Rumah tanpa jendela atau rumah dengan jendela untuk keluarga kita masing-masing
Jika kita membaca judul filmnya apa yang
pertama terbersit di dalam hati nurani kita masing-masing. Film yang sarat
dengan pesan moral yang terkandung di dalamnya. Bagaimana perbedaan yang sangat
jelas terjadi di antara strata orang kaya dan orang yang tidak mampu. Yang
harus membanting tulang nya di tiap harinya hanya untuk sesuap nasi di tiap
harinya. Akankah setelah kita menonton film ini tindakan kita kepada orang yang
membutuhkan uluran tangan kita masih tetap sama adanya. Penulis berharap
tentunya tindakan dan mindset kita dapat sedikit demi sedikit di buka kan.
Penulis juga menarik kesimpulan dari pesan moral yang sangat sarat di dapat
dari film ini yaitu jangan membuat perbedaan yang berarti dari kita semua
miskin dan kaya sudah seharusnya kita bergandengan tangan. Bahkan kita dapat
menbantu kaum yang di bawah kita tanpa menginjak-nginjak martabat mereka. Dimana
belum tentu keberadaan dari segi finansial yang kita yang lebih dari mereka ;
mereka tidak ada apa-apa nya di banding kita. Pesan lain yang terkandung di
dalam film ini yaitu bahwa bukan berarti kita sudah menjadi kaya dan kehidupan
emosi dan kebutuhan yang lainnya sudah tercukupi. Lihat lebih jauh teman-teman
pembaca yang budiman bahwa betapa kentalnya persahabatan antara Rara dan Aldo. Bukan
berarti kekurangan aldo tidak dapat melakukan yang kurang dari anak-anak
sebayanya. Mari kita lihat lebih dalam lagi pesan moral apa yang sebenarnya
ingin disampaikan oleh penulis kali ini.
Seperti sudah disinggung sebelumnya
meskipun penulis sudah menonton nya entah sudah yang keberapa kalinya.
Sepertinya tergerak dari hati penulis untuk membagikannya apa yang
dirasakannya. Secara pribadi penulis ingin menyampaikan bahwa sudah saat nya
kita jangan lagi memandang bulu atau memandang sebelah mata akan hal yang tidak
perlu. Kedua keluarga yang sangat bertolak belakang adanya keluarga satunya
yang di tunjukkan untuk judul dari film ini yaitu rumah tanpa jendela. Mari
kita lebih seksama mengartikan dari judul film ini. Keluarga ini berlatar
belakang dari strata masyarakat yang di bawah rata-rata adanya. Bahkan untuk
membeli jendela alias penopang untuk rumah mereka sendiri saja mereka tidak
mampu bagaimana mungkin keluarga yang seperti ini dapat kuat untuk menghadapi
beratnya tekanan dari hari ke hari. Tetapi coba tengok lebih jelas lagi yang
terjadi di dalam keluarga yang sangat sederhana yang satu dari antara mereka
memberikan pencerahan bagi keluarga yang bertolak belakang. Keluarga ini
berintikan tiga orang saja tidak lebih dan tidak kurang. Si nenek ; Rara anak
kecil yang masih menempuh pendidikan di sekolah dasar dan ayah dari Rara yang
diperankan cukup apik oleh bintang film dan mc kenamaan tanah air pertiwi kita
yaitu Raffi Amad. Rumah mereka yang tanpa jendela apakah masih mereka dapat
mencicipi yang nama nya kebahagiaan dan saling berbagi terhadap yang lainnya?
Keluarga ini sangatlah sederhana adanya
ayah dari Rara di tiap harinya hanya berjualan barang-barang bekas yang
kemudian di jual lagi hanya untuk membeli kebutuhan sehari-hari mereka untuk
sesuap nasi. Tetapi lihat kembali
perjuangan dari keluarga itu tidak sedikitpun dari mereka menampakkan
keterpurukan dari kondisi yang mereka punyai tetapi yang ada mereka berusaha
dan terus berusaha keras untuk menggapaiapa yang sudah mereka janjikan. Penulis
mencoba menampilkan percakapan sederhana antara bapak dan anak nya. Dimana apakah
benar bapaknya bisa membelikan jendela untuk rumah mereka bersama pastinya.
Bapaknya hanya tersenyum penuh kemenangan dan tentunya di dalam hatinya yang
paling dalam berusaha untuk tidak mengecewakan hati anak perempuan semata
wayangnya. Yang ada dari ke hari belum muncul juga jendela untuk melindungi
rumah mereka bersama dikarenakan di mana uang dari hasil menjual barang bekas
laki-laki setengah baya itu tidak mencukupi untuk membeli jendela yang di minta
oleh anak perempuan semata wayangnya. Tetapi rupa nya bapaknya tidak kehilangan
akal untuk mendapatkan hati dari rara anak semata wayangnya itu. Dimana terlihat
di suatu scene bahwa bapaknya menggambarkan beberapa buah jendela yang seakan
nampak nyata untuk rumah mereka. Begitulah kira-kira gambaran yang terlihat
nyata bahwa orang di bawah garis kemiskinan hanya bisa membuat hati mereka
bahagia untuk menggapai apa yang menjadi cita-cita dan keingingan terbesar mereka.
Bagaimana dengan kita sekalian yang sudah diberikan sebagaimana adanya oleh
Yang Maha Kuasa berkat yang luar biasa apakah kita masih pantas untuk berkeluh
kesah akan hal yang lebih dari mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan itu?
Masihkah rumah yang anda tinggali tidak ada jendela-jendela yang melindungi
tempat kalian untuk berteduh? Lihatlah sekeliling kita biar hati dan nurani
kita lebih terbuka dan lebih banyak bersyukur dari pada berkeluh kesah. Semoga
pastinya…
Apa yang menjadi permasalahan sentral di
sini jika penulis melihat nya dengan lebih seksama yaitu meskipun aldo sahabat
karib dari Rara tinggal di kelilingi rumah yang terlalu banyak jendelanya. Akan
tetapi dengan keterbelakangan yang dimiliki oleh Aldo semata seperti nya ia
tidak mendapat terlalu banyak perhatian yang khusus meskipun hanya seorang
kakak perempuannya yang seakan selalu bersikap acuh tak acuh dan selalu
emosional dan malu adanya untuk mengakui bahwa memang dia mempunyai seorang
adik laki-laki yang berkebutuhan khusus. Yang ada kakak perempuannya ini selalu
marah-marah dan tidak pernah menunjukkan kasih sayang nya kepada adik bungsunya
ini. Padahal belum tentu anak yang berkebutuhan khusus itu bodoh dan tidak
dapat melakukan hal yang lain yang tidak dapat dilakukan oleh orang pada
umumnya. Singkat cerita kakak perempuannya atau Dini di sini kepalang kecewa
karena perbuatan nya yang fatal yang mengakibatkan aldo melarikan seorang diri
dari rumah. Di sini lah letak klimaks dari cerita film ini yang sesungguhnya
dan tentunya mengharu biru. Bagaimana aldo seorang anak yang berkebutuhan
khusus ini tanpa pengawasan dari anggota keluarganya karena merasa terbuang dan
sudah mengecewakan pesta ulang tahun dari kakak nya ini melarikan diri. Aldo
sepertinya merasa kakak Dini sudah banyak dikecewakan oleh dirinya. Dia pun
berpikir cepat untuk segera mendatangi Rara teman sebanya nya yang paling
mengerti keadaan dirinya dan tidak pernah sekalipun memandang rendah akan
keberadaan dari teman baru nya ini. Justru Rara ini sudah dianggap keluarga
sendiri oleh keluarga Aldo di mana sejak kematian ayah rara ; Rara
diperbolehkan tinggal sejenak di rumah Aldo. Di sinilah letak hubungan yang
sangat harmonis dan tanpa memandang dari mana asal usul dari Rara. Mereka dengan
penuh empati berusaha menolong rara sebaik mungkin terutama di sini ada tokoh
nenek dari keluarga Aldo yang sangat baik hatinya. Dia sangat perhatian kepada
siapa pun juga tanpa memandang asal usul mereka. Nah ; bagaimana kelanjutan
atau akhir dari kisah film rumah tanpa jendela setelah aldo melarikan diri dari
rumah karena merasa terbuang dan sudah berbuat kesalahan yang sangat fatal
terhadap kakak perempuan satu-satunya Dini? Pesan moral dari film ini sangat
menyentuh jiwa dan raga dari penulis semoga pembaca yang budiman juga demikian
adanya.
Sesaat setelah aldo kabur dengan
menggunakan taksi dia berpikir untuk menemui Rara di mana mungkin di dalam hati
kecil nya dia berpikir dia dapat menuangkan curhat dari hatinya. Tetapi di
sinilah ternyata keluarga aldo yang tentunya sibuk mencari keberadaan dari Aldo
sedikit mendapat clue atau petunjuk di mana mungkin saja aldo berada di rumah
sakit bersama Rara teman terbaiknya. Tetapi malah karena aldo tentunya masih
memendam rasa kesal dan kecewa bersikap tidak mau menemui kakak laki-laki nya
yaitu adam ketika terlihat sekilas datang ke rumah sakit tempat di mana nenek
Rara dirawat. Dengan maksud Aldo sedang tidak mau bertemu dengan keluarganya
terlebih dahulu. Anak kecil pun mempunyai hati yang cukup sensitive sepertinya
ketika kita mengecewakan hati mereka karena itu janganlah mengecewakan hati
anak-anak kita para orang tua yang budiman. Tetapi karena terus bersembunyi
dari keberadaan keluarganya aldo malah mengerti bagaimana cara mendapatkan uang
dari hasil kerja kerasnya sendiri dengan Rara yang pasti. Disitulah aldo
terbuka mengatakan bahwa dia sedang mengecewakan hati kak Dini dan enggan untuk
pulang ke rumah nya untuk sementara waktu. Tetapi rara mengingatkan bahwa
bagaimanapun rumah adalah tempat terbaik bagi kita untuk berlindung tidak ada
tempat lain yang cukup pantas bagi kita semuanya selain mendapatkan kasih
sayang yang secukupnya selain di rumah kita sendiri. Rara mengatakan kembali
orang tua dan kakak-kakak dan nenek nya pasti kebingungan mencari keberadaan
aldo yang sedang ingin menghilang ini. Singkat cerita mereka pun bingung akan
kemana lagi untuk sekedar berteduh dan terpikir bahwa aldo ada tempat sanggar
melukis yang mana biasanya dia kunjungi. Mereka pun tertidur di sana dan tak
lama aldo yang mempunyai kelebihan melukis mencoba untuk melukis apa yang
menjadi kegalauan nya selama ini. Di dalam lukisan itu terlihat bahwa ternyata
dia lebih dekat dengan pembantu-pembantu yang mengasuhnya di mana anggota
keluarga yang lain terlalu sibuk dengan kesibukan mereka masing-masing. Ayahnya
sibuk bekerja ;ibu nya sibuk arisan ; kakak perempuan nya pun juga sibuk. Jadi yang
ada aldo hanya seakan tinggal di keluarga yang bak istana tetapi tidak
mendapatkan perhatian yang sesungguhnya yang harus ia dapatkan dari orang tua
dan kakak-kakak nya semuanya. Sesaat setelah menggambar lukisan yang ia gambar
dari lubuk hati nya seluruh keluarga nya ibu nya dan kakak perempuan nya menghampiri
aldo dan mengucapkan maaf atas perbuatan mereka selama ini. Pembaca yang
budiman yang terkasih jangan sampai kita berada di zona nyaman karena kita
sudah menjadi orang yang berada dan tidak memberikan asupan kasih sayang yang
cukup kepada anak-anak kita sekalian. Semoga bukan hanya jendela yang
melindungi rumah naungan kita berada tetapi jendela hati yang sesungguhnya kasih
sayang yang sederhana dan apa ada nya yang tetap di butuh kan oleh anak-anak
kita sekalian. Amin
Comments
Post a Comment