimana Ciputra kecil sudah tidak memiliki figur ayah yang bisa ia temui di dalam kehidupannya. Sejak ayahnya meninggal, praktis Ciputra di titipkan kepada tante dan kakeknya dengan tujuan ia mempunyai porsi pendidikan yang sesuai untuk anak di usianya tentunya. Singkat cerita, Ciputra meneruskan pendidikan yang sesuai di sekolah Menengah Pertama di Menado. Tetapi malah setelah ia selesai menamatkan sekolahnya di Sekolah Menengah Pertama, ia malah menuju kota kelahirannya di Jawa. Ia kemudian meneruskan tanpa henti pendidikannya di kota Bandung dengan memasuki Institut Teknologi Bandung. Sepertinya sudah tepat Ciputra mengambil jurusan ini karena di sinilah ia menemukan passionnya yang sebenarnya yang mana akan merubah masa depan property tanah air kita. Seperti apa nantinya almarhum Ciputra akan merubah dengan pemikiran dan desain yang akan di ciptkannya? Pembelajaran dari beliau sungguh memberikan inspirasi kepada kita bagaimana belajar dan menjadi enterpreneur atau pengusaha yang sesungguhnya. Jasamu akan selalu melekat Pak Cip. 

 

 

 

      Pembelajaran yang saya dapat di dalam sosok Ciputra adalah Ciputra ingin orang-orang yang terdekat dengannya,  melatih orang-orang yang kerap dianggap rendah di Indonesia melalui entrepreneur agar bisa menghidupi keluarganya.  Bahkan Pak Cip pun percaya bahwa profesi sebagai Psk pun jika mau di latih dan di perbantukan dapat mengubah nasib mereka sendiri untuk kehidupan mereka yang mempunyai makna mereka. Pemikiran yang terdalam dari maestro sekelas Bapak Ciputra adalah orang yang berada di kelas bawah sekalipun mempunyai kesempatan yang sama hal nya dengan kita yang mengenyam pendidikan yang berbobot. Akan tetapi orang yang berbobot dan mempunyai pendidikan yang mumpuni pun tetap tidak bisa mengandalkan ijazah mereka semata di dalam lapangan pekerjaan yang terbuka sekalipun. Coba kita renungkan baik-baik ya , lokasi dari salah satu karya Pak Ciputra yaitu “ Dufan itu sendiri dulu nya adalah rawa-rawa dan tidak di anggap atau hanya di lirik sebelah mata saja. Akan tetapi sekarang dufan yang berada tepat di jantung ibu kota , terbukti hanya satu-satunya tempat atau wahana bermain yang bisa kita nikmati di Ibu kota belum ada penggantinya. Pembelajarannya adalah jangan pernah kita melihat orang dari sisi luarnya saja, karena masa lalu atau dari pekerjaannya yang biasa-biasa saja. Tetapi lihatlah dari rekam jejak orang tersebut, maukah untuk merubah diri mereka sendiri menjadi orang yang lebih baik adanya. Karena dengan kesempatan yang terbuka luas di mana saja, akan tetapi jika kita tidak mengoptimalkan hal itu menjadi dan dilakukan. Kesempatan akan menjadi kesempatan belaka saja dan tidak bisa kita petik buahnya. Tetapi dengan proven result yang kita raih , ejekan itu akan terasa seperti “ angina sepoi-sepoi” tidak berarti semata. Karena tentunya mereka yang mengejek kita akan bungkam dengan sendirinya. Jadi, belajarlah terus hari lepas hari untuk meraih asa dan impian kita terbesar dan terdalam dengan cara jangan mudah putus asa atau mudah cengeng atau sensitive di dalam berkomunikasi dengan teman-teman.

 

 

      Inilah kira-kira kisah kehidupan dari maestro property tanah air kita, Bapak Ciputra. Tidak pelak kita akan belajar sekali lagi bagaimana kita dengan tekad yang luas akan bisa mengubah kehidupan kita meski dari titik nol sekalipun. Kehidupan orang, kita sendiri yang akan memahami dan terus mengsusahakannya ke arah yang lebih baik sekalipun.  Siapa yang sangka atau nyana bahwa orang yang berlimpah harta ini, kehidupan ekonominya sama sekali bisa di katakan dulu di bawah rata-rata. Segala sesuatu di dalam hidup ini adalah pembelajaran yang tidak aka nada habisnya jikalau kita mau dengan sepenuh hati dan tekad mengusahakannya, alam dan snag khalik pencipta kita akan bekerja sama dan tidak tinggal diam untuk meluruskan niat baik , setiap peluh dan kerja keras kita semata. Pesan dari kehidupan Pak Ciputra yang perlu kita contoh dan tiru adalah ethos kerja yang sepadan dan bekerja sepenuh hati untuk melakukan apa pun yang harus kita kerjakan dengan sebaiknya. Kalau kita terpanggil untuk melakukan hal kemanusian, tidak menutup kemungkinan harus di imbangi dengan kehidupan finansial kita yang kuat juga. Barulah kita bisa dengan mudah untuk melakukan hal kemanusian atau menolong satu dengan yang lain.

       

     Di sinilah karir Ciputra berkembang sesuai dengan passion yang di milikinya di dalam pendidikan yang di tempuhnya selama di Institut Teknologi Bandung. Ciputra tentunya tidak main-main di dalam pekerjaannya, karena ia sudah bertekad akan memberikan dengan sepenuh hati apa yang dimilikinya dengan pekerjaannya. Bersama dengan temannya almarhum Liem Soe Liong, Budi Brasali dan Ibrahim Risjad, Ciputra mendirikan Metropolitan Group untuk membangun beberapa property lagi. Bersama dengan teman-teman mereka Ciputra kembali mengepakkan sayapnya dengan memberanikan diri mendirikan property untuk kalangan menengah atas di daerah Pondok Indah dan kota Mandiri Bumi Serpong Damai. Begitulah rekam jejak bapak arsitek kenamaan tanah air sendiri untuk tetap focus di pekerjaannya yang di gelutinya. Fokus di dalam hal ini artiannya adalah ia berusaha terus untuk menggali dan memberikan yang terbaik dari ide dan kreatifitas yang di milikinya selama mengenyam pendidikan. Di balik itu , tentunya Ciputra melihat kesempatan-kesempatan yang ada selama ia bekerja dan berkarya, karena itu ia memberanikan diri untuk mendirikan grup perusahaan keluarga sendiri dengan maksud yang sudah di pikirkan masak-masak tentunya. Seperti apa bisnis dengan nama besar keluarga sendiri? Mari kita terus belajar dan bias menyesuaikan dari apa pekerjaan apa pun yang sedang kita kerjakan.

 

        Waktu pun berlanjut terus tentunya sejalan dengan pekerjaan yang di  kerjakan Pak Cip di dalam bidangnya. Yang ingin saya coba sampaikan di dalam rekam jejak pekerjaan Pak Cip terlebih di tahun 1997 di saat krisis moneter menimpa perekenonomian Indonesia, tidak luput dari bisnis Pak Cip. Di mana ada 3 lini bisnis yang menimpa Pak Cip saat itu yaitu : Metropolitan Group, Jaya Group dan Ciputra Group. Pak Cip pun tentunya harus memutar otaknya agar tidak terlalu berimbas terlalu jauh da nada solusi di balik masalah yang ada. Tak hanya itu ternyata ada bisnis lainnya dari Pak Cip yang bergerak di bidang banking yaitu Bank Ciputra yang terpaksa harus di tutup oleh pemerintah dengan alasan tidak layak. Begitu juga bisnis Asuransi Jiwa Ciputra Allstate yang terpaksa juga harus di tutup untuk sementara waktu. Pembelajaran apa yang dapat kita pelajari dari kisah ini, Pak Cip tetap berusaha dengan sepenuh hati bukan lari dari masalah untuk tetap menyelesaikan masalah keuangan di lini-lini bisnis yang di milikinya. Karenanya dengan kebijakan moneter dari pemerintah, Pak Cip berusaha sebaik mungkin untuk dapat melunasi atau merestrukturisasi hutang-hutang yang di milikinya. Dengan niat yang baik tersebut akhirnya, ketiga group tersebut akhirnya dapat “ Survive” atau bangkit kembali dan sekarang Group Ciputra tidak di nyana malah mampu mengembangkan sayapnya lebih luas lagi ke arah yang lebih mumpuni. Group Ciputra bukan hanya di kenal di dalam negeri saja akan tetapi juga meluas sampai ke pelosok beberapa negara di asia tenggara. Sekali lagi pesan moral di dalam melakukan bisnis apa pun adalah, lakukan yang terbaik, jangan mudah untuk putus asa atau aral di dalam melakukan bisnis kita. Karena begitu mindset atau pemikiran kita menyampaikan untuk kita tidak bisa melakukan bisnis atau pekerjaan kita sendiri, dengan sendiri nya kita tidak akan bisa mengembangkan atau menyeimbangkan pemikiran yang benar atau hal yang mana yang harus kita lakukan. Semoga pemikiran kita terbuka setelah membaca tulisan sederhana dari penulis sekaligus pebisnis yang bergerak di bawah naungan bisnis “ Ciputra” untuk saat ini sampai lekang waktu tentunya dan semoga. Semangat dan sukses di tangan dan kerja keras dan cerdas kita masing-masing.

Comments